Kisah Istri Bayaran

Melemparkan Diri ke dalam Pelukan Orang untuk Menyenangkan Diri (1)



Melemparkan Diri ke dalam Pelukan Orang untuk Menyenangkan Diri (1)

0Gu Qingqing sejenak tercengang. Karena Leng Sicheng telah meraih kopernya, Gu Qingqing juga hanya bisa mengikutinya masuk ke dalam. Tak lupa, ia menoleh dan mempersilakan, "Bibi Li, Youyou, silakan masuk."     
0

Kedua orang keluarga Li turut mengikuti Leng Sicheng dan Gu Qingqing untuk berjalan ke dalam. Leng Sicheng meletakkan koper yang dibawanya, kemudian mengambil selembar tisu di atas meja untuk menyeka tangannya yang memegang koper. Setelah membersihkan tangannya, ia menggulung tisu menjadi bola dan membuangnya ke tempat sampah.     

Leng Sicheng mengangkat dagunya dan mengatakan, "Masih ada dua kamar untuk tamu di bawah. Nafsu makanku tidak baik, jadi biar Nyonya membuat semangkuk bubur dan membawakannya padaku nanti. Aku harus mengurus dokumen resmi dulu. Jangan menggangguku!"     

Setelah Leng Sicheng mengatakan itu, ia naik ke lantai atas. Mereka bisa mendengar suara langkah kakinya yang berat, kemudian suara pintu yang ditutup dengan keras.     

Ibu Li melihat Gu Qingqing dan bertanya, "Jika tidak, apa kami pergi saja?"     

"Tidak perlu khawatir," jawab Gu Qingqing dengan tatapan mata yang tetap tidak berubah. Ia kemudian meminta pembantu membawa Ibu Li dan Li Youyou ke kamar tamu. Namun, setelahnya ia masih bertanya lagi, "Apakah kalian baik-baik saja dengan dua kamar ini?"     

Tentu saja Ibu Li dan Li Youyou tidak bisa memilih. Hanya saja, Ibu Li masih sedikit khawatir, "Tetapi, suamimu tampaknya…"     

"Dia juga jarang sekali kembali dalam sebulan. Mungkin ada sesuatu yang kebetulan terjadi hari ini," terang Gu Qingqing dengan ekspresi yang samar.     

Ibu Li bertanya lagi, "Apakah dia sering pergi untuk perjalanan bisnis?"     

Gu Qingqing tersenyum, "Sepertinya pembantu telah menyiapkan nasi, tapi dia ingin makan bubur. Tidak perlu peduli tentang dia. Mari kita makan dulu."     

"Ini…" Naluri Ibu Li agak buruk, tetapi bagaimanapun sedang di rumah orang lain sebagai tamu, jadi ia juga tidak banyak berbicara.     

Gu Qingqing menoleh dan memanggil pembantu untuk memasak makanan untuk dua tamunya. Tetapi, ia sendiri juga ikut memasuki dapur dan memasak semangkuk bubur untuk Leng Sicheng.     

Li Youyou dan Ibu Li mandi ketika mereka sedang memasak. Setelah makanan sudah siap, keduanya juga sudah selesai mandi. Namun, ketika keduanya datang ke ruang makan, Li Youyou dan terutama Ibu Li benar-benar terlihat tidak semangat dan cemas. Setelah mereka membersihkan diri dari debu, menenangkan emosi, dan mencium bau makanan, seluruh tubuh mereka seperti telah hidup kembali.     

Sebelum makan, Ibu Li masih agak malu, "Suamimu… Tidak turun untuk makan?"     

"Tidak apa-apa. Dia sibuk dengan pekerjaannya, jadi saya akan membawakan makanan untuknya nanti," jawab Gu Qingqing dengan ekspresi tenang. Lalu, ia menyajikan semangkuk nasi untuk Ibu Li, "Mari kita makan dulu."     

Setelah Li Youyou dan Ibu Li siap makan, Gu Qingqing menyalakan televisi dan membiarkan mereka menonton televisi di bawah. Kemudian, ia kembali ke dapur. Setelah buburnya matang, ia menambahkan sedikit lauk.     

Gu Qingqing membawakan bubur yang telah dimasaknya untuk Leng Sicheng. Begitu ia sampai di lantai dua, ia langsung teringat berbagai pengalaman tidak menyenangkan yang dialaminya setiap ia mengetuk pintu ini untuk mengirim makan malam sebelum-sebelumnya. Gu Qingqing berpikir sebentar, lalu mengetuk pintu dan memanggil, "Makan malam sudah siap."     

Tidak terdengar jawaban dari dalam. Gu Qingqing pun mengetuk pintu lagi dan kembali memanggil, "Buburnya sudah siap."     

Masih tidak ada yang menjawab. Gu Qingqing berpikir sebentar, lalu memutuskan untuk membuka pintu itu. Di dalam kamar, hanya ada satu lampu yang menyala di atas meja. Leng Sicheng menundukkan kepala dan buru-buru menulis di depan meja. Sepertinya ia sedang menulis sesuatu.     

Gu Qingqing memasuki pintu, namun Leng Sicheng tidak mengangkat kepalanya dan hanya berkata dengan dingin, "Letakkan buburnya di sana. Kemarilah!"     

Gu Qingqing meletakkan bubur di atas meja kopi yang terletak di sebelah sofa dekat pintu. Lalu, ia berjalan ke arah Leng Sicheng. Ketika ia berjalan ke samping meja Leng Sicheng, pria itu mengulurkan kakinya yang panjang.     

Karena Gu Qingqing tidak melihatnya, ia pun tersandung kaki Leng Sicheng hingga jatuh terhuyung ke tubuh Leng Sicheng. Leng Sicheng 'kebetulan' memutar kursi kerjanya dan mengarahkan tubuhnya ke arah Gu Qingqing. Dengan begitu, ia membiarkan Gu Qingqing jatuh ke dalam pelukannya.     

Leng Sicheng mengulurkan tangannya untuk melingkari punggung Gu Qingqing. Kemudian, ia 'tidak sengaja' memutarkan kursi rodanya hingga menjebak tubuh Gu Qingqing di antara tubuhnya dan meja. Gu Qingqing jadi tidak bisa melarikan diri.     

Tatapan mata Leng Sicheng begitu dingin. Ekspresinya datar dan sarkastik saat ia berkata, "Gu Qingqing, kamu benar-benar… ingin buru-buru melemparkan dirimu ke pelukan orang untuk menyenangkan diri?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.