Kisah Istri Bayaran

Jika Bisa Hidup Seperti Pertama Kali Bertemu (3)



Jika Bisa Hidup Seperti Pertama Kali Bertemu (3)

0Setelah Chen Wenjie pergi, Leng Sicheng meminta orang untuk membuang mangkuk yang telah digunakan Chen Wenjie untuk minum anggur dan membersihkan sofa dan karpet yang Chen Wenjie duduki. Setelah itu, Leng Sicheng berdiri dan berjalan ke tepi jendela.     
0

Apartemen Qingcheng terletak di kota yang ramai, tetapi suasananya justru sangat sepi. Mata Leng Sicheng sedikit mengembun selama melihat pemandangan banyak mobil melintas di kejauhan yang ditutupi oleh pepohonan hijau. Tangannya memegang sebuah kotak hadiah yang telah dibelinya untuk Gu Qingqing di Inggris. Leng Sicheng telaah secara khusus menghabiskan waktu yang lama untuk memilih kalung itu.     

Leng Sicheng baru saja melihat leher Gu Qingqing yang putih dan panjang, begitu pula gunung-gunung salju di bawah dataran bra berwarna polos. Ia pun berpikir bahwa kalung ini pasti akan terlihat sangat cantik jika dikenakan di leher Gu Qingqing.     

Setiap kali Leng Sicheng pergi setelah bertengkar hebat dengan Gu Qingqing, ia pasti akan merasa impulsif. Ia jadi ingin segera mencari seribu delapan ratus wanita untuk membuat Gu Qingqing marah. Tetapi, setiap kali wanita-wanita itu datang kepadanya, hanya melihat postur feminim mereka saja membuat Leng Sicheng merasa sangat jijik. Ia tidak sabar untuk membuat mereka menghilang! Melihat sekilas saja terasa terlalu berlebihan, apalagi untuk meneruskan hingga terjadi sesuatu.     

Sama seperti Chen Wenjie tadi.     

Leng Sicheng membuka kotaknya. Liontin dari kalung itu berbentuk bulan dengan warna perak yang mengkilap. Kemudian, liontin itu juga bertahtakan berlian berbentuk hati. Berlian itu bersinar dan memancarkan kesan yang sangat hangat… Sama seperti mata Gu Qingqing.     

Saat Leng Sicheng melihat kalung itu, ia tersadar bahwa sepertinya dirinya hampir tidak bisa mengingat sejak kapan ia mengenal Gu Qingqing. Tampaknya, mereka berdua sudah saling kenal sejak lama. Adegan saat mereka bertemu untuk pertama kalinya terasa begitu jelas, seolah-olah itu terjadi pada hari kemarin.     

Sejak kecil, Leng Sicheng tumbuh di kediaman besar dengan halaman luas. Keluarganya merupakan bagian dari sebuah lingkungan masyarakat kelas atas. Jika dibilang besar juga tidak besar, tapi jika dibilang kecil juga tidak kecil. Selain sepupu lelaki bernama Mu Shangen, sepupu perempuan bernama Leng Mo, Mo Dongyang, dan saudara kembar dari keluarga Yu, ada keluarga lain yang sering berhubungan dengan lingkungan kecil mereka, yaitu keluarga Xu.     

Keluarga Xu dianggap sebagai keluarga bangsawan, hanya saja mereka selalu menetap dan berkembang di luar negeri selama bertahun-tahun. Setelah kembali ke Tiongkok, kebetulan keluarga Xu membeli rumah yang dekat dari rumah mereka. Keluarga Xu dilanjutkan oleh dua bersaudara laki-laki yang masing-masing memiliki seorang anak perempuan.     

Anak perempuan keluarga Xu yang sebaya dengan Leng Sicheng bernama Xu Zipei dan merupakan teman sekelasnya, sedangkan adik sepupunya yang bernama Xu Zijin lebih muda dua tahun dari mereka. Karena mereka tinggal berdekatan dan juga teman sekelas, Xu Zipei sering membawa adik sepupunya Xu Zijin ke rumah Leng Sicheng untuk bermain. Karenanya, lambat laun mereka menjadi akrab.     

Leng Sicheng pertama kali mendengar nama Gu Qingqing saat liburan musim panas di usianya yang ke-17 tahun. Di tahun itu, Leng Sicheng baru saja memperoleh sertifikat komputer tingkat keempat dan berpartisipasi dalam kemah pemuda. Saat ia baru saja kembali Tiongkok, kedua anak perempuan keluarga Xu datang ke rumahnya untuk bermain.     

Xu Zijin berteriak dan memberitahu Leng Sicheng bahwa ibunya mempekerjakan pembantu baru. Pembantu tersebut memiliki anak perempuan yang seusia dengannya dan juga diterima di Sekolah Menengah Atas 1 Yancheng. Namanya Gu Qingqing dan juga sekelas dengan Xu Zijin. Ia masih kesal dan terus berceloteh tentang Gu Qingqing yang terlihat jelek seperti roti tanah dan memiliki sifat keras kepala. Xu Zijin sangat tidak menyukai Gu Qingqing.     

Sebenarnya, salah satu alasan Xu Zijin tidak menyukai Gu Qingqing adalah namanya. Semua orang memanggil mereka 'Qingqing Zijin'. Bagaimana mungkin nama Xu Zijin boleh diletakkan di belakang si roti tanah itu?     

Bagaimana mungkin Leng Sicheng akan memedulikan Xu Zijin yang terus membicarakaan soal gadis-gadis lainnya tentang hal ini? Saat itu, ia sangat bosan sehingga ia hanya sembarangan bertanya pada gadis kecil itu, "Siapa namanya?"     

Xu Zijin berpikir sejenak, baru kemudian menjawab, "Gu yang melihat kembali, dan… Dan Qingqing, untuk rumput hijau."     

Leng Sicheng mengangguk dengan santai. Oh, Gu Qingqing. Kunjungi kembali negara sebagai Gu. Qingqing Zijin punya Qingqing. Namanya yang lumayan bagus, begitu pikirnya waktu itu.     

Setelah itu, Leng Sicheng akhirnya melihat Gu Qingqing untuk pertama kali beberapa bulan kemudian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.