Kisah Istri Bayaran

Tidur Bersama Semalam (4)



Tidur Bersama Semalam (4)

0Gu Qingqing buru-buru mengambil ponselnya kembali. Leng Sicheng merasa sedikit aneh ketika melihat wanita itu pergi dengan tergesa-gesa. Namun, Leng Sicheng juga tidak banyak lebih jauh. Ia berbalik dan berjalan kembali ke ruang tamu. Ternyata keluarga Leng Yunlin sudah pulang.     
0

Luo Qingxue memandang Leng Sicheng sambil tersenyum dan berkata, "Nak kecil datang tepat waktu. Bibi barusan membuatkan sup. Ibu lihat kamu kehilangan banyak berat badan baru-baru ini. Habiskanlah semangkuk sup."     

Leng Sicheng mengangguk dan berjalan ke sana. Ternyata sepanci sup telah diletakkan di atas meja. Saat Gu Qingqing baru saja ingin menyajikan sup untuk Leng Sicheng, Luo Qingxue menggelengkan kepala. "Bukan yang ini. Ibu meminta Bibi untuk memasak sup khusus untuk menyehatkan tubuh Nak kecil."     

Leng Sicheng tidak banyak berpikir dan hanya melihat bibinya membawakan semangkuk sup. Ia duduk, lalu bibinya juga memberinya sendok. Setelah sup tersaji, Leng Sicheng meminum sup sesuap demi sesuap.     

"Ibu lihat kamu jarang minum air di malam hari, jadi minumlah lebih banyak sup," kata Luo Qingxue.     

Lagi-lagi, Leng Sicheng tidak banyak berpikir dan hanya mengangguk dengan patuh. Kemudian, ia menghabiskan dua mangkuk sup lagi. Setelah total tiga mangkuk sup, barulah Luo Qingxue mengatakan, "Baik, cukup. Jangan minum terlalu banyak sebelum tidur. Masih ada satu jam sebelum tidur, jadi mari kita sekeluarga bicara sebentar."     

Leng Sicheng tidak memikirka apapun. Karena ia merasa senang setelah kenyang, ia hanya mengangguk dan duduk. Beberapa saat kemudian, Leng Yunting juga kembali turun ke lantai bawah. Mereka duduk bersama sekeluarga, tak ketinggalan juga dengan Wales kecil yang berbaring di karpet sambil menggoyangkan ekornya.     

Pemandangan satu keluarga yang duduk bersama seperti ini sungguh terlihat sangat hangat. Benar-benar sangat jarang ada kesempatan seperti ini, apalagi untuk seseorang seperti Gu Qingqing. Saat dulu ia masih tinggal di rumah orangtuanya, ayahnya mabuk setiap hari dan ibunya sering mengomel. Kakaknya tidak pernah ada di rumah dan bahkan jika mereka bertemu, yang mereka lakukan hanyalah bertengkar.     

Gu Qingqing diam-diam melirik Leng Sicheng yang sekarang sedang berada di samping orang tuanya. Ekspresi wajahnya tidak dingin dan arogan seperti sebelumnya. Cahaya lampu kuning yang redup menyelimuti sosok Leng Sicheng, seolah-olah membuat pria itu tampak lebih lembut.     

Leng Yunting dan Leng Sicheng masih memberbicarakan tentang pekerjaan dan keuangan. Luo Qingxue pun secara alami berbicara dengan Gu Qingqing tentang pakaian dan perhiasan. Ketika Leng Yunting dan Leng Sicheng selesai berbicara, Luo Qingxue juga berhenti berbicara.     

Luo Qingxue memandang Leng Sicheng dan Gu Qingqing sambil tersenyum, lalu bertanya, "Qingqing, tahun ini kamu sudah berumur 25 tahun, kan?"     

Setelah Gu Qingqing mengangguk, Luo Qingxue menambahkan, "Nak Kecil juga sudah berumur 27 tahun. Sudah waktunya untuk mempunyai anak."     

Gu Qingqing hampir tersedak air yang sedang diminumnya ketika mendengar komentar itu. Apa?! Punya anak?! pekiknya dalam hati. Lalu, ia melirik Leng Sicheng.     

Memang, alis Leng Sicheng berkerut ketika ia mendengar topik anak disebutkan. Tangannya yang memegang cangkir porselen sekarang juga membeku di udara. Ia segera meletakkan cangkir porselen itu dan menjawab dengan ringan, "Aku masih muda dan masih belum siap tentang urusan anak."     

"Apanya yang tidak siap?" sahut Luo Qingxue, "Ayahmu juga memilikimu pada usia 28 tahun. Ibu dan Ayah juga tidak memintamu untuk segera mempunyai bayi, tetapi kalian berdua sudah menikah selama tiga tahun. Sekarang kalian juga sudah berada di umur yang cocok untuk mempunyai anak. Kalian sudah bisa mulai memikirkannya. Jika kamu takut itu mengganggu pekerjaan, itu mudah ditangani. Ibu dan Ayah akan membantu menjaga anakmu."     

"Bu, saya…" Gu Qingqing sedikit khawatir saat melihat alis Leng Sicheng yang berkerut tajam. Urusan anak adalah pembicaraan yang tabu bagi mereka berdua. Jika bukan orang tuanya yang mengatakannya, mungkin Leng Sicheng sudah marah sedari tadi!     

Suasana mendadak menjadi hening untuk waktu yang lama. Jakun Leng Sicheng naik turun sejenak, lalu ia memaksakan diri untuk menjawab, "Hm."     

Leng Sicheng bisa mendengar sendiri betapa tidak bersedianya dirinya hanya dari nada suaranya. Namun, setelah Luo Qingxue melihat Leng Sicheng mengangguk, ia tersenyum dan mulai mengalihkan pembicaraan menjadi topik lain. Hanya saja, sampai akhir pembicaraan mereka malam itu, Leng Sicheng tetap duduk di samping orang tuanya tanpa berpartisipasi dalam topik manapun dan tidak mengucapkan sepatah katapun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.