Kisah Istri Bayaran

Aturan yang Harus Dipatuhi Wanita (5)



Aturan yang Harus Dipatuhi Wanita (5)

0Karena Gu Qingqing tidak bersiap, ia didorong oleh Leng Sicheng hingga mundur beberapa langkah. Jika ia tidak bersandar pada pohon besar, ia pasti akan terjatuh. Gu Qingqing mengangkat kepala, lalu memandang ke arah perginya Leng Sicheng dengan langkah lebar. Leng Sicheng telah berbalik hingga Gu Qingqing hanya bisa melihat tampak punggungnya yang dingin tanpa perasaan.     

Pergelangan tangan Gu Qingqing dijepit hingga sangat sakit dan memar. Ketika Leng Sicheng mendorongnya, punggung tangannya memegang batang pohon dan menggores kulitnya hingga robek. Jelas tangan Gu Qingqing sangat sakit, tetapi tetap tidak bisa dibandingkan dengan sepersepuluh ribu rasa sakit di dadanya.     

Terdengar suara Welsh kecil menggonggong, "Guk! Guk!"     

Saat Welsh kecil berlari kembali, kebetulan anjing itu bertemu dengan Leng Mo di tengah jalan. Welsh kecil pun menggigit rok Leng Mo dan menyeretnya ke arah sini. Leng Mo merasa aneh, Jelas tadi Wales kecil keluar dengan Kakak dan Kakak Ipar. Mengapa berlari kembali sendiri? Dan menggigit rokku segala?     

"Welsh kecil, lepaskan! Lepaskan! Rokku hampir robek karena kamu gigit! Baik, baik. Aku akan pergi bersamamu, oke?"     

Sepanjang jalan kembali ke Gu Qingqing, Welsh kecil dan Leng Mo bertemu dengan Leng Sicheng di tengah jalan. Ekspresi wajah Leng Sicheng gelap dan langkahnya cepat.     

"Kakak!" Leng Mo memanggil Leng Sicheng, tetapi pria itu tidak menanggapinya dan segera berjalan menuruni gunung. Masalahnya, mengapa hanya ada Leng Sicheng seorang? Bagaimana dengan Gu Qingqing?     

"Guk! Guk!"     

Welsh kecil terus berlari ke depan. Leng Mo sejenak membeku sebelum kembali tersadar dan mengejarnya. Benar saja, ia menemukan kakak iparnya berdiri sendirian dan bersandar di sebuah pohon. Setelah menemukan Gu Qingqing, Leng Mo akhirnya menghela napas lega. Ia memperlambat tempo langkahnya dan berjalan ke sana sambil tersenyum.     

"Kakak ipar, Welsh tadi memanggilku. Aku kira Kakak Ipar mengalami kecelakaan. Kakak Ipar? Kakak Ipar?" tanya Leng Mo pada Gu Qingqing.     

Setelah Leng Mo melangkah ke depan, barulah ia menyadari bahwa Gu Qingqing sedikit menurunkan matanya. Saat Gu Qingqing memiringkan kepalanya, setetes air mata mengalir di pipinya dan terjatuh ke tanah.     

"Kakak Ipar kenapa?" tanya Leng Mo yang terkejut. Tubuh Gu Qingqing tidak apa-apa, kecuali sepasang tangannya. Satu pergelangan tangannya penuh dengan memar, sedangkan punggung tangannya yang satu lagi tergores hingga kulitnya robek dan berdarah.     

"Tidak, tidak apa-apa," jawab Gu Qingqing sambil menggelengkan kepalanya. Namun, begitu ia menggelengkan kepalanya, setetes air mata keluar lagi.     

Leng Mo tidak pernah melihat Gu Qingqing begitu tidak nyaman. Meskipun latar belakang Gu Qingqing kurang baik, kakak iparnya ini selalu menunjukkan sikap beradab seperti seseorang berkelas tinggi dan bersifat lembut. Lagi pula, keluarga Leng tidak pernah mempermasalahkan status keluarga. Ibu Leng Mo, Mu Qingyu, juga berasal dari keluarga miskin.     

Gu Qingqing telah menikah dengan Leng Sicheng dan menjadi menantu keluarga Leng selama tiga tahun. Ia tidak pernah membantah atau mengatakan tidak dalam keluarga. Ia juga tidak pernah tidak patuh kepada tetua. Ia juga bersikap lembut dan perhatian kepada Leng Sicheng. Keluarga mereka sangat menyukai Gu Qingqing.     

Leng Mo memiliki banyak teman baik yang datang dan pergi di sisinya. Teman-teman itu juga membuat lebih banyak masalah daripada hal menyedihkan ini. Namun, entah mengapa, Leng Mo merasa bahwa dua tetes air mata Gu Qingqing yang jatuh ini benar-benar membuat hatinya sakit.     

"Ini Momo, ya? Maafkan aku. Aku…" Gu Qingqing masih ingin mengatakan sesuatu dan masih menunjukkan senyuman. Tetapi, begitu ia mengucapkan beberapa kata, ia tidak bisa menahan air matanya yang kembali mengalir dan terus keluar.     

Gu Qingqing segera memiringkan kepalanya. Karena ia juga tidak membawa sapu tangan, ia hanya bisa menggunakan punggung tangannya untuk mengelap air matanya dengan lembut. Gu Qingqing menarik napas dalam-dalam, berusaha keras untuk mengendalikan diri, dan menelan sisa air matanya kembali ke dalam. Kemudian, barulah ia menoleh kembali dengan mata merah.     

"...Membuatmu melihat lelucon."     

Entah mengapa, Leng Mo merasa hatinya menjadi semakin pahit saat melihat mata Gu Qingqing yang merah dan bengkak tetapi masih memaksakan diri untuk tersenyum. Begitu Leng Mo melihat Gu Qingqing memaksakan diri untuk menunjukkan senyuman, ia segera menarik tangan Gu Qingqing.     

"Apakah Kakak Sicheng mengganggumu? Benar-benar keterlaluan! Seorang pria dewasa, tapi masih tidak bisa menghargai seorang wanita! Ayo, aku akan membawamu untuk membereskannya!"     

"Aku bukan…"     

Gu Qingqing ingin berbicara, tapi Leng Mo telah menariknya kembali sampai ke rumah tua keluarga Leng. Leng Mo bena-benar kesal pada Leng Sicheng. Sepanjang jalan, Gu Qingqing juga tidak bisa mengatakan apa-apa.     

Begitu mereka sampai di depan pintu, langsung terdengar suara Luo Qingxue dari dalam, "Nak kecil, kamu mau pergi sekarang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.