Kisah Istri Bayaran

Kasih Sayang Suami Istri (2)



Kasih Sayang Suami Istri (2)

0Begitu Xu Zijin tiba di pintu, ia melihat Leng Sicheng dan Gu Qingqing berdiri berdampingan di luar pintu. Terdengar juga gonggongan anjing Samoyed. Xu Zijin dan Nie Zhining yang masih berada di dalam pun tertegun.     
0

Setelah tersadar, Xu Zijin melirik Gu Qingqing dengan tatapan menghina, kemudian memalingkan wajahnya kepada Leng Sicheng. Sementara itu, Nie Zhining terus melihat Gu Qingqing untuk waktu yang lama sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain.     

Leng Sicheng melonggarkan tangannya yang memegang Gu Qingqing. Welsh kecil melompat ke bawah, lalu digiring oleh Luo Qingxue untuk masuk ke dalam.     

Leng Sicheng mengangkat dagunya, melihat situasi di dalam ruangan. Benar saja, keluarga Paman Kedua berada di sana. Semua anggota kedua keluarga Xu Boxian dan Xu Zhongxu telah datang, kecuali Xu Zipei. Orang tua keluarga Nie juga datang.     

Keluarga Xu pergi tanpa pamit tiga tahun lalu. Saat itu, Leng Yunting dan Luo Qingxue tidak mengatakan apa-apa. Keduanya juga terlalu malas untuk menghadap mereka semua jika bukan karena niat keluarga Xu dan keluarga Nie untuk bekerja sama dengan Grup Leng baru-baru ini. Kali ini, mereka juga memberikan hadiah yang luar biasa pada keluarga Leng.     

Jika bukan Xu Zijin dan Nie Zhining yang pertama kali datang untuk berkunjung, mungkin Luo Qingxue akan terlalu malas untuk membukakan pintu. Meskipun begitu, ia juga terlalu malas untuk menghadapi merek. Karenanya, ia memanggil kedua Leng Sicheng dan Gu Qingqing untuk datang dan menyelamatkan 'kondisi darurat'.     

"Hm," Leng Sicheng menanggapi sapaan Xu Zijin dengan begitu singkat. Lalu, ia mengulurkan tangannya untuk segera memeluk pinggang Gu Qingqing. Leng Sicheng sengaja mendekati Gu Qingqing, tersenyum, dan berkata di dekat telinganya, "Sudah lama sekali tidak bertemu, kan? Zijin, Zhining, mereka bertunangan belum lama ini."     

Gu Qingqing sedikit terkejut, tetapi ia cepat-cepat mengendalikan emosinya dan kembali memasang ekspresi normal. Kemudian, ia mengangguk dengan tenang ke arah Xu Zijin dan Nie Zhining sebagai sapaan memberi hormat.     

Meskipun ekspresi Leng Sicheng dingin, ia terus mengamati tindakan Gu Qingqing dari sudut matanya. Ia melihat sikap tenang dan sopan Gu Qingqing, lalu mengangkat sudut bibirnya dan berkata pada Xu Zijin dan Nie Zhining, "Ini adalah kakak ipar kalian."     

Xu Zijin tidak repot-repot memedulikan Gu Qingqing dan bahkan tidak melihatnya. Sementara itu, ekspresinya Nie Zhining menjadi sedikit kaku saat mendengar kata 'kakak ipar' sebelum perlahan menundukkan kepalanya. Keduanya tidak balas menyapa Gu Qingqing.     

Leng Sicheng terus berdiri di pintu dengan lengan melingkari pinggang Gu Qingqing dan tidak bergerak. Gu Qingqing juga tidak berani bergerak. Di seberang mereka, Xu Zijin dan Nie Zhining juga tetap membeku. Semuanya hanya saling melihat dan tidak ada yang bergerak selangkah pun.     

Setelah beberapa saat, Xu Zhongxu yang berada di dalam ruangan memanggil, "Sicheng, mengapa kamu tidak masuk?"     

Orang tua Nie Zhining dan Xu Boxian juga tersenyum di dalam sana. Lalu, salah satu dari mereka menyahut, "Sayangnya, Zipei belum pulang karena bekerja hari ini. Tapi, dia juga meminta kami untuk mengirimkan berkah dan hadiah."     

Gu Qingqing melihat ke dalam dan mendapati banyak hadiah di beranda rumah tua Leng. Hanya dengan melihat bungkusan luar hadiah-hadiah itu dan tanpa perlu membukanya, ia sudah bisa mengetahui bahwa barang-barang itu sangat berharga.     

Xu Boxian sengaja menyebutkan tentang Xu Zipei karena khawatir mereka juga merasa bahwa Nyonya Leng ini hanyalah 'pengganti sementara'. Ketika Xu Zipei sang pacar sejati kembali ke Tiongkok, apakah Gu Qingqing sudah harus turun tahta dan menyerahkan posisinya?     

Leng Sicheng melihat Gu Qingqing sedikit menurunkan matanya. Ia mengangkat dagunya dan berkata dengan ekspresi tenang, "Zijin dan Zhining telah belajar di luar negeri selama tiga tahun dan sepertinya melupakan tradisi baik negara kita. Qingqing adalah istriku, sekaligus kakak ipar mereka. Qingqing telah mengangguk dan memberi hormat ketika Zijin dan Zhining datang, tapi mereka berdua bahkan tidak balas menyapa sama sekali ketika melihat kakak iparnya. Mereka datang ke rumah kami sebagai tamu. Jika kami yang pergi berkunjung, apa kami akan dibiar di halaman dan tidak bisa masuk pintu?"     

Ketika Leng Sicheng berbicara, suaranya tidak pelan dan dijamin bisa didengar oleh semua orang yang sedang berada di ruang tamu. Suasana ruang tamu yang tadinya masih berisik tiba-tiba menjadi sunyi sejenak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.