Kisah Istri Bayaran

Siapa yang Kamu Cintai (4)



Siapa yang Kamu Cintai (4)

0Pada saat pintu lift tertutup, Leng Sicheng langsung menjadi gila. Ia langsung bergegas ke sana dan dengan cepat sampai di depan lift. Leng Sicheng ingin membuat pintu lift terbuka lagi, tetapi tidak bisa. Pintu lift tertutup rapat dan tak lama kemudian, nomor-nomor yang tertera di atas lift menunjukkan bahwa lift turun ke bawah.     
0

Leng Sicheng segera melihat sekeliling. Ini adalah area tengah di antara dua bangunan sehingga hanya tersedia satu lift agar klien yang tinggal di sini bisa lebih nyaman dan mudah untuk naik turun.     

Gu Qingqing turun ke lantai bawah. Leng Sicheng hanya bisa berlari memutar dan naik lift dari pintu masuk utama, atau melewati tangga keamanan sendiri untuk berlari turun lantai demi lantai. Leng Sicheng melirik ke sana dan bahkan tidak berpikir karena ia langsung berjalan ke samping.     

Leng Sicheng bersiap untuk membuka pintu keamanan dan mengejar Gu Qingqing. Namun, begitu ia tangannya mencapai kenop pintu, Xu Zijin datang lagi dan memanggil, "Kakak Sicheng... Astaga!"     

Sebelum Xu Zijin menyelesaikan kalimatnya, tangannya malah ditepis dengan kuat oleh Leng Sicheng. Pria itu memelototi Xu Zijin dan sekelompok orang yang di belakangnya dengan marah. Kemudian, ia mengalihkan pandangannya kepada Sekretaris Cheng yang menyusulnya.     

Leng Sicheng segera memerintah Sekretaris Cheng, "Periksanya dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi! Jika ada orang yang membuat masalah, aku pasti tidak akan mengampuninya!"     

Setelah Leng Sicheng memberikan perintah ini, ia tidak peduli lagi dan langsung membuka pintu keamanan untuk bergegas ke lantai bawah.     

Leng Sicheng berlari secepat mungkin ke lantai bawah. Sementara itu, Gu Qingqing yang berada di dalam lift juga melihat nomor lift yang terus bergerak turun ke bawah. Untungnya, tempat ini hanya terdiri dari lima lantai.     

Leng Sicheng bergegas ke aula dan melihat sekeliling, tetapi sudah tidak ada orang di pintu masuk lift. Ke mana perginya Gu Qingqing? pikirnya. Leng Sicheng melihat sekeliling dan tidak bisa menemukan orangnya.     

Saat Leng Sicheng membuka pintu utama dan berjalan keluar, ada banyak taksi yang berjajar di luar. Benar saja. Saat ia segera bergegas keluar, ia melihat Gu Qingqing sedang mengantre di baris pertama, lalu membungkuk dan masuk ke dalam taksi.     

Tanpa membuang-buang waktu, Leng Sicheng langsung bergegas ke sana dan memanggil, "Gu Qingqing!"     

Gu Qingqing berhenti sebentar saat mendengar suara Leng Sicheng, Namun, ia cepat-cepat masuk ke dalam mobil tanpa menoleh ke belakang dan kemudian menutup pintu mobil.     

Begitu Leng Sicheng melihat Gu Qingqing masuk ke dalam taksi, ia langsung cemas dan bergegas ke sana tanpa mengatakan apa pun. Lalu, ia terus memanggil, "Gu Qingqing, turun dari mobil! Turun! Hentikan!"     

Jendela pengemudi taksi tidak ditutup sehingga sopir taksi melihat Leng Sicheng mengejar sepanjang jalan. Ia masih melihat spion dan bertanya kepada Gu Qingqing, "Nona, apakah ingin tunggu sebentar?"     

Gu Qingqing menggelengkan kepala dan menjawab dengan suara yang agak lelah, "Tidak perlu. Jalan saja."     

Sopir taksi masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Leng Sicheng telah mengejar hingga sampai ke belakang taksi. Wajah Leng Sicheng tetap terlihat tenang, tetapi matanya sangat cemas karena takut Gu Qingqing pergi. Suaranya juga agak tajam saat ia memanggil sekali lagi, "Gu Qingqing, turun!"     

Gu Qingqing bahkan tidak melihat Leng Sicheng. Ia menurunkan matanya sedikit dan melihat jari-jarinya yang bertumpu di lututnya. Saat tangan Leng Sicheng hendak menyentuh pegangan pintu taksi, taksi itu tiba-tiba menyala dan melaju hingga meninggalkan Leng Sicheng di belakang.     

Leng Sicheng langsung tercengang. Namun, ia segera mempercepat larinya dan mengejar lagi. Ia mengejar taksi itu sepanjang jalan sambil menepuk pintu taksi dan memanggil, "Gu Qingqing, turun dari taksi ini! turun!"     

Gu Qingqing yang duduk di dalam taksi mengunci pintu, tetapi menurunkan matanya sedikit dan ekspresinya sangat tenang, "Mari kita pergi."     

Sopir menginjak pedal gas. Taksi itu langsung melaju keluar dari area tempat itu dan meninggalkan Leng Sicheng jauh di belakang. Leng Sicheng mengejarnya sampai dua kali, tetapi tetap gagal. Ia menjadi sangat marah.     

Leng Sicheng mengambil napas dan segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Gu Qingqing. Panggilan pertama ditutup oleh Gu Qingqing. Kemudian, Leng Sicheng menelepon lagi dan ponsel Gu Qingqing ternyata sudah dimatikan.     

Gu Qingqing yang duduk di dalam mobil melihat dari kaca spion. Leng Sicheng terlihat marah dan ingin mencoba menghancurkan ponselnya. Ekspresi Gu Qingqing terlihat sangat tenang, tetapi matanya malah dipenuhi dengan kesedihan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.