Kisah Istri Bayaran

Kekasih (9)



Kekasih (9)

0"Xu Zipei" Leng Sicheng sedikit mengernyit. Baginya, hubungannya dengan Xu Zipei itu sudah berlalu bertahun-tahun yang silam. Skandal kali ini tidak dilakukan secara sengaja oleh Leng Sicheng, apalagi insiden semalam itu tidak ada hubungan sama sekali dengan Xu Zipei.     
0

"Apa hubungannya dengan dia?" Leng Sicheng balik bertanya pada Gu Qingqing.     

Tangan Gu Qingqing tanpa sadar terus meremas seprai tempat tidur semakin erat hingga menjadi gumpalan kecil di tangannya. Saat itulah, baru ia tiba-tiba melepaskan cengkeramannya dan tersenyum dengan kecewa sambil menjawab, "Iya, tidak ada hubungan dengannya."     

Tadi, Gu Qingqing mendengar semua percakapan Leng Sicheng dengan ayahnya di telepon. Leng Sicheng tidak memberi ampun sama sekali kepada Chen Wenjie. Ketika ayahnya kebetulan bertanya tentang Xu Zipei, Leng Sicheng malah hanya mengatakan bahwa ia 'memiliki rencana lain' dan masih menambahkan bahwa 'akan segera ada solusi yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah'.     

Bagaimana menyelesaikannya? Apakah dia berencana untuk terus berkencan dengan Xu Zipei untuk sementara waktu, kemudian baru bercerai denganku? Atau, langsung bertengkar denganku? Dalam hati Leng Sicheng, Xu Zipei selalu menjadi cahaya bulan putih yang terang. Aku dan Chen Wenjie hanya menjadi 'pengganti' Xu Zipei, pikir Gu Qingqing.     

Mata Gu Qingqing menatap piring dan apel yang telah dipotong yang teroksidasi udara hingga berangsur-angsur menjadi kuning dan lembut, seperti pernikahan dan hubungan yang menjadi buruk. Jika ingin mencari kembali impuls dan keberanian masa lalu, rasanya juga menjadi semakin sulit.     

Gu Qingqing memejamkan matanya sedikit. Jelas aku sudah tahu tentang keinginan Leng Sicheng sejak lama. Tapi, mengapa aku masih bisa memiliki harapan yang begitu besar? Genangan air dingin pun tidak membuatku sadar tadi malam? Mungkin ini adalah saatnya untuk memutuskannya secara sungguh-sungguh!     

"Aku agak lelah," gumam Gu Qingqing sambil perlahan menutup matanya. Ia tidak peduli dengan Leng Sicheng lagi dan perlahan-lahan berbaring di tempat tidur.     

Leng Sicheng melihat wajah Gu Qingqing yang tampak tidak begitu baik dan alisnya sedikit berkerut. Ia masih mengira bahwa kondisi tubuh Gu Qingqing benar-benar tidak sehat, jadi ia menutupi Gu Qingqing dengan selimut dan berkata, "Kamu istirahatlah dengan baik."     

Gu Qingqing tidak mengatakan sepatah kata pun lagi dan juga tidak menaggapi Leng Sicheng. Ia hanya menutup matanya dengan tenang. Leng Sicheng takut akan membangunkan Gu Qingqing sehingga pria itu berdiri dan bersiap untuk pergi bekerja di luar.     

Begitu Leng Sicheng berjalan ke pintu dan tangannya telah menyentuh gagang pintu, Gu Qingqing tiba-tiba berkata dengan suara yang sangat dingin, "Aku makan banyak di siang hari dan juga ingin beristirahat dengan baik nanti. Bisakah kamu… Jangan bekerja di luar? Selalu ada orang yang keluar dan masuk. Sangat berisik."     

Leng Sicheng jelas tercengang. Maksud Gu Qingqing, dia ingin beristirahat dengan baik sendirian dan tidak ingin ada orang yang mengganggunya? Pikirnya.     

Benar juga. Leng Sicheng baru bekerja di sini di pagi hari dan juga hanya dengan laporan tugas Sekretaris Cheng. Namun, ia telah keluar dan masuk berulang kali. Belum lagi, masih mungkin ada orang lain yang akan keluar masuk ruang rawat ini nanti karena berbagai urusan.     

"Baik," Leng Sicheng mengangguk, "Di sini adalah ruangan VIP, sangat aman. Aku akan mengirim dua orang untuk menjagamu di luar. Jika ingin melakukan sesuatu, kamu bisa menekan bel tempat tidur atau memanggil orang."     

Gu Qingqing tidak menanggapi sama sekali. Leng Sicheng meliriknya beberapa kali lagi dan kemudian berjalan keluar. Tidak lama kemudian, Leng Sicheng sudah memanggil dua pengawal untuk berjaga di pintu. Ia juga memerintahkan mereka untuk segera melapor jika ada sesuatu.     

Sebelum pergi, Leng Sicheng masih khawatir dan pelan-pelan membuka celah dalam pintu. Ia melihat Gu Qingqing yang terbaring di tempat tidur dan tidur dengan nyenyak dengan mata tertutup. Setelah itu, baru Leng Sicheng menutup pintu dan pergi. Langkah kakinya, perlahan-lahan menjauh dan akhirnya sosoknya benar-benar menghilang.     

Setelah Leng Sicheng pergi selama setengah jam, Gu Qingqing yang berada di dalam ruangan perlahan-lahan membuka matanya.     

Gu Qingqing tidak bisa lagi secara pasif menunggu Leng Sicheng untuk menyebutkan perceraian padanya. Ia juga harus membuat sedikit persiapan. Bahkan, meskipun ia bekerja di Xu Yi, pekerjaan itu pun bisa hilang kapan saja.     

Gu Qingqing tidak bisa diam saja dan tidak mencari jalan untuk menyelamatkan diri. Memikirkan itu, Gu Qingqing segera bangkit dan turun dari tempat tidur. Lalu, ia mengenakan sandal dan berjalan ke arah pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.