Kisah Istri Bayaran

Kedua Kota (7)



Kedua Kota (7)

0Gu Qingqing berjalan ke pintu dan hampir tidak mempercayai apa yang ia lihat.     
0

Bagaimana mungkin? Leng Sicheng bukannya masih di Berlin? Bukannya dia masih menemani Xu Zipei? Bagaimana mungkin dia sudah kembali? Gu Qingqing bertanya-tanya.     

Leng Sicheng turun dari mobil. Mungkin karena ia telah duduk untuk waktu yang lama, ada sedikit kerutan di kain setelan jasnya. Saat Leng Sicheng melihat Gu Qingqing keluar, ia mengerutkan keningnya dan mencubit bagian tengah alisnya dengan lembut. Wajah tampannya juga menunjukkan sedikit kelelahan dan tampaknya ia sedikit tidak sabar.     

Leng Sicheng sesungguhnya benar-benar lelah. Seharusnya ia terbang dari Berlin pukul 5 kemarin sore, tetapi turun hujan lebat sehingga pesawat baru bisa berangkat agak malam. Ketika mereka tiba di Dubai untuk transfer penerbangan, pesawatnya mogok lagi dan penerbangan hampir dibatalkan.     

Setelah bolak-balik berpindah-pindah pesawat seperti ini, Leng Sicheng yang awalnya berencana ingin tiba pada pukul 3 sore sekarang baru bisa tiba pukul 11 malam di Tiongkok. Namun, Leng Sicheng dengan cepat menarik kembali ekspresinya. Ia mengambil langkah lebar-lebar.     

Leng Sicheng berjalan ke arah Gu Qingqing sambil membuka kancing setelan jasnya. Ia bahkan tidak memandang Gu Qingqing sama sekali. Leng Sicheng hanya mengikuti Sekretaris Cheng yang segera turun dari mobil dan berkata, "Pergi dan pilah dokumen-dokumen yang aku pilih hari ini dan buat daftar poin-poin pentingnya. Pilah juga informasinya berdasarkan kategori masing-masing. Aku akan melihatnya besok."     

Sekretaris Cheng mengikuti Leng Sicheng dari belakang dan mengangguk sambil mencatat. Lalu, ia hendak bertanya, "Kalau begitu, Presiden Yang..."     

"Pesan tiket. Kita akan berangkat besok pagi," potong Leng Sicheng. Ketika ia berbicara, ia sudah sampai di pintu dan kancing setelan jas telah dibuka olehnya.     

Gu Qingqing melihat Leng Sicheng berjalan sampai di pintu. Begitu pria itu membuang setelan jas itu kepadanya, barulah Gu Qingqing tersadar kembali. Leng Sicheng melepaskan sepatu kulitnya dan mengenakan sandal, namun ia tidak mendengar suara Gu Qingqing di belakangnya.     

Leng Sicheng segera menoleh dengan ekspresi dingin dan menatap Gu Qingqing dari atas ke bawah dengan sepasang pupil mata kuningnya, Gu Qingqing tampaknya dalam kondisi kesehatan yang baik. Dia seharusnya sudah sembuh, kan? Kalau begitu, itu berarti malam ini...     

Leng Sicheng melihat Sekretaris Cheng terus menundukkan kepalanya sambil mencatat di tablet untuk mengingat apa yang baru saja Leng Sicheng katakan. Ia mengangkat kaki dan hendak masuk pintu. Namun, ketika ia menurunkan matanya sedikit, tiba-tiba ia teringat sesuatu.     

Leng Sicheng mendadak menoleh dan mengambil dua langkah. Sekretaris Cheng yang berjalan sambil menundukkan kepala pun hampir menabraknya. Ia buru-buru mundur selangkah, "Tuan Leng..."     

"Mengapa kami mengikutiku masuk?" Leng Sicheng mengangkat alisnya.     

Sekretaris Cheng tampak bingung. Leng Sicheng kadang-kadang datang ke Vila Xishan agak malam, dan harus pergi sangat pagi. Karena takut ada hal yang tertunda, Sekretaris Cheng juga biasanya tetap di sini dan tinggal di kamar tamu. Apakah Leng Sicheng ingin mengusirnya?     

"Tuan Leng, bukannya kita akan berangkat besok pagi hari? Sekarang sudah jam 11..."     

Benar saja, Leng Sicheng mengulurkan tangan tanpa ragu-ragu dan mendorong Sekretaris Cheng hingga ke pintu. Setelah Sekretaris Cheng berdiri di luar pintu, ia baru berkata dengan dingin, "Ini adalah rumahku. Kamu datang lagi jam 5 besok pagi."     

Brak!     

Leng Sicheng langsung menutup pintu tanpa menunggu Sekretaris Cheng menanggapinya. Lalu, ia menoleh masih dengan ekspresi yang sangat dingin. Gu Qingqing masih berpikir, Leng Sicheng terpaksa kembali dari Berlin karena alasan pekerjaan nomor satu, jadi dia berpisah dengan Xu Zipei… dan hatinya tidak senang?     

Gu Qingqing menundukkan kepalanya sedikit. Saat ia teringat tentang hal yang dikatakan oleh Xu Zijin, ia hanya merasa sedikit perih di hatinya. Ketika Gu Qingqing masih menundukkan kepalanya, Leng Sicheng malah datang dan mengambil setelan jas yang ada di pelukan Gu Qingqing. Kemudian, pria itu membuang jas itu kepada pembantu di sebelahnya.     

Gu Qingqing sontak terkejut. Leng Sicheng berjalan ke depannya dengan wajah sedikit dingin dan tiba-tiba bertanya, "Bagaimana kondisi kesehatanmu beberapa hari terakhir ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.