Kisah Istri Bayaran

Kekhawatiran Tersembunyi (6)



Kekhawatiran Tersembunyi (6)

0Nie Zhining mengangguk, ia juga tidak bisa menyembunyikan kesulitan di hatinya.     
0

"Qingqing, bisakah kamu membiarkan Xu Zijin untuk syuting iklan kertas gulung perusahaan kami?"     

Gu Qingqing tercengang, kemudian mengangguk, "Tentu saja bisa, tapi harus disetujui oleh Presiden Lin."     

Iklan kertas gulung itu didapatkan oleh Xu Zijin, tapi karena ketidakhadirannya tanpa alasan, Lin Zhouyi marah dan memutuskan untuk menyerahkannya kepada Gu Qingqing. Ini adalah hal sepele, jadi tentu saja Gu Qingqing tidak peduli.     

Xu Zijin juga membutuhkan iklan kertas gulung ini untuk berpartisipasi dalam kompetisi. Tidak ada yang lebih cocok dengan tema perlindungan lingkungan selain iklan seperti kertas gulung dan air mineral.     

Setelah membicarakan 2 hal itu, suasana di ruangan juga menjadi jauh lebih baik. Leng Sicheng tidak bisa menahan diri untuk sedikit mengernyit ketika melihat mereka masih berdiri di tempat.     

Bukankah mereka sudah bisa pergi kalau semua urusan sudah selesai dibicarakan?      

Kedua pihak melihat satu sama lain. Nie Zhining berkata terlebih dahulu, "Terima kasih, kalau begitu kami akan …."     

Sebelum ia mengucapkan kata pergi, Xu Zijin tiba-tiba menerima panggilan telepon, tapi itu adalah panggilan telepon dari pembantu keluarganya, "Kenapa?"     

"Nona kedua, gawat, nyonya kecelakaan!" Suara pembantu itu sedikit panik.     

"Kecelakaan? Apa yang terjadi?" Meskipun Xu Zijin arogan, tetapi ia masih memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang tuanya. Ia langsung bertanya ketika mendengar bahwa ibunya kecelakaan.     

"Saya juga kurang tahu, tapi sepertinya pendarahan otak tiba-tiba, dan nyonya sudah dibawa ke rumah sakit."     

"Kalau kamu tidak tahu apapun, untuk apa kami mempekerjakanmu!" Xu Zijin sangat cemas. Jika pendarahan otak tiba-tiba tidak ditemukan tepat waktu, itu akan menyebabkan kematian!     

"Pada saat itu, Tuan telah keluar, dan Anda juga telah keluar, lalu Nyonya meminta saya untuk membeli bahan makanan. Pendarahan otaknya ditemukan tepat waktu dan dokter masih mencoba yang terbaik untuk menyelamatkannya. Nyonya sudah tidak dalam kondisi pengancaman nyawa untuk saat ini." Pembantu itu lalu menambahkan, "untungnya Kak Wu ada berada di sana. Jika tidak, situasi akan sangat buruk."     

"Kak Wu?" Xu Zijin sedikit bingung, apakah ibu punya teman bernama Kak Wu?     

"Iya, Kakak Wu Aimei yang membantu di rumah sebelumnya." Setelah pembantu itu mengatakannya, tidak hanya Xu Zijin, tapi bahkan Gu Qingqing yang berdiri di samping juga sedikit terkejut.     

Mengapa ibunya pergi menemui Li Hongrui? Undangan Xu Zijin dan Nie Zhining tidak mungkin dikirim ke keluarga Gu, kan?     

"Katakan di rumah sakit mana ibuku berada! Aku akan segera pergi ke sana!"     

Xu Zijin sangat cemas, meskipun ibunya sudah tidak dalam kondisi pengancaman nyawa, tetapi pendarahan otak merupakan penyakit yang sangat serius, dan juga sering meninggalkan gejala lain. Gu Qingqing melirik Leng Sicheng, "Bagaimana kalau kita juga pergi ke sana?"     

Bukan untuk melihat Li Hongrui, tetapi pergi untuk melihat Wu Aimei!     

Leng Sicheng menatapnya dan mengangguk.     

 ----     

Mereka berempat bergegas ke rumah sakit. Ketika tiba di pintu ruang gawat darurat rumah sakit, mereka melihat Xu Boxian dan istrinya, kemudian juga ada Xu Zipei dan Xu Zhongxu. Seluruh anggota keluarga tampak khawatir.     

Sementara itu, di sisi lain koridor, hanya ada Wu Aimei yang duduk sendirian. Ia terlihat sedikit cemas dan khawatir.     

Ketika melihat mereka datang, semua orang segera berdiri. Xu Zijin hampir menangis ketika ia melihat lampu merah yang menyala di atas ruang operasi. "Ayah, apa yang terjadi dengan ibu?"     

Xu Zhongxu tampak lesu, "Aku tidak tahu. Dokter mengatakan bahwa itu adalah pendarahan otak yang tiba-tiba. Kejadiannya ditemukan tepat waktu dan masih sedang diselamatkan. Meskipun nyawanya berhasil diselamatkan, tapi mungkin ada gejala lain …."     

"Bagaimana mungkin orang yang begitu sehat seperti ibu bisa tiba-tiba mengalami pendarahan otak!" Xu Zijin menghentakkan kakinya dengan cemas, kemudian menatap Wu Aimei dengan tatapan dendam, "apakah karena kamu! Apakah kamu yang menyakiti ibuku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.