Kisah Istri Bayaran

Berpura-pura Penuh Kasih Sayang (3)



Berpura-pura Penuh Kasih Sayang (3)

0Saat Leng Sicheng melihat pemandangan di luar, rumah tua keluarga Leng tampak sudah dekat. Ibu Leng Sicheng, Luo Qingxue, telah berdiri di depan pintu rumah. Leng Sicheng bisa melihat bahwa ibunya juga sepertinya sedang melihat ke arah mereka.     
0

Kemudian, Leng Sicheng memalingkan wajahnya dan melihat Gu Qingqing di sebelahnya. Gu Qingqing sepertinya ingin membuka sabuk pengaman mobil dan keluar dari mobil, tetapi sabuk pengamannya macet. Setelah berusaha untuk waktu yang lama, Gu Qingqing tetap tidak bisa membukanya.     

Leng Sicheng segera memberikan perintah, "Kamu duduk diam."     

Gu Qingqing tidak mengerti, jadi ia hanya menuruti perkataan Leng Sicheng dan duduk diam. Leng Sicheng segera membuka pintu mobil, berjalan keluar, dan langsung memanggil, "Ibu!"     

Luo Qingxue baru saja ingin menyapa Leng Sicheng. Namun, ia malah melihat Leng Sicheng tiba-tiba berbalik dan berjalan ke sisi pintu mobil Gu Qingqing. Leng Sicheng membukakan pintu mobil untuk Gu Qingqing.     

Gu Qingqing mendadak terkejut karena cahaya matahari tiba-tiba masuk. Kemudian, wajah tampan Leng Sicheng perlahan-lahan semakin mendekat ke arahnya. Sudut bibir pria itu masih menyunggingkan sebuah senyuman secara khusus. Seiring dengan sinar matahari yang menyilaukan, mata Leng Sicheng juga memancarkan warna cahaya emas seakan ikut ternoda cahaya matahari. Leng Sicheng jadi terlihat seperti patung Romawi yang bergerak.     

Gu Qingqing terkejut dan segera menundukkan kepala. Matanya terus memandangi ujung kakinya dan jari-jarinya juga terus menggosok rok gaunnya. Ia benar-benar tidak berani melihat Leng Sicheng.     

Leng Sicheng melihat Gu Qingqing menundukkan kepala dengan malu. Awalnya ia hanya ingin tersenyum untuk menunjukkan 'keharmonisan' mereka di depan ibunya. Sekarang, ia benar-benar menunjukkan sedikit kelembutan. Leng Sicheng kemudian mengulurkan tangan ke arah Gu Qingqing dan ingin membantunya membuka sabuk pengaman mobil.     

Jari-jari Leng Sicheng yang putih dan ramping perlahan-lahan mendekati wajah Gu Qingqing. Gu Qingqing refleks memejamkan matanya, lalu tubuhnya tanpa sadar menghindar ke belakang. Tangan yang Leng Sicheng ulurkan menjadi sedikit kaku di udara. Senyuman di wajahnya juga perlahan memudar.     

Setelah itu, Leng Sicheng kembali mengulurkan tangannya untuk membuka sabuk pengaman mobil Gu Qingqing. Hanya saja, gerakannya kali ini terlihat lebih kasar, seakan hanya dengan sekali mengulurkan tangan dan menariknya. Gu Qingqing terkejut sehingga langsung membuka matanya dan melihat lebih dekat. Barulah ia menyadari bahwa mata Leng Sicheng tidak lagi dingin seperti yang ia kenal.     

Gu Qingqing tahu bahwa di depan ibunya, Leng Sicheng pasti harus bersikap 'lembut'. Begitu ia memunggungi ibunya, ia akan kembali bersikap naluriah seperti biasa. Leng Sicheng bahkan tidak ingin repot-repot memberikan senyumannya untuk Gu Qingqing.     

Sabuk pengaman mobil ditarik oleh Leng Sicheng dengan begitu cepat. Tangan Leng Sicheng sangat dingin. Ia meraih pergelangan tangan Gu Qingqing dan menariknya keluar dari kursi belakang mobil. Gu Qingqing terkejut karena kekuatan Leng Sicheng yang besar. Karena ia juga belum siap ketika ditarik oleh Leng Sicheng, seluruh tubuhnya terhuyung-huyung saat keluar dari kursi belakang.     

Meskipun Gu Qingqing mengenakan sepatu kulit kecil dengan slop yang tidak tinggi, hanya lima atau enam sentimeter, Leng Sicheng menariknya keluar dengan brutal. Belum lagi, Sekretaris Cheng memarkir mobil di taman rumah tua keluarga Leng. Gu Qingqing menginjak sebuah batu sehingga tumitnya bengkok dan ia hampir terjatuh.     

Leng Sicheng yang berdiri di samping Gu Qingqing segera mengulurkan tangannya, Ia menarik tubuh Gu Qingqing yang miring, lalu menariknya dengan kuat dan memeluk tubuh wanita itu ke dalam pelukannya. Mungkin karena kekuatan lengan Leng Sicheng terlalu kuat, Gu Qingqing merasa seakan ia hampir menabrak dada pria itu.     

Wajah Gu Qingqing menyentuh jas setelan Leng Sicheng, sedangkan punggung dan pinggangnya dipeluk erat oleh Leng Sicheng. Meskipun Gu Qingqing berada begitu dekat dengan jantung Leng Sicheng, ia hanya bisa merasakan kain jas setelan Leng Sicheng yang dingin dan tegas.     

Gu Qingqing sedikit mengangkat kepalanya, lalu melihat dagu Leng Sicheng yang terangkat dan wajahnya yang sedikit memancarkan rasa dingin. Muncul sebuah senyuman pahit di wajah Gu Qingqing. Tentu saja, kasih sayang yang Leng Sicheng sebutkan itu hanyalah kasih sayang yang pura-pura .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.