Kisah Istri Bayaran

Musuh yang Ditakdirkan (4)



Musuh yang Ditakdirkan (4)

0Xu Zijin melihat Gu Qingqing tidak bergerak, lalu ia mulai menyindir Gu Qingqing, "Mengapa? Tidak berani keluar? Apakah karena Zhining ada di luar?"     
0

Gu Qinqing tidak menjelaskan apapun kepada Xu Zijin. Dengan ekspresi dingin, ia memperingatkan, "Aku harap kamu tidak memberitahu Nie Zhining dan Leng Sicheng tentang persaingan kita. Aku juga tidak akan memberitahu Leng Sicheng."     

"Jika ingin mengalahkanmu, aku sendirian sudah cukup!" kata Xu Zijin sambil melirik Gu Qingqing dengan tatapan menghina.     

Xu Zijin segara melangkahkan sepatu hak tingginya. Sebelum keluar, ia masih ingin membalas dendam dan balas menabrak Gu Qingqing. Gu Qingqing menyamping dan menghindarinya, lalu melihat Xu Zijin berjalan keluar pintu utama.     

Ketika Xu Zijin masuk mobil, Nie Zhining masih sedikit bingung, "Kamu hari ini…"     

Awalnya Nie Zhining berkata bahwa ia akan menjemput Xu Zijin pada pukul 5. Namun, ia terjebak kemacetan di jalan. Ketika sampai di tempat, waktu sudah menunjukkan pukul 6.     

Pukulan Leng Sicheng tidak terlalu keras. Nie Zhining telah pergi ke dokter untuk memeriksa dan berobat. Ia juga sudah mengoleskan obat untuk meredakan bengkak dan kondisi wajahnya sudah jauh lebih baik, tetapi masih ada sedikit memar saat ini.      

"Tidak apa-apa. Aku sedang bekerja," kata Xu Zijin sambil menggertakkan giginya saat mengucapkan kata 'bekerja'. Jika bukan karena Xu Zijin telah berjanji pada Gu Qingqing untuk tidak memberitahu Nie Zhining dan Leng Sicheng, ia pasti sudah membunuhnya sekarang!     

"Bekerja adalah hal baik."     

Tidak apa-apa jika Nie Zhining dipukul Leng Sicheng dengan bola boling. Tidak heran juga ia bertemu dengan Gu Qingqing. Nyatanya, sejak Nie Zhining memutuskan untuk menerima Xu Zijin… Tidak, mungkin lebih awal. Sejak Nie Zhining tahu bahwa Leng Sicheng dan Gu Qingqing sudah menikah… Bahkan, ketika Nie Zhining memutuskan untuk pergi ke Amerika Serikat, ia sudah tahu bahwa tidak akan ada kemungkinan lagi bagi dirinya dan Gu Qingqing.     

"Eung! Aku pasti akan bekerja keras!" kata Xu Zijin, lalu melanjutkan dalam hati, Bekerja keras untuk memenangkan persaingan ini dan membuat Gu Qingqing mengundurkan diri!     

Nie Zhining diam-diam menghela napas dalam hati ketika mendengar Xu Zijin berniat bekerja begitu keras karena kata-katanya. Meskipun Xu Zijin arogan dan keras kepala, ia benar-benar sangat baik pada Nie Zhining.     

Sementara itu, Xu Zijin berpikir bahwa Gu Qingqing bekrja di Xu Yi dan Leng Sicheng juga yang memperkenalkannya kepada Xu Yi. Selain itu, Xu Yi menerima proyek periklanan untuk fase baru Grup Leng. Jika melihat hubungan dekat antara Leng Sicheng dan Lin Zhouyi, kelihatannya, Leng Sicheng berniat untuk bekerja sama dengan keluarga Lin? Xi Zijin harus memperhatikannya.     

Setelah pulang ke rumah, Xu Zijin segera menelepon Leng Sicheng. Pertama, ia ingin mengucapkan terima kasih kepada Leng Sicheng karena telah memberikan pekerjaan kepadanya. Kedua, ia ingin menanyakan tentang hubungan Leng Sicheng dengan keluarga Lin.     

"Kakak Sicheng, aku sudah pergi ke Xu Yi. Begitu aku sampai di sana, aku langsung bekerja di bawah Lin Zhouyi. Lingkungan kerja Xu Yi cukup baik. Aku sangat menyukainya."     

"Baguslah kalau kamu menyukainya," jawab Leng Sicheng yang sedang duduk di dalam mobil.     

Leng Sicheng tahu sifat Xu Zijin yang sombong dan keras kepala. Xu ZIjin juga selalu ingin mendapatkan yang terbaik dan melakukan sesuatu dengan bagus, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya. Mau ditempatkan di manapun, pasti akan menjadi kacau. Jika tidak, mengapa Perusahaan Xu tidak segera membiarkan Xu Zijin kembali dan malah membiarkannya bekerja di luar untuk melatih pengalaman sekaligus mengendalikan sifat pribadinya?     

Bagaimanapun, Leng Sicheng tidak menyukai Lin Zhouyi. Karenanya, ia mengirimkan sebuah masalah besar untuknya. Biar Lin Zhouyi juga disiksa Nona kedua keluarga Xu.     

"Aku dengar Xu Yi menerima proyek iklan Grup Leng. Aku akan bekerja keras," kata Xu Zijin. Diam-diam, ia mengeluh dalam hati, Jika bukan karena perjanjianku dengan Gu Qingqing, aku pasti sudah memberitahu Kak Sicheng sejak awal. Hmph… Tidak apa-apa. Aku pasti akan mengalahkan Gu Qingqing, membuatnya mengundurkan diri, dan membuatnya malu di depan Kak Sicheng!     

"Hm, masih ada hal yang harus kulakukan. Aku tutup dulu teleponnya," Leng Sicheng menutup telepon tanpa menunggu Xu Zijin mengucapkan selamat tinggal.     

Mobil melaju sepanjang perjalanan dan berhenti di lampu merah persimpangan luar gerbang Vila Xishan. Leng Sicheng bersandar di jendela mobil sambil melihat ke arah perumahan yang jauh dengan tatapan mata yang gelap dan dalam. Kebetulan ada bus yang juga sedang menunggu lampu merah di samping mobilnya. Kebetulan juga, orang yang duduk di samping jendela bus adalah Gu Qingqing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.