Kisah Istri Bayaran

Luka yang Tak Terlihat (5)



Luka yang Tak Terlihat (5)

0Leng Sicheng tidak sempat berbicara lebih banyak, jadi ia berkata sekali lagi, "Gu Qingqing hilang!"     
0

"Qingqing hilang juga dipaksa oleh kamu... Apa?! Gu Qingqing hilang?!" Li Youyou baru tersadar di akhir dan sontak terkejut.     

Gu Qingqing pernah memberitahu Li Youyou bahwa ia ingin pergi mencari rumah dan pekerjaan, tetapi masih belum menemukannya. Bagaimana mungkin temannya itu akan menghilang?     

"Kamu sebaiknya pikir baik-baik, apa yang baru saja dia katakan padamu?"     

Gu Qingqing menelepon Li Youyou hanya untuk meminta bantuannya mencari rumah dan pekerjaan. Ia juga masih mengatakan bahwa mungkin ada rencana untuk bercerai baru-baru ini. Tetapi, dari mana Li Youyou akan tahu ke mana perginya Gu Qingqing?     

Li Youyou berpikir sebentar, lalu berkata, "Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya mengeluh beberapa kata kepadaku. Seharusnya… Seharusnya dia hanya keluar untuk mencari angin segar?"     

Apakah seseorang akan mematikan ponselnya jika hanya ingin keluar untuk mencari angin segar?     

"Kapan dia meneleponmu?"     

"1 jam yang lalu," Li Youyou bekerja keras untuk mengingat kembali, "Oh, iya. Dia sepertinya ada di supermarket karena aku mendengar ada suara siaran Carrefour di sana."     

"Carrefour?" ulang Leng Sicheng dengan bingung. Apa yang ingin Gu Qingqing lakukan sampai pergi ke tempat seperti itu?     

Saat Leng Sicheng sedang berbicara, pintu luar tiba-tiba terbuka. Nie Zhining berlari ke sini dengan napas terengah-engah dan begitu memasuki pintu, ia juga tidak memedulikan Xu Zijin yang menyambutnya. Nie Zhining hanya betanya, "Di mana Qingqing? Ke mana dia pergi?"     

Ekspresi Xu Zijin langsung mendadak berubah. Baru saja Xu Zijin ingin memelototi Nie Zhining dan mulai pertengkaran, Xu Zipei segera menariknya dan berjalan ke samping Leng Sicheng.     

Kemudian, Xu Zipei berkata dengan tenang, "Sicheng, hal terpenting sekarang adalah menemukan posisi Qingqing. Jika teman Qingqing sempat berbicara di telepon dengannya, biarkan temannya itu menghubunginya lagi. Selain itu, apakah kita perlu memanggil polisi?"     

Memanggil polisi? Leng Sicheng sedikit mengernyit, lalu berkata kepada Li Youyou terlebih dahulu, "Coba kamu lihat. Apakah kamu masih bisa menghubungi Gu Qingqing? Jika tidak bisa menghubunginya, aku tidak peduli kamu berada di mananya luar kota, sebaiknya kamu bergegas kembali secepat mungkin!"     

Setelah mengatakan itu pada Li Youyou, Leng Sicheng menutup telepon. Ia berpikir sebentar, lalu memanggil Sekretaris Cheng, "Begini. Kamu sekarang bawa orang untuk berjaga di sini. Aku akan pergi ke supermarket Carrefour untuk mencarinya. Jika kami telah mencari selama 2 jam dan masih belum ada respons sama sekali, kamu langsung panggil polisi!"     

"Aku juga akan pergi!" sahut Nie Zhining sambil segera bergegas ke depan.     

Jika hal ini terjadi di masa lalu, takutnya Leng Sicheng akan langsung membuat Nie Zhining malu di tempat. Tetapi, saat ini ia hanya melirik Nie Zhining dan tidak banyak bicara.     

Xu Zijin malah marah pada Nie Zhining, "Jika Gu Qingqing hilang, apa hubungannya denganmu?!"     

Xu Zipei menarik adiknya perempuannya dan berkata, "Kita akan berpencar untuk menemukannya. Sekarang keamanan Gu Qingqing adalah yang terpenting."     

Leng Sicheng juga tidak peduli dengan Xu Zipei. Ia mengenakan jas dan segera keluar sambil membawa kunci dan ponselnya. Nie Zhining dengan cepat menyusul. Lalu, Xu Zipei juga segera turun sambil menarik Xu Zijin yang enggan.     

Ketiga kelompok orang berpencar ke tiga arah dan pergi untuk mencari ke Carrefour yang terdekat dengan rumah sakit.     

Setiap menit dan setiap detik terus berjalan. Saat melihat waktu, satu jam akan segera berlalu.     

Leng Sicheng telah mengunjungi dan mencari di beberapa Carrefour terdekat, namun tetap tidak menemukan jejak Gu Qingqing. Begitu juga dengan Xu Zipei dan Nie Zhining. Leng Sicheng pun menelepon kembali ke rumah sakit, namun Sekretaris Cheng juga tidak menerima kabar apa pun.     

Mobil Leng Sicheng diparkir di pinggir jalan. Ia mengerutkan kening dan menelepon Gu Qingqing lagi, tetapi ponselnya tetap dimatikan. Ia memiringkan kepalanya dengan kesal. Setelah Leng Sicheng melihat toko kecil yang menjual tembakau, alkohol, dan makanan non-pokok, tiba-tiba sesuatu melintas di benaknya.     

Apakah Gu Qingqing pergi ke sana?     

Leng Sicheng melemparkan ponselnya, lalu menginjak pedal gas. Mobilnya bergegas melaju kencang, seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Tujuannya adalah... Pemakaman Chengxi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.