Kisah Istri Bayaran

Sebuah Surat Pernikahan (4)



Sebuah Surat Pernikahan (4)

0Bagi seorang pria, hal-hal seperti 'Aku menyukaimu' maupun 'Aku mencintaimu' itu masih tidak sebaik sebuah surat pernikahan.     
0

Cinta yang paling luas, rasa menghargai yang paling tulus, dan tanggung jawab yang terdalam adalah memberikan seorang wanita sebuah pernikahan dan keluarga.     

Gu Qingqing terus menoleh dan melihat ke luar jendela tanpa mengatakan sepatah kata pun. Setelah waktu yang lama, barulah ia mengangguk dengan sangat tipis.     

Gu Qingqing bersedia untuk mempercayai Leng Sicheng sekali lagi. Namun, ini juga yang terakhir kalinya. Hubungan pernikahan mereka selama tiga tahun, perasaan yang ia simpan selama sepuluh tahun... Bahkan jika mengambil resiko besar, Gu Qingqing juga ingin mencobanya.     

Leng Sicheng melihat Gu Qingqing mengangguk. Ia masih berpikir bahwa meskipun hati Gu Qingqing tidak memilikinya, wanita ini masih bersedia untuk memberinya satu kesempatan. Leng Sicheng menjadi agak bersemangat, bahkan rasa semangat itu agak sulit dijelaskan. Suaranya juga menjadi lembut, "Jendelanya terbuka dan udaranya dingin. Tubuhmu masih belum pulih. Hati-hati. Jangan sampai masuk angin lagi."     

Leng Sicheng berbicara sambil mengambil jasnya dari samping dan mengenakannya pada Gu Qingqing dengan lembut. Hidung Gu Qingqing pun mencium sebuah aroma dingin dan samar yang khas dimiliki Leng Sicheng tercium. Diikuti angin sepoi-sepoi yang berembus ke dalam dan bagaikan meniup permukaan air sungai hingga beriak, suasana itu membuat sedikit gejolak pada suasana hati Gu Qingqing.     

Selama Gu Qingqing tinggal di rumah sakit, Leng Sicheng memedulikan kesehatannya. Ketika ia ditindas, Leng Sicheng juga akan membereskan orang yang menindasnya. Saat Gu Qingqing pergi ke depan kuburan ayahnya... Mungkin karena rasa bersalah, dan juga mungkin sebagai kompensasi, Leng Sicheng mengatakan bahwa ia tidak akan mengajukan perceraian dan hanya akan memiliki seorang istri yaitu Gu Qingqing...     

"Kamu istirahatlah dengan baik. Malam ini... Aku akan tidur di ruang baca agar tidak mengganggumu," kata Leng Sicheng.     

Leng Sicheng telah bertanya kepada dokter. Karena Gu Qingqing baru saja keluar dari rumah sakit, tubuhnya masih perlu dirawat sekarang dan waktunya masih tidak tepat untuk kehamilan. Leng Sicheng telah membuang semua obat pencegah kehamilan dan juga tidak mempersiapkan kondom.     

Tetapi, mana mungkin Leng Sicheng bisa menahannya jika ia tidur di satu ruangan dengan Gu Qingqing? Jika ia tanpa sengaja kehilangan kendali dan benar-benar membuat Gu Qingqing hamil, wanita ini yang akan menderita.     

Leng Sicheng melihat samping wajah Gu Qingqing dan akhirnya tidak bisa menahan diri. Ia mendekati wanita itu dan mencium pipinya dengan lembut. Bibir lembut Leng Sicheng menempel di pipi Gu Qingqing dengan lembut dan hanya bergerak dengan sedikit tekanan. Tetapi, kedua tangannya malah memeluk Gu Qingqing dengan erat dan semakin kuat, seolah-olah ingin menarik Gu Qingqing mendekat ke arahnya.     

Setelah sebuah ciuman ringan, Gu Qingqing jelas merasakan bahwa ada sepasang mata berwarna kuning yang tertuju pada pipinya dan menatapnya sejenak sebelum beralih dengan cepat. Setelah itu, bahkan tangan yang memeluknya pun dilepaskan.     

Kemudian, Leng Sicheng menegakkan tubuhnya dan perlahan-lahan pergi. Pria itu membawa aroma tubuhnya, kehangatan tubuhnya, dan segala sesuatu dari dirinya meninggalkan ruangan ini.     

Gu Qingqing mengangguk dengan kaku. Pandangannya tetap tertuju ke depan dan ia masih menatap pohon ara di luar jendela. Bagaimanapun, ia juga tidak pernah mendapatkan apa pun. Jadi, ia tidak peduli jika kehilangan apapun.     

Gu Qingqing membiarkan dirinya menjadi keras kepala sekali lagi dan sebuah api cinta menyala dengan lemah di dalam hatinya.     

———     

Keesokan harinya, Gu Qingqing yang sudah tidak bekerja selama dua hari pun akhirnya memanfaatkan kesempatan. Begitu Leng Sicheng berangka ke kantor Grup Leng, ia memutuskan untuk bekerja dan berangkat ke Xu Yi     

Begitu Gu Qingqing sampai di Xu Yi, Zhang Yuxi adalah orang pertama yang datang menyambutnya dengan pertanyaan, "Aku dengar kamu sakit. Apakah kamu baik-baik saja?"     

"Aku tidak apa-apa," jawab Gu Qingqing sambil menggelengkan kepalanya.     

Kebetulan Lin Zhouyi juga baru sampai di perusahaan. Ia melirik Gu Qingqing beberapa kali dengan senyuman dan bertanya, "Apakah kamu sudah sembuh?"     

"Sudah sembuh. Terima kasih, Presiden Lin!" Gu Qingqing segera memberi hormat. Ia telah meminta cuti selama dua hari dan Lin Zhouyi tidak menghukumnya. Ia sendiri jelas merasa malu dan sungkan.     

"Ngomong-ngomong, Grup Leng di sana juga masih belum memberikan kabar. Bintang iklan laki-lakinya masih belum terpilih. Kita akan menunggu dulu," Lin Zhouyi memberitahu.     

Calon bintang laki-laki yang hendak dipilih ternyata terlibat dalam penyalahgunaan narkoba dan barusan ditangkap. Baru-baru ini, Leng Sicheng sedang terus mencari kandidat yang lebih baik.     

"Bintang iklan laki-laki? Siapa itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.