Kisah Istri Bayaran

Kejutan (1)



Kejutan (1)

0Apa yang terjadi? Gu Qingqing ingat dengan jelas apa yang terjadi semalam antara Leng Sicheng dan dirinya… Apakah mungkin itu yang terjadi?     
0

Gu Qingqing segera berlari ke lantai bawah. Saat itu, pembantu sedang bersenandung sambil membersihkan lantai bawah. Ketika pembantu melihat Gu Qingqing turun, ia masih tersenyum dan menyapa, "Nyonya, makan siang sudah siap. Kapan Nyonya mau makan?"     

Gu Qingqing agak bingung. Ia berniat untuk menanyakan apa yang terjadi di kamar mandi dan kamar tidur, tetapi ia juga tidak tahu bagaimana mengatakannya.     

Pembantu merasa sangat aneh saat melihat Gu Qingqing ingin berbicara tetapi ragu-ragu. Ia pun bertanya, "Apakah Nyonya ingin bertanya tentang Tuan? Tuan pergi lebih awal tadi pagi. Saya juga tidak tahu kapan Tuan keluar."     

Gu Qingqing mengangguk dengan santai. Ia berpikir sebentar dan akhirnya masih memaksakan diri untuk bertanya, "Kamar tidur dan kamar mandi aku…"     

"Nyonya sedang tidur, jadi bagaimana bisa saya masuk dan membersihkan kamar Nyonya?"     

Gu Qingqing langsung tercengang. Apakah ia baru saja melompat melewati dimensi waktu?     

Gu Qingqing berlari kembali ke kamar lagi dan kali ini memeriksa tubuhnya dengan cermat. Ia yakin bahwa semalam ia pasti telah ditindas oleh Leng Sicheng si bajingan itu. Tetapi, apa yang terjadi dengan kamar?     

Semua yang ada di ruangan itu terlihat seperti biasa. Bahkan, produk-produk di kamar mandi pun diatur dalam kategori masing-masing. Semua barang juga telah kembali ke tempat semulanya. Tetapi, jika ingatan Gu Qingqing tidak salah, mereka memang melakukannya semalam...     

Jika bukan pembantu yang membereskannya, mungkinkah… Leng Sicheng? Tapi, Bagaimana mungkin? Leng Sicheng adalah orang yang biasanya arogan. Jangankan membersihkan kamar tidur dan kamar mandi. Jika pria itu mengangkat kaki, hal itu juga harus tergantung pada suasana hatinya, pikir Gu Qingqing. Kalau begitu, mungkin karena pembantu diam-diam membereskan dan tidak memberitahunya karena takut Gu Qingqing malu?     

Gu Qingqing turun dari lantai atas, lalu bertanya pada pembantu, "Apakah ada plum kering dimasak dengan daging babi dan dibungkus roti?"     

Pembantu mengangguk. Ia segera pergi mencari-cari di dalam lemari es, lalu bertanya dengan bingung, "Aneh… Mengapa tidak ada? Saya semalam jelas melihatnya, masih ada sekotak. Apakah saya ada membuang sampah kemarin?'     

"Jika tidak ada, lupakan saja," kata Gu Qingqing. Ia juga tidak mau memaksa. Mengenai sampah, ia juga tidak memperhatikannya.     

———     

Sementara penyakit Gu Qingqing telah sembuh di sini, Leng Sicheng segera menjadi sakit di sana setelah kembali.     

Semalam Gu Qingqing mandi air dingin, begitu pula Leng Sicheng. Pria itu juga merawat Gu Qingqing hampir sepanjang malam. Hingga matahari mulai terbit di ufuk timur, barulah demam Gu Qingqing mereda.     

Leng Sicheng membereskan kamar mandi dan kamar tidur. Lalu, ia mengembalikan semuanya secara buru-buru sehingga terlihat seolah-olah tidak pernah terjadi apapun. Sebelum pergi, Leng Sicheng masih mengecek suhu kening Gu Qingqing dan ternyata sudah tidak panas lagi. Barulah Leng Sicheng mencium sudut bibir Gu Qingqing dengan santai, kemudian menutup pintu kamar untuknya.     

Sebelum Leng Sicheng masuk ke dalam mobil, ia masih tidak lupa untuk membuang kantong sampah yang berisi plum kering dimasak dengan daging babi dan dibungkus roti.     

Leng Sicheng membawa mobilnya dan mengemudi kembali ke Apartemen Qingcheng. Begitu sampai, kepalanya merasa sedikit pusing sehingga ia minum sedikit air hangat. Saat ia baru saja berbaring di tempat tidur, sebuah panggilan telepon masuk.     

Leng Sicheng melihat nama kontak penelepon di layar ponselnya, tapi ia tidak ingin menjawabnya. Telepon berdering untuk waktu yang lama hingga secara otomatis tertutup. Tetapi, tak butuh waktu yang lama, telepon rumah di ruangan itu berdering lagi.     

Leng Sicheng kehilangan kata-kata. Ia langsung mencabut saluran telepon rumah dan mematikan ponsel pribadinya. Di dalam ruangan, suasana tiba-tiba menjadi sunyi.     

Leng Sicheng masih belum berbaring selama dua menit ketika ia terganggu lagi. Kali ini, bel pintu yang berbunyi lagi. Leng Sicheng pun menjadi sangat marah. Ia langsung menyingkirkan selimut dan, bahkan tanpa memakai sandal, berjalan ke pintu dengan suara derap langkah yang keras.     

Leng Sicheng membuka pintu dengan keras dan langsung marah-marah, "Mo Dongyang! Menurutku kamu sudah tidak ingin hidup lagi!"     

Mo Dongyang masih tersenyum dan berkata, "Setelah kamu menutup telepon rumah, aku sudah tahu kamu pasti ada di rumah!"     

Alis Leng Sicheng berkerut hingga menjadi simpul. Ia berdiri di depan pintu sambil melipat tangan di dada. Ia jelas tidak ingin mengundang Mo Dongyang masuk dan berkata dengan ketus, "Jika ada sesuatu, katakan sekarang!"     

"Tentu saja ada sesuatu," jawab Mo Dongyang sambil tersenyum dengan wajah misterius, "Ikutlah denganku. Aku akan memberimu kejutan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.