Kisah Istri Bayaran

Bintang Mewakili Hatiku (12)



Bintang Mewakili Hatiku (12)

0Gu Qingqing mengangkat kepala, dan mengangguk dengan tidak fokus, "Oh, baik, pergilah. Bermainlah dengan menyenangkan."     
0

"Eh, Baik! Aku pasti akan kembali di malam hari, pasti!" Pembantu itu mengangguk sambil tersenyum.     

Gu Qingqing tertawa dan berkata, "Baguslah jika kamu benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama. Ketika kamu menikah, aku akan memberimu satu set mas kawin."     

Pembantu yang biasanya diam itu menjadi malu dan lari.     

Bahkan pembantu juga memiliki acara pada hari Festival Qixi, tetapi bagaimana dengan dirinya ….     

Gu Qingqing menggelengkan kepalanya dan naik. Ketika ia menutup pintu kamar tidur dan berada di rumah sendirian, perasaan kesepian serta tertekan menyerangnya lagi.     

Di dalam ruangan itu penuh dengan bau Leng Sicheng, tidak peduli itu di bantal, di sofa, di dekat meja atau di kamar mandi.     

Ada sebuah lagu yang berjudul "Merindukanmu bukan karena kesepian, tetapi kesepian karena merindukanmu."     

Setiap kali memikirkan Leng Sicheng, sebagian besar hati Gu Qingqing akan menjadi kosong.     

Ia mengerti apa yang dikatakan Li Youyou, ia hanya … tidak rela melepaskan Leng Sicheng.     

Jika itu adalah orang lain, bahkan jika mereka sekaya dan sekuat keluarga Leng, tetapi jika pria itu berani selingkuh sekali saja, maka Gu Qingqing pasti tidak akan mentolerirnya seumur hidup.     

Semakin seseorang menghargai pernikahan, maka orang itu akan kehilangan cintanya. Jika Leng Sicheng benar-benar tidak menelepon, Gu Qingqing juga bisa meneleponnya dan menanyakan kabarnya!     

Ia sangat jarang menelepon nomor pribadi Leng Siceng. Awalnya, Gu Qingqing meneleponnya untuk meminta bantuannya mengenai masalah kakaknya, tapi panggilan teleponnya itu malah ditutup dengan dingin oleh Leng Sicheng. Setelah itu, ia pun takut akan mengganggu pekerjaan Leng Sicheng, jadi paling-paling ia hanya akan mengirim pesan teks dan menanyakan kabarnya. Ia tidak pernah berani menghubunginya terlebih dulu.     

Tetapi hari ini, ia benar-benar tidak bisa menahannya lagi.     

Ia melihat ponselnya dan mengumpulkan keberaniannya, kemudian melihat waktu sekitar jam 7 sore hari, tepat jam makan malam.     

Seharusnya, Leng Sicheng sudah pulang kerja, kan?     

Gu Qingqing menelepon dengan gugup. Ia dengan cemas menunggu panggilan telepon terhubung, tetapi hasil yang ia dapatkan adalah: "Telepon yang Anda panggil dimatikan".     

Gu Qingqing merasa sedikit kecewa, ia ragu-ragu sejenak dan segera menelepon Sekretaris Cheng.     

Kali ini, Sekretaris Cheng dengan cepat mengangkat panggilannya, hanya saja Gu Qingqing sepertinya tahu mereka sedang rapat atau semacamnya dari suara pelan Sekretaris Cheng, serta mendengar suara perdebatan sengit. Setelah beberapa saat, terdengar suara pintu ditutup, kemudian Sekretaris Cheng keluar, dan suaranya dalam menjawab telepon menjadi lebih keras, "Nyonya."     

"Kalian … masih bekerja?" Gu Qingqing sedikit terkejut. Ia memilih waktu yang tepat, tetapi tidak menyangka Leng Sicheng ternyata masih bekerja.     

"Iya, kami selalu sibuk akhir-akhir ini, dan Presiden Leng masih belum sempat makan malam hari ini. Dia sedang merevisi pekerjaan." Jika bukan karena ingin segera kembali untuk memberikan sebuah kejutan bagi Gu Qingqing, Leng Sicheng juga tidak perlu bekerja lembur.     

Gu Qingqing langsung merasa sakit hati. Ia tahu, Leng Sicheng bukan sengaja tidak meneleponnya. Ia pun segera berkata, "Meskipun sibuk bekerja, tapi harus makan tepat waktu. Kondisi lambungnya tidak baik, minta dia makan sedikit bubur ringan nanti, dan jangan minum alkohol."     

"Nyona, Anda jangan khawatir." Ketika sedang berbicara, di lantai bawah, pembantu memanggil, "Nyonya, makan malam sudah siap."     

Gu Qingqing mengangguk, "Kalau begitu aku tidak akan mengganggu pekerjaan kalian."     

Sekretaris Cheng mengangguk, kemudian menutup telepon dan masuk. Suasana hati Leng Sicheng menjadi tidak begitu baik karena orang-orang di ruangan ini berisik. Ketika ia melihat Sekretaris Cheng, ia bertanya dengan nada buruk, "Kamu habis dari mana?"     

Sekretaris Cheng berjalan ke sisinya dan berbisik, "Nyonya baru saja menelepon."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.