Kisah Istri Bayaran

Musuh yang Ditakdirkan (3)



Musuh yang Ditakdirkan (3)

0Gu Qingqing masih sangat tenang saat menjawab, "Apa yang salah dengan pembantu? Mengandalkan kedua tangan sendiri untuk melakukan sesuatu dan bekerja untuk menghasilkan uang. Bukan seperti orang-orang lain yang tidak menghasilkan uang dan hanya bisa membuang-buang uang dengan boros untuk menyenangkan diri. Orang seperti itu namanya tidak kompeten."     
0

Xu Zijin menyahut dengan marah, "Tidak kompeten? Aku lulus dengan gelar master dari Universitas Princeton dan magang di perusahaan periklanan peringkat tiga teratas di dunia!"     

"Baik. Kalau begitu, kali ini iklan baru Grup Leng akan menjadi persaingan di antara kita. Kamu tidak boleh mengungkapkan sepatah kata pun kepada Leng Sicheng dan juga tidak boleh memberitahu siapa pun. Kamu hanya boleh mengandalkan diri sendiri. Apa kamu memiliki kemampuan itu untuk mengalahkan saya?"     

Gu Qingqing mengatakan semua itu dan tujuan terpentingnya adalah ini. Ia sudah tidak peduli jika Leng Sicheng mendapati bahwa ia sedang bekerja. Ia hanya berharap Leng Sicheng menemukannya lebih lambat sehingga ia bisa menyelesaikan syuting iklan dengan sukses.     

Ini adalah kesempatan sekaligus tantangan! Ia ingin melakukannya sendiri!     

Diremehkan oleh Gu Qingqing adalah hal yang paling tidak bisa ditahan oleh Xu Zijin. Ia pun segera mengangguk, "Baik! Jika aku menang, kamu segera mengundurkan diri!"     

Gu Qingqing mengangguk, "Jika aku menang, kamu juga tidak perlu mengundurkan diri. Hanya tetapi, kamu tidak diizinkan untuk memberitahu siapapun tentang aku yang mengurus iklan. Aku ingin mengandalkan kemampuanku diri sendiri untuk menyelesaikan syuting."     

Xu Zijin mencibir, "Hanya dengan dirimu?"     

Lin Zhouyi menyaksikan percakapan ini untuk waktu yang lama. Kemudian, ia masuk dalam percakapan itu untuk menyelesaikan masalah, "Saya membaca dokumen Nona Xu. Kamu dan Nona Gu adalah teman sekelas di Universitas N. Ke depannya, mari kita berkomunikasi dengan baik."     

Keduanya saling melirik, kemudian saling menatap dengan kesal dan saling membenci.     

Datang seorang pemimpin tim baru. Lingkungan kerja kantor yang tegang menjadi semakin kaku. Awalnya Shen Yating sudah tidak suka pada tim kedua. Sekarang, ditambah kehadiran Xu Zijin, hubungan kedua tim menjadi lebih tegang.     

Gu Qingqing dan Xu Zijin bahkan duduk di meja berlawanan. Keduanya menjadi sering saling bertemu.     

Mungkin karena adanya Gu Qingqing, Xu Zijin yang awalnya hanya ingin main-main menjadi bekerja keras sampai jam 6 sore. Bahkan, Lin Zhouyi pun terkejut saat keluar dan mendapati Xu Zijin masih berada di sini, "Saya tidak menyangka kinerja Nona Xu begitu serius."     

Xu Zijin mengangkat kepalanya dengan bangga dan melirik Gu Qingqing dengan jijik. Gu Qingqing sedang mengemasi barang-barangnya dan hendak keluar.     

Xu Zijin menerima sebuah panggilan telepon. Ia segera memasang senyuman manis di wajahnya dan menjawab telepon, "Zhining, kamu sudah datang untuk menjemputku?"     

Suara Xu Zijin tidak pelan karena ia sengaja ingin membiarkan Gu Qingqing mendengarnya, "Aku sudah bilang tadi, kamu masih terluka dan harus beristirahat dengan baik. Mengapa masih sengaja datang untuk menjemputku? Baik, aku tahu. Aku akan segera turun."     

Setelah Xu Zijin menutup telepon, Gu Qingqing telah selesai mengemasi barangnya dan pergi duluan. Xu Zijin segera melangkah maju dan berhenti di depan Gu Qinging sambil mengangkat dagu. Karena mereka berada di koridor yang hanya selebar dua orang, Xu Zijing sengaja berdiri di tengah untuk menghalangi jalan.     

Tanpa disangka, Gu Qingqing mengabaikan Xu Zijin. Ia tidak melihat ke arahnya, tetapi juga tidak berjalan melewatinya. Gu Qingqing segera mengambil selangkah maju dan menabrak bahu Xu Zijin dengan kuat.     

Xu Zijin mengenakan sepatu hak tinggi. Karena ia ditabrak dengan keras oleh Gu Qingqing, ia langsung terhuyung beberapa langkah dan hampir terjatuh. Setelah menabraknya, Gu Qingqing bahkan tidak mengangkat matanya. Gu Qingqing segera berjalan keluar dengan membawa tas kecilnya dan melangkahkan kakinya yang berbalut sepatu kulit.     

Xu Zijin tercengang selama beberapa detik. Begitu ia tersadar, ia segera mengejar Gu Qingqing yang sudah berjalan sampai di depan lift. Pintu lift terbuka dan Gu Qingqing berjalan masuk. Xu Zijin juga mengikutinya berjalan masuk dan melabrak, "Gu Qingqing, beraninya kamu menabrakku?"     

Gu Qingqing melirik Xu Zijin dengan dingin dan menjawab singkat, "Anjing yang baik tidak akan menghalangi jalan."     

Xu Zijin langsung menyahut dengan marah, "Beraninya kamu memanggilku anjing?!"     

Gu Qingqing berkata dengan serius, "Tentu saja tidak. Anjing adalah hewan yang setia dan pemberani."     

"Kamu...!"     

ketika Xu Zijin sedang berbicara, lift telah mencapai lantai 1. Namun, Gu Qingqing malah tidak berjalan keluar dari pintu lift.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.