Kisah Istri Bayaran

Hanya Kamu (10)



Hanya Kamu (10)

0Sensasi dingin salep beraroma mint itu pun menyebar di tubuh Gu Qingqing dalam sekejap. Perasaan segar dan menyenangkan itu meredakan rasa panas di area lukanya, dan kini terasa jauh lebih nyaman.     
0

Hanya saja, selama ia menundukkan kepalanya, ia bisa melihat Leng Sicheng yang menundukkan kepalanya dan menatap ke tubuhnya dengan tatapan tenang. Terutama, jari-jarinya yang masih mengoleskan salep. Sensasi dingin salep itu juga menyebar di ujung jari Leng Sicheng yang sedikit hangat dan kering, benar-benar membuatnya merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Ia merasakan rasa malu, serta perasaan lain yang sulit dikatakan!     

Kalian mungkin berpikir perasaan itu adalah perasaan nyaman ketika mengoleskan salep di bagian luka. Tapi Gu Qingqing sendiri tahu bahwa bukan seperti itu.     

Ia hanya memiliki Leng Sicheng, Gu Qingqing juga hanya mencintai Leng Sicheng. Bahkan jika ia marah karena Leng Sicheng tidak pernah benar-benar menganggapnya berarti, serta masih suka mencari wanita lain, dan ia juga tahu bahwa Leng Sicheng mungkin masih merindukan Xu Zipei. Tapi, ia dan Leng Sicheng sudah bersama selama 3 tahun, dan pria ini tahu setiap bagian dari tubuhnya, juga tahu bagaimana membuatnya menyerah secepat mungkin. Bahkan meskipun saat itu Gu Qingqing sendiri tidak menginginkannya.     

Selama Gu Qingqing melihat Leng Sicheng menundukkan kepala, sorot mata Leng Sicheng tampak serius saat membantunya mengoleskan salep. Poni suaminya tampak jatuh menutupi dahinya, bulu matanya yang panjang juga tidak bisa menyembunyikan cahaya redup di pupil mata kuningnya. Leng Sicheng sangat fokus, ekspresinya juga sangat tenang, bibir tipisnya sedikit berkerut, bahkan alisnya yang panjang dan halus juga sedikit berkerut. Gu Qingqing tahu ekspresi ini, itu menunjukkan bahwa Leng Sicheng sedang melakukan sesuatu dengan serius. Dari ekspresi Leng Sicheng tidak terlihat seperti sedang membantunya mengaplikasikan salep, tapi sedang memperbaiki porselen yang berharga.     

Namun, sikapnya saat ini lebih menarik perhatian orang dibandingkan dengan perilakunya yang biasanya gila dan kejam.     

Gu Qingqing menutup matanya, ia mengangkat kepalanya ke belakang dan tidak melihat ataupun memikirkannya lagi. Namun semakin ia ingin mengalihkan perhatiannya dengan menutup matanya, ia semakin merasakan gerakan Leng Sicheng yang sedang mengaplikasikan salep di lukanya dengan cermat. Kini isi kepalanya sedang dipenuhi oleh Leng Sicheng.     

Akhirnya ia baru bisa bernafas lega setelah melihat Leng Sicheng mundur. Tapi ternyata pria itu mundur karena salep di tangannya sudah habis, dan ia mengambil salep lagi kemudian kembali mengoleskannya ke luka Gu Qingqing. Begitu Leng Sicheng kembali menyentuhnya, seluruh tubuh Gu Qingqing langsung terkejut, jari kakinya, jantungnya, otaknya, seluruh tubuhnya seperti sedang kesemutan dan gatal yang sulit dikatakan. Hal ini benar-benar membuatnya sulit untuk menahan diri!     

Ketika Leng Sicheng memperlakukannya dengan marah tadi, ia tidak memiliki banyak perasaan lain selain merasa terhina dan marah. Tetapi saat ini berbeda, kini pria itu sedang mengoleskan luka di bagian yang sedikit sakit dan gatal, dengan kuku yang sengaja dirapikan. Gerakannya sangat lembut, membuat Gu Qingqing seperti ikan yang sekarat di laboratorium. Leng Sicheng seperti mengambil pisau bedah dan membuka tubuhnya, mempelajari berbagai strukturnya. Sedangkan Gu Qingqing malah .…     

Ia mencengkram seprai dengan kuat dan menutup matanya rapat-rapat. Meskipun bibir bawahnya masih sakit, tapi ia tetap menggigitnya karena takut mengeluarkan satu atau dua suara yang tidak senonoh. Tubuhnya tampak tegang, dan ia tidak berani sembarangan bergerak. Ia tidak tahu mengapa waktu seolah berjalan begitu lambat? Kenapa tindakan mengaplikasikan obat ini bisa terasa begitu mematikan baginya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.