Kisah Istri Bayaran

Luka yang Tak Terlihat (6)



Luka yang Tak Terlihat (6)

0Matahari perlahan-lahan mulai terbenam.     
0

Pemakaman Chengxi sangat sepi. Hari ini bukan Tahun Baru Imlek, bukan hari libur, juga bukan akhir pekan, dan bahkan bukan Ziarah. Karenanya, orang-orang yang datang mengunjungi kuburan sangat sedikit.     

Belum lagi, sekarang sudah hampir malam hari. Jika datang ke pemakaman pada pagi hari, suasana masih bisa terasa khusyuk untuk mengungkapkan kata-kata sedih di dalam hati dengan membawa kenang-kenangan orang yang meninggal. Namun, tidak ada orang sama sekali di Pemakaman Chengxi pada malam hari. Suasana sekarang tampak agak gelap dan mengerikan.     

Gu Qingqing berdiri sendirian di depan batu nisan ayahnya. Angin sepoi-sepoi meniup rambut panjangnya. Bersama ayahnya, Gu Qingqing tidak akan merasa ketakutan. Hatinya akan merasa sangat damai.     

Sebelumnya, Gu Qingqing akan datang ke sini setiap kali untuk memberitahu ayahnya tentang hal-hal yang tidak menyenangkan. Leng Sicheng membanting pintu dan keluar di malam pernikahan, Leng Sicheng berselingkuh untuk pertama kalinya, Leng Sicheng kembali sebulan sekali untuk pertama kalinya, dan Leng Sicheng melemparkan 10.000 RMB ke wajahnya... Setiap kali, Gu Qingqing pun akan datang.     

Gu Qingqing tahu bahwa dari pandangan orang di dunia ini, ayahnya bukan orang yang sukses. Ayahnya bekerja di pabrik kecil, memiliki penghasilan yang kecil, hobi minum hingga mabuk setiap hari, dan bahkan juga masih meminjam uang dengan riba.     

Bagaimanapun, ayahnya adalah orang yang memperlakukan Gu Qingqing terbaik di dalam keluarga. Setiap kali, ayahnya akan mengurangi sedikit dari uang anggurnya untuk membelikan Gu Qingqing makanan ringan. Ia juga akan memberinya uang saku pada hari Tahun Baru Imlek dan hari liburan. Bahkan, tindakannya sebelum kecelakaan itu terjadi juga untuk keluarga ini...     

Suasana hati Gu Qingqing kacau ketika ia menikah dengan Leng Sicheng. Hatinya penuh penolakan, kegembiraan, dan juga... sedikit kebencian. Tetapi, setelah Gu Qingqing benar-benar menikah dengan Leng Sicheng, ia pernah bersumpah di depan kuburan ayahnya bahwa ia tidak akan pernah menyerahkan posisinya dalam pernikahan yang digantikan dengan nyawa ayahnya, tidak peduli apapun yang terjadi.     

Ironisnya, sampai sekarang Gu Qingqing malah tidak memiliki kepercayaan sama sekali dengan pernikahan ini...     

"Ayah, apakah Ayah tahu? Xu Zipei, dia telah kembali."     

Gu Qingqing berjongkok di depan batu nisan dan menggunakan tangannya untuk membersihkan debu di batu nisan. Lampu jalan berangsur-angsur menjadi terang. Dengan cahaya yang redup, foto ayahnya yang tersenyum di batu nisan membuat semuanya seolah-olah terlihat seperti sebelum ayahnya meninggal.     

Setelah Gu Qingqing menyeka dan membersihkan debu di atas batu nisan, ia berjongkok lagi dan membersihkan seluruh debu di depan batu nisan. Kemudian, ia duduk dengan lembut dan menyandarkan punggungnya di batu nisan ayahnya. Meskipun rasanya dingin, hati Gu Qingqing jadi terasa sangat tenang.     

Gu Qingqing memiringkan badannya dan mengambil dua botol anggur yang ia beli di supermarket. Itu bukan anggur kelas atas, melaikan Erguotou yang biasanya diminum ayahnya. Gu Qingqing membuka satu botol dan meletakkannya di lantai dengan lembut, lalu membuka tutup botol yang satu lagi dan mengangkatnya ke arah foto ayahnya di batu nisan seperti sedang mengajak bersulang.     

Gu Qingqing mulai minum seteguk anggur bintang merah 52 derajat Erguotou. Tegukan pertama terasa seperti tusukan pisau dari mulut ke kerongkongan, kemudian ke perut. Anggur itu seperti menyalakan sebuah api yang membakar seluruh tubuh Gu Qingqing hingga ia menjadi linglung.     

"Sebenarnya, bahkan jika dia tidak kembali, saya dan Leng Sicheng juga sangat sulit melewatinya. Dia..." Gu Qingqing tersenyum dengan pahit, lalu menyesap anggur lagi.     

Jelas-jelas Gu Qingqing dan Leng Sicheng adalah dua orang yang berada dalam dunia yang berbeda. Mereka memiliki nilai yang berbeda dan pandangan terhadap dunia yang berbeda pula. Bahkan, jika mereka bisa berkomunikasi dengan baik di awal, pada akhirnya juga akan ada kemungkinan besar untuk memiliki akhir yang menyedihkan.     

Leng Sicheng berselingkuh lagi dan lagi. Itu telah menghabiskan semua harapan Gu Qingqing padanya. Insiden Xu Zipei kali ini hanya memberinya pukulan terakhir.     

"Bahkan, jika tidak ada dia, putri ayah juga adalah yang terbaik! Ayah jangan khawatir. Saya pasti akan menjalani hidup dengan baik dan mengandalkan tangan sendiri untuk menghidupi diri sendiri!"     

Gu Qingqing meminum seteguk lagi dan terus meminum hingga tiga teguk anggur mengalir ke perutnya. Alkohol mengalir ke jantungnya dan naik ke otaknya. Rasanya panas hingga pipinya pun sedikit memerah. Kemudian, ada cahaya yang datang dan bersinar dari kejauhan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.