Kisah Istri Bayaran

Istrinya (1)



Istrinya (1)

"Youyou, cukup."     

Gu Qingqing yang di sebelah Li Youyou hanya bisa menghela napas pelan dan menarik lengan Li Youyou. Ketika Gu Qingqing berbalik, Chen Wenjie juga melihat wajahnya. Chen Wenjie selalu bekerja sama dalam proyek iklan perusahaan Gu Qingqing baru-baru ini sehingga tentu saja ia mengenalnya. Apalagi, Gu Qingqing pernah bekerja di dalam perusahaan kecil seperti Ming Sheng.     

Dia berani maju dan menghentikanku? Benar-benar tak tahu diri! pikir Gu Qingqing.     

"Apanya yang cukup?!" Li Youyou sangat marah. Ia paling membenci orang ketiga, meskipun suami juga bersalah dan harus bertanggung jawab dalam perselingkuhan. Masalahnya, jika tidak ada orang ketiga yang merayu suami orang dengan tidak tahu malu, tidak akan terjadi pula perselingkuhan seperti ini. Li Youyou pun kembali menghardik, "Aku belum pernah melihat wanita yang begitu jalang sepertimu!"     

Chen Wenjie tidak bisa menahan amarahnya hingga kembali mengabaikan peringatan Leng Sicheng. "Ada apa memangnya dengan aku yang jalang? Jika aku jalang, itu masih lebih baik daripada wanita-wanita yang tidak diinginkan seperti kalian!     

Plak!     

Begitu Chen Wenjie menyelesaikan kata-katanya, sebuah tamparan yang keras mendarat di wajahnya. Chen Wenjie yang tertampar sampai mundur selangkah, lalu kakinya yang berbalut sepatu hak tinggi sedikit terkilir hingga ia hampir jatuh ke lantai.     

Chen Wenjie menutupi wajahnya yang ditampar dan melihat ke depan dengan tidak percaya. Orang yang menamparnya adalah Gu Qingqing! Gu Qingqing yang sedari tadi tidak mengatakan sepatah kata pun. Meskipun wajahnya tenang, matanya memancarkan cahaya yang menakutkan. Dagunya sedikit terangkat, punggungnya tegak, dan auranya mendominasi.     

Chen Wenjie bisa saja berbicara. Tetapi, jika ia berani mengatakan barang sepatah kata saja kepada Li Youyou, Gu Qingqing pasti tidak akan mengampuninya. Orang seperti apa mereka hingga berani berteriak di depanku? pikir Chen Wenjie.     

Mata Gu Qingqing tampak tenang. Ia melihat amarah yang berangsur-angsur membara di wajah Chen Wenjie. Suara Gu Qingqing bahkan lebih tenang daripada matanya saat ia berbicara, "Mengapa? Ingin mencari masalah denganku? Baik, biarkan Leng Sicheng datang mencariku secara pribadi! Youyou, mari kita pergi!"     

Setelah mengatakan ini, Gu Qingqing menarik lengan Li Youyou keluar dari pintu lain I-DO. Gu Qingqing benar-benar tidak bisa menahannya lagi.     

Gu Qingqing memiliki alasan untuk terus menahan diri dari perlakuan-perlakuan Leng Sicheng sebelumnya. Pertama, karena ia mencintai pria itu. Kedua, karena ia menginginkannya. Sekarang, Gu Qingqing telah mengatakan kepada ibu dan kakaknya dengan baik-baik agar tidak perlu memedulikan masalah mereka. Gu Qingqing sendiri juga telah mendapat pekerjaan dan bisa mandiri.     

Sementara itu, tentang cinta… Ketika Gu Qingqing mencintai Leng Sicheng, ia akan sangat memperhatikan setiap tindakan Leng Sicheng. Jika Gu Qingqing menarik kembali cintanya.... Leng Sicheng bukan apa-apa baginya.     

Leng Sicheng bisa melampiaskan ketidakpuasannya terhadap Gu Qingqing. Tetapi, jika ia berani menyentuh keluarga dan teman-temannya barang sedikitpun, pria itu lebih baik mati bersamanya.     

Chen Wenjie belum pernah dipukuli oleh orang lain sebelumnya. Karenanya, setelah ditampar, ia tertegun selama beberapa detik. Chen Wenjie ingin membalas, tetapi Gu Qingqing sudah menarik Li Youyou pergi.     

Chen Wenjie menutupi wajahnya dan ingin mendatangi Leng Sicheng untuk mendapat kenyamanan. Begitu ia membuka pintu mobil, ia segera bergegas maju dan merajuk, "Tuan Leng, kedua wanita itu mengganggu saya!"     

Leng Sicheng telah duduk di dalam mobil dan menunggu Gu Qingqing selama beberapa waktu. Ia ingin menjelaskan kepada Gu Qingqing bahwa ia bukan datang membawa Chen Wenjie untuk membelikan wanita itu cincin dan ia juga tidak ingin bercerai. Jangankan cincin, Chen Wenjie bahkan tidak layak dibelikan sepatu.     

Selama Gu Qingqing datang… Selama ia membuka pintu mobil… Selama ia ingin berbicara… Leng Sicheng pasti akan mengatakan semuanya.     

Tanpa disangka, ketika pintu mobil dibuka, yang masuk malah Chen Wenjie. Leng Sicheng dengan dingin mendorong Chen Wenjie yang menangis dengan keras. Ia segera melepaskan jas yang disentuh Chen Wenjie dengan jijik dan bertanya, "Mengapa kamu membuatnya kesal?"     

Chen Wenjie berpura-pura terisak dan mengatakan, "Saya tidak melakukan apa-apa dan hanya mengatakan beberapa kata padanya. Lalu, wakil sutradara itu memarahi saya dan temannya juga menampar saya! Lihatlah, Tuan Leng, wajahku sampai merah!"     

Leng Sicheng menatap Chen Wenjie dengan dingin. Lalu, ia tiba-tiba mengulurkan tangan dan menampar wajahnya dengan keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.