Kisah Istri Bayaran

Komunikasi antara Seorang Pria dan Wanita (3)



Komunikasi antara Seorang Pria dan Wanita (3)

0Tidak apa-apa. Bahkan jika mati lampu, Leng Sicheng masih bisa menelepon ke guru untuk datang menyelamatkan mereka. Ia pun mengeluarkan ponselnya, melakukan panggilan telepon, dan menunggu. Namun, kemudian...     
0

Terdengar suara manis wanita dari telepon, "Telepon yang Anda tuju sedang dimatikan."     

Leng Sicheng yang biasanya tenang kini mulai merasa tidak tahan dan menarik napas dalam-dalam. Namun, itu tetap tidak bisa menelan keinginannya untuk marah. Saat ia menoleh, Gu Qingqing masih memandangnya dengan ekspresi menyedihkan. Leng Sicheng berpikir sebentar dan berkata, "Aku akan menelepon guru lain."     

Kali ini, panggilan telepon Leng Sicheng dengan cepat terhubung dan guru di seberang langsung mengangkat teleponnya, "Sicheng, ada apa yang terjadi?"     

Leng Sicheng berkata, "Saya terkunci di ruang kontrol aula kampus. Bisakah membukakan pintunya untuk saya?"     

Guru itu menjawab, "Hanya Guru Wang yang memiliki kuncinya. Aku tidak memilikinya di sini."     

Guru Wang adalah guru yang nomor teleponnya dimatikan tadi.     

Leng Sicheng tidak berdaya dan hanya bisa menutup panggilan telepon. Ia menoleh, melirik Gu Qingqing, dan berkata, "Tampaknya hanya bisa menunggu sampai besok pagi, baru ada guru yang akan datang."     

Hati Gu Qingqing merasa sedikit ketakutan karena tidak bisa keluar dan tidak ada lampu. Selain rasa takut, Gu Qingqing masih mengalami perasaan gugup yang tidak dapat dijelaskan karena terjebak bersama Leng Sicheng.     

Leng Sicheng menyalakan layar teleponnya. Cahaya redupnya seperti percikan bintang di ruangan gelap. Gu Qingqing juga cepat-cepat membuka ponselnya. Karena ia terus berada di luar seharian, ia tidak sempat kembali untuk mengisi baterai ponselnya. Hanya tersisa satu garis baterai di ponsel Gu Qingqing yang malang.     

Leng Sicheng mengambil ponsel dan memeriksa sekeliling ruangan. Di ruangan hanya ada satu bangku dan di sampingnya masih ada toilet. Leng Sicheng memberikan kursi itu kepada Gu Qingqing, "Duduklah."     

"Atau, kita duduk bersama? Masing-masing duduk setengah."     

Leng Sicheng memandang Gu Qingqing dan mengangguk. Kemudian, keduanya duduk begitu dekat hingga kurang lebih lengan mereka saling bersentuhan dan punggung mereka saling menempel. Jarak keduanya begitu dekat. Bahkan, Gu Qingqing bisa mencium bau samar dari tubuh Leng Sicheng selain bau alkohol.     

Ngomong-ngomong, keduanya telah bertemu beberapa kali. Tetapi, setiap pertemuan itu sangat canggung. Bagi Gu Qingqing, Leng Sicheng adalah orang yang berada jauh di atas sana. Leng Sicheng hampir seperti 'Dewa' hingga mendekatinya akan terasa seperti semacam penghujatan. Selain itu, Leng Sicheng juga telah memiliki pacar.     

Gu Qingqing merasa canggung, Leng Sicheng juga merasa canggung. Leng Sicheng berpikir sebentar dan bertanya, "Apakah ibumu masih bekerja untuk keluarga Xu sekarang?"     

Setelah Leng Sicheng terakhir kali berciuman dengan Gu Qingqing, ia melakukan penyelidikan dan mendapati bahwa Gu Qingqing adalah putri dari pembantu keluarga Xu. Ia berniat untuk meminta maaf kepada Gu Qingqing, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.     

"Iya, ibu saya masih bekerja di sana," jawab Gu Qingqing. Ia merasa agak rendah diri karena ia hanyalah putri dari seorang pembantu.     

"Aku benar-benar minta maaf. Hal yang terakhir kali juga, pesta ulang tahun Zijin juga, dan…"     

...Dan awalnya ketika aku pertama kali bertemu denganmu dan juga menabrakmu.     

"Terakhir kali itu, aku yang salah. Aku melewati jalan pintas," Gu Qingqing menggelengkan kepalanya. Lalu, ia teringat pada Xu Zipei begitu luar biasa. Gu Qingqing semakin merasa bahwa Leng Sicheng berjarak semakin jauh darinya.     

Keduanya terdiam beberapa saat. Leng Sicheng tiba-tiba berdiri dan berkata, "Aku akan pergi ke kamar mandi."     

Gu Qingqing mengangguk. Saat ia melihat Leng Sicheng berdiri, ia bertanya dengan sedikit ketakutan, "Kapan… Kamu akan kembali?"     

Leng Sicheng melihat Gu Qingqing yang terlihat kasihan, seperti anjing yang mereka rawat di rumah. Leng Sicheng berniat mengganggunya sehingga ia berkata dengan tegas, "Akan segera kembali."     

Leng Sicheng berbalik dan berjalan memasuki kamar mandi. Namun, Gu Qingqing tiba-tiba mendengar suara air berhenti. Tidak ada suara pergerakan sama sekali di dalam kamar mandi. Gu Qingqing segera berdiri dan memanggil, "Senior Leng?"     

Tidak ada yang menjawab. Gu Qingqing agak merinding karena ketakutan. Ia pun segera berdiri dan pergi mencari Leng Sicheng, "Senior Leng, apakah kamu ada di kamar mandi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.