Kisah Istri Bayaran

Komunikasi antara Seorang Pria dan Wanita (2)



Komunikasi antara Seorang Pria dan Wanita (2)

0"Kamu?"      
0

"Kamu?"     

Leng Sicheng! Itu benar-benar dia! pikir Gu Qingqing.     

Saat itu, Leng Sicheng masih berwajah muda. Gu Qingqing melihat pria itu mengenakan setelan dan dasi. Tampaknya Leng Sicheng baru saja kembali dari membahas bisnis di luar. Tubuhnya masih menguarkan bau alkohol.     

Gu Qingqing paling membenci orang yang berbau alkohol. Hal itu mengingatkannya bahwa ketika ayahnya mabuk, ia akan memukul orang. Tetapi, saat ia melihat penampilan Leng Sicheng yang sedikit mengernyit dan menarik dasinya dengan lembut, pria itu terlihat benar-benar sangat tampan.     

Gu Qingqing terkejut, begitu pula Leng Sicheng. Ia adalah ketua himpunan mahasiswa dan pesta prom hanya tinggal dua hari lagi. Bagaimanapun juga, Leng Sicheng harus kembali dan melihat proses persiapan sebagai ketua himpunan mahasiswa. Tetapi, ia tidak menyangka akan bertemu dengan Gu Qingqing.     

Mereka berdua saling melihat satu sama lain dan tidak ada yang berbicara. Setelah waktu yang lama, Gu Qingqing baru berkata, "Sen... Senior Leng, apakah kamu ingin duduk dan istirahat?"     

Istirahat apa? Aku datang untuk bekerja, pikir Leng Sicheng. Ia melirik Gu Qingqing dan bertanya, "Apa hanya ada kamu di sini? Di mana yang lain?"     

"Mereka pergi untuk makan malam," jawab Gu Qingqing. Ketika ia melihat Leng Sicheng, ia tidak bisa perasaan sedikit gugup. Matanya terus menatap layar komputer selagi ia berkata, "Semuanya sudah hampir selesai. Pekerjaanku masih sisa sedikit, jadi sebentar lagi aku bisa pergi. Atau, senior Leng pergi dulu saja?"     

Setelah Gu Qingqing menyelesaikan kata-katanya, Leng Sicheng tidak menanggapinya untuk waktu yang lama. Gu Qingqing menoleh untuk melirik Leng Sicheng dan malah mendapati pupil mata kuning Leng Sicheng yang sedang tertuju ke arahnya. Leng Sicheng pun bertanya, "Luka di kakimu sudah sembuh belum?"     

Suara Leng Sicheng terdengar menarik dan jernih. Pandangannya juga terlihat sangat peduli, Gu Qingqing hanya meliriknya, namun wajahnya langsung menjadi panas tanpa sadar. "Tidak, tidak apa-apa," jawab Gu Qingqing.     

Tidak ada satupun dari mereka berdua yang berbicara. Gu Qingqing juga merasa bahwa tidak baik untuk terlalu diam, jadi ia mencari topik dan berkata, "Aku dengar jam 10 malam ini akan ada mati listrik, tapi hanya area gedung pengajaran dan keluarga yang listriknya dimatikan. Asrama siswa tidak akan mati listrik."     

"Benarkah?"     

Gu Qingqing dan Leng Sicheng menjadi agak canggung. Mereka berdua juga tidak tahu harus mengatakan apa. Jika Leng Sicheng duduk saja, itu bukanlah sebuah solusi. Ia pun menyingsingkan lengan baju dan mulai merapikan tempat himpunan mahasiswa.     

Keduanya bekerja dalam diam dan tidak berbicara hingga Gu Qingqing menyelesaikan PPT. Ia ingin mencoba untuk menyiarkan efek presentasinya. Gu Qingqing pergi ke ruang kendali di sebelah aula, tetapi ia malah tidak bisa menemukan remot. Ia telah mencarinya untuk waktu yang lama, tetapi tetap tidak dapat menemukan barang itu.     

Sementara Gu Qingqing sedang cemas, Leng Sicheng tiba-tiba muncul di depan pintu dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lakukan?"     

Gu Qingqing segera menjawab, "Aku sedang mencari remot, tapi tidak tahu diletakkan di mana."     

Leng Sicheng mengangkat matanya dan melihat Gu Qingqing. Ia melangkah dan berjalan ke sana. Pintu tertutup di belakang Leng Sicheng selagi ia menarik lemari dan menunjukkan, "Di sini."     

Gu Qingqing mengangguk, mengambil remot, dan menundukkan kepalanya untuk bersiap keluar. Ia berjalan ke pintu dan menarik pintu itu, tetapi ternyata pintunya malah terkunci. Gu Qingqing menarik pintu itu dengan kuat dan pintunya tidak bergerak sama sekali.     

Pintu ruang kendali terbuat dari pintu besi khusus karena banyak mesin mahal disimpan di dalam sana. Kebetulan kunci pintunya sedikit bermasalah dan rencananya akan diperbaiki dalam beberapa hari. Tanpa disangka, pintu itu sekarang mengunci mereka berdua di dalam.     

"Sen-Senior! Pintunya!"     

Leng Sicheng sedikit mengernyit. Ia menarik pintu itu dengan kuat, tetapi pintunya tidak bisa dibuka. Kemudian, Leng Sicheng baru teringat bahwa sebelumnya ada siswa yang melaporkan bahwa kunci pintu ini sedikit bermasalah sehingga usahakan untuk tidak tinggal sendiri di ruang kendali. Setelah selesai bekerja, pintu itu harus dikunci.     

Leng Sicheng tidak berpikir dan melupakan hal itu hanya untuk sementara waktu, tetapi mengakibatkan kesialan sebesar ini!     

"Tidak apa-apa, aku akan meminta guru untuk datang membuka pintu," kata Leng Sicheng.     

Leng Sicheng baru saja mengambil ponsel dan hendak melakukan panggilan telepon. Tiba-tiba, bola lampu di atas kepalanya berkedip-kedip dan mati. Sekarang ia baru teringat bahwa tadi Gu Qingqing juga sempat membahas ini dengannya… Tentang mati listrik di area pengajaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.