Kisah Istri Bayaran

Tidur Bersama Semalam (3)



Tidur Bersama Semalam (3)

Leng Sicheng malah mengerutkan kening dan berpikir sejenak, "Besok… Akan ada rapat pukul sepuluh pagi. Selain itu, tidak ada jadwal lain."     

Maksudnya adalah Leng Sicheng tidak ada pekerjaan malam ini dan bisa tidur dengan Gu Qingqing. Masalahnya, meskipun Leng Sicheng tidak ada pekerjaan, Gu Qingqing justru ada! Besok hari Senin dan Leng Sicheng bisa pergi ke rapat pada jam sepuluh, tetapi Gu Qingqing sudah harus absen pukul sembilan dan bekerja.     

Mana mungkin Gu Qingqing berani memberitahu Leng Sicheng bahwa ia juga harus bekerja? Untuk sekarang, pekerjaannya belum benar-benar mapan dan ia masih belum cukup yakin bahwa dirinya dapat hidup mandiri setelah bercerai dari Leng Sicheng.     

"Saya... Kalau begitu, maaf merepotkan Ibu," Gu Qingqing tidak punya pilihan lain selain segera setuju. Kemudian, ia menambahkan, "Sa-saya mau pergi ke toilet dulu."     

Setelah itu, Gu Qingqing segera berbalik dan berlari ke kamar mandi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu masuk ke kamar mandi, ia berpikir dengan panik sebelum kemudian menelepon Lin Zhouyi. Karena Gu Qingqing sekarang adalah sekretaris Lin Zhouyi, jelas ia memiliki nomor pribadi pria itu.     

Tak butuh waktu lama hingga panggilan terhubung dengan cepat. Gu Qingqing memelankan suaranya dan menyapa, "Presiden Lin."     

Di sisi lain telepon, Lin Zhouyi segera menjawab dengan suaranya yang lembut seperti biasanya, "Nona Gu, ada apa?"     

"Ah, Presiden Lin. Saya…" Gu Qingqing agak kesulitan untuk berbicara.     

Gu Qingqing baru bekerja di Xu Yi selama seminggu, tetapi sudah meminta cuti. Tidakkah itu terlalu berlebihan? Tetapi, tidak mungkin jika ia tidak meminta cuti. Jika Gu Qingqing memilih untuk tidak meminta cuti, mana bisa ia memberitahu Leng Sicheng dan Luo Qingxue, Maaf, hari ini saya tidak ada waktu karena ada kerjaan. Saya ingin pulang untuk tidur di rumah saja?     

"Jika kamu ada masalah, langsung katakan saja. Saya tidak ingin karyawan saya bekerja dengan membawa beban emosi," kata Lin Zhouyi dengan ekspresi lembut.     

"Presiden Lin, itu… Bisakah saya datang lebih siang besok?" tanya Gu Qingqing, tak lupa sambil menambahkan, "Saya janji saya bisa bekerja lembur besok malam!"     

"Oh, ternyata ini masalahnya."     

Lin Zhouyi tahu bahwa jika tidak ada masalah, Gu Qingqing akan tidak pernah mengatakan apa-apa, apalagi sampai menelponnya. Lin Zhouyi duduk miring di sofa rumahnya, menyelonjorkan kakinya dengan nyaman, dan mengambil dokumen yang di sebelahnya.     

"Saya sebenarnya baru saja ingin memberitahumu bahwa saya akan keluar untuk rapat besok pagi dan mungkin tidak akan pergi ke perusahaan. Tetapi, saya mau memberikan beberapa dokumen untukmu dan saya harap kamu bisa menyelesaikannya di hari Rabu," Lin Zhouyi memberitahu.     

"Tidak masalah!" jawab Gu Qingqing. Ia menghela napas, lalu cepat-cepat mengangguk setuju, "Presiden Lin, saya minta maaf. Saya pasti akan bekerja keras di masa depan, dan berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan baik."     

"Baiklah. Kalau begitu, saya akan menunggu pencapaian kerjamu."     

Lin Zhouyi tersenyum dan menutup telepon. Ia masih memegang dan membuka dokumen di tangannya. Jelas, kali ini Grup Leng mengganti informasi untuk dukungan iklan baru! Lin Zhouyi ingin melihat seperti apa keberadaan Gu Qingqing, sang 'Nyonya Leng', di dalam hati Leng Sicheng.     

Gu Qingqing menutup telepon dan akhirnya benar-benar menghela napas lega. Lingkungan kerja di Xu Yi cukup bagus, belum lagi bosanya sangat murah hati dan santai. Jika boleh dan bisa, tentu Gu Qingqing berharap untuk terus bekerja di perusahaan seperti ini.     

Gu Qingqing menoleh dan berpura-pura menyiram air, seakan-akan ia benar-benar menggunakan toilet. Sebelum keluar, ia juga menghapus riwayat percakapan telepon di ponselnya agar tidak terlihat oleh Leng Sicheng. Namun, saat ia berbalik untuk keluar dan membuka kunci pintu, ia langsung melihat Leng Sicheng berdiri di luar pintu.     

Gu Qingqing sungguh terkejut sampai menjatuhkan ponsel yang dipegangnya ke lantai. Sementara itu, Ekspresi Leng Sicheng tetap tenang. Pria itu membungkuk dan menundukkan kepalanya untuk mengambil ponsel Gu Qingqing, kemudian berkata dengan santai, "Aku sepertinya mendengarmu berbicara tadi."     

Gu Qingqing mendadak merasa bersalah. Ia segera menggelengkan kepala setelah mendengar itu, "Benarkah? Tidak ada!"     

Semakin Gu Qingqing menyangkalnya, semakin Leng Sicheng merasa aneh. Saat ia menundukkan kepala dan mengecek ponsel istrinya, memang tidak ada yang aneh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.