Kisah Istri Bayaran

Sup Tonik (4)



Sup Tonik (4)

0Luo Qingxue memang ibu yang paling mengerti tentang putranya. Setelah itu, pintu di lantai atas benar-benar terbuka pada pukul 8:20!     
0

Meskipun Leng Sicheng bisa dibilang tidak tidur semalaman, penampilannya tetap terlihat baik. Bahkan, dapat jelas dilihat bahwa semangatnya masih penuh dan ia tampak benar-benar segar seperti pejabat jujur. Sebenarnya, jika Leng Sicheng tidak terlanjur mengatakan pada orang tuanya bahwa akan ada rapat pada pukul sepuluh, ia pasti akan menunda rapatnya itu sebelum dibuka.     

Dibandingkan dengan Leng Sicheng, Gu Qingqing yang mengikutinya keluar dari belakang terlihat seperti perawan yang esensinya telah dihisap oleh arwah jahat. Seluruh tubuhnya tampak lesu dan tidak bersemangat. Kelopak matanya dan kantong matanya begitu gelap. Bahkan, jalannya pun sedikit terhuyung-huyung.     

Sebelum Leng Sicheng mencapai lantai bawah, ia tidak mengulurkan tangan untuk membantu Gu Qingqing sama sekali. Ia terus berjalan di depan, seolah-olah ingin menjauh dari Gu Qingqing setelah menyelesaikan semuanya. Leng Sicheng hanya berjalan sedikit lebih lambat, sedankan Gu Qingqing berjalan dengan kecepatan seperti kura-kura. Gu Qingqing benar-benar hanya berusaha agar bisa mengikuti Leng Sicheng sehingga ia berjalan dengan tidak terlalu tergesa-gesa dan tidak terlalu lambat.     

Setelah Leng Sicheng berjalan beberapa langkah, ia menghentikan langkahnya. Lalu, ia menoleh dan menatap Gu Qingqing yang berjalan selangkah demi selangkah sambil bertumpu di dinding. Seakan takut orang tuanya akan mendengarnya, ia menundukkan kepala ke sisi telinga Gu Qingqing, seperti sedang mengomel dan mengeluh, "Berapa lama lagi sampai kamu bisa berjalan ke lantai bawah dengan kecepatan seperti ini?"     

Begitu Leng Sicheng mengatakan itu, ia meraih pergelangan tangan Gu Qingqing dan sepertinya menggunakan banyak kekuatan. Padahal, sebenarnya ia hanya memegang Gu Qingqing dengan erat dan mengambil beberapa langkah ke depan. Karena Leng Sicheng menariknya, Gu Qingqing maju beberapa langkah dengan terhuyung-huyung. Wanita itu tampak sedikit kesulitan dan tidak bisa bergerak.     

"Sakit," gumam Gu Qingqing. Ia juga mengatakannya dengan sangat hati-hati karena takut suaranya terlalu keras hingga terdengar oleh Leng Yunting dan Luo Qingxue di lantai bawah. Tetapi, karena di dalam vila terlalu sunyi, Leng Sicheng dan Gu Qingqing sudah dapat mendengar sedikit gerakan orang-orang di lantai bawah yang mengatakan beberapa kata dengan santai      

Benar saja, Luo Qingxue memanggil dari bawah, "Nak kecil, Qingqing, kalian sudah bangun? Sarapan di bawah sudah siap. Kemarilah dan makan."     

"Baik, Ibu," jawab Leng Sicheng. Sesuai dugaan, ia juga bisa mendengar suara cangkir dan piring yang berdenting karena diletakkan di meja. Lalu, Leng Sicheng menoleh dan berkata pada Gu Qingqing dengan pelan, "Kita harus cepat turun."     

Gu Qingqing juga tahu tentang itu. Tetapi, bukankah itu malah akan menunjukkan pada mereka dengan jelas bahwa dirinya dan Leng Sicheng tadi 'sangat intens'? Gu Qingqing benar-benar tidak bisa berjalan dengan cepat dan sangat tidak bertenaga.     

Leng Sicheng hanya melirik Gu Qingqing yang bergerak dengan 'tidak nyaman'. Lalu, ia menurunkan matanya sedikit, seakan sengaja ingin menekankan kata-katanya kepada Gu Qingqing, "Jika kita berjalan dengan lambat, Ayah dan Ibu akan berkata lagi nanti."     

Gu Qingqing terhenyak hingga membeku. Ia juga tahu itu, tetapi ia benar-benar tidak bisa cepat-cepat. Lebih baik Leng Sicheng turun saja lebih dahulu, ia akan turun nanti. Namun, Leng Sicheng tiba-tiba melangkah ke depan dan menunduk. Lalu, ia meraih leher Gu Qingqing dan mengangkat wanita itu.     

Seluruh tubuh Gu Qingqing membeku karena terkejut. Leng Sicheng bukannya tidak pernah menggendongnya seperti putri, hanya saja pria itu belum pernah begitu dekat dengannya dan memeluknya dengan begitu lembut.     

Gu Qingqing sontak berteriak karena kaget hingga ikut mengejutkan Luo Qingxue dan Leng Yunting yang berada di lantai bawah. Leng Yunting meletakkan buku di tangannya, sedangkan Luo Qingxue berlari ke tangga dan melihat ke atas, "Ada apa?"     

Begitu Luo Qingxue mengangkat kepala dan langsung melihat Leng Sicheng yang memeluk Gu Qingqing. Bahkan, putranya menggendong istrinya seperti seorang putri. Leng Sicheng berkata dengan keras, "Bu, tidak apa-apa. Kaki Qingqing cedera, jadi aku akan menggendongnya turun."     

Leng Sicheng menundukkan kepala dan memperingatkan Gu Qingqing 'dengan lembut', "Ayah dan Ibu sedang melihat dari bawah. Kamu jangan bergerak!"     

Mana mungkin Gu Qingqing tidak tahu perilaku Leng Sicheng? Mana mungkin pria itu memperlakukannya seperti ini jika bukan karena takut orang tuanya menjadi ragu? Mana mungkin Leng Sicheng melakukannya karena takut meninggalkan Gu Qingqing mati sendirian di atas?     

Sampai sekarang, Gu Qingqing tidak berani mengulurkan tangannya untuk merangkul leher Leng Sicheng. Ia hanya berani meluruskan tubuhnya, memiringkan kepalanya ke belakang, dan menggunakan postur ini untuk menjaga keseimbangan.     

Cahaya di mata Leng Sicheng langsung menghilang dan tatapannya menggelap. Kemudian, ia berkata dengan dingin, "Tanganmu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.