Kisah Istri Bayaran

Sebuah Surat Pernikahan (10)



Sebuah Surat Pernikahan (10)

0Begitu Leng Sicheng mengatakan kata 'Kakak Ipar' itu, bukan hanya Nie Zhining yang tercengang. Bahkan Xu Zipei yang keluar dari mobil dengan mengenakan kacamata hitam juga membeku sejenak.     
0

Ini bukan pertama kalinya Xu Zipei berhadapan dengan Leng Sicheng dan Gu Qingqing yang berdiri bersandingan dengan identitas suami dan istri. Ia mengalihkan pandangannya pada lengan Leng Sicheng yang melingkari pinggang Gu Qingqing dengan sangat terbiasa. Tubuh Xu Zipei menjadi sedikit kaku.     

Meskipun rias dan pakaian Gu Qingqing sangat sederhana saat ini, dan meskipun ekspresi Leng Sicheng tetap mulia dan tenang, jelas bahwa aura kedua orang yang berdiri bersandingan ini tidak cocok sama sekali. Tetapi, mereka malah secara samar memancarkan kesan sebagai pasangan laki-laki berbakat dan gadis cantik.     

Xu Zipei segera tersadar kembali dan maju ke depan dengan tersenyum sambil menyapa, "Sicheng, Qingqing."     

Leng Sicheng hanya mengangguk ringan menanggapi Xu Zipei. Ekspresinya seperti sedang melihat Xu Zijin, tetapi sebagian besar pandangannya tertuju kepada Nie Zhining yang berada di sampingnya.     

Tinju Leng Sicheng malam itu cukup kuat. Masih ada memar di wajah Nie Zhining sekarang. Leng Sicheng melihat kedua orang itu tidak menyapa mereka dan terus menundukkan kepala mereka.     

"Jika sudah datang, mari kita masuk," kata Leng Sicheng sambil merangkul pinggang Gu Qingqing dan memasuki ruangan tanpa berpikir sama sekali.     

Awalnya ketika Leng Sicheng berdiri bersama Gu Qingqing, semua orang masih tidak merasakan apapun. Tetapi, melihat Leng Sicheng yang terus merangkul pinggang Gu Qingqing selagi memasuki ruangan restoran tanpa melepaskan tangannya sama sekali, ekspresi ketiga orang pun perlahan-lahan menunjukkan sedikit perubahan.     

Xu Zipei agak bingung dan perasaannya juga terguncang. Tetapi, guncangan itu hanya terjadi sesaat dan dengan cepat menghilang.     

Sementara itu, Nie Zhining sedikit menundukkan kepala dan baru mengangkat kepalanya sedikit saat ini untuk melihat ke arah sosok kedua orang yang di kejauhan. Pandangannya sepertinya menunjukkan rasa enggan dan kesepian, bahkan juga ada sebuah emosi seperti menyalahkan diri sendiri.     

Xu Zijin merasa agak tidak senang dan berbisik dengan kesal dari belakang Nie Zhining, "Ada apa itu?!"     

Tetapi, ketika Xu Zijin mengalihkan pandangannya ke samping dan melihat ekspresi Nie Zhining, kekesalannya itu langsung menjadi meledak menjadi kemarahan dan keengganan. Suara Xu Zijin menjadi lebih keras dan lebih keras, "Zhining! Zhining! Nie Zhining!"     

Akhirnya, Nie Zhining perlahan-lahan menarik kembali pandangannya dan mengendalikan emosinya. Kemudian, barulah ia tertawa pada dirinya sendiri.     

Gu Qingqing telah menikah. Nie Zhining sendiri juga telah bertunangan. Jika Gu Qingqing tidak bercerai, meskipun Nie Zhining ia marah dan kesal, ia juga tidak bisa mengubah apa pun. Bahkan jika Gu Qingqing tidak menikah dengan Leng Sicheng, apakah mereka akan bisa berhasil untuk bersatu?     

Nie Zhining adalah satu-satunya anak dalam keluarganya. Bahkan jika ia bisa melepaskan bisnis keluarga Nie, ia juga tidak bisa menentang keinginan keluarga dan melukai hati orang tuanya.     

"Mari kita pergi," kata Nie Zhining. Ia mengambil langkah terlebih dahulu tanpa memedulikan Xu Zijin.     

"Nie Zhining!"     

Melihat penampilan Nie Zhining yang tidak bersemangat itu, Xu Zijin merasa sangat marah, Setiap kali, selalu seperti ini! Selama Nie Zhining bertemu wanita itu atau ada hal-hal tentangnya, dia akan menjadi kacau!     

"Kak! Kamu lihat Zhining!" Xu Zijin mengadu pada Xu Zipei.     

"Zijin," Xu Zipei menegur dan menggelengkan kepalanya.     

Jika harus berkata jujur, Xu Zipei sendiri bahkan merasa hatinya sedikit terluka saat melihat Leng Sicheng dan Gu Qingqing berjalan berdampingan. Tetapi, memangnya mengapa? Mereka adalah suami dan istri. Tidak peduli apa alasan yang membuat mereka bersama, semua hal telah menjadi kesimpulan yang pasti pada saat ini.     

Sementara mereka memasuki ruangan, Leng Sicheng dan Gu Qingqing telah duduk.     

"Tuan Leng, silakan duduk," kata pelayan yang hanya memberikan menu kepada Leng Sicheng. Tuan Leng memiliki banyak pasangan wanita di sisinya. Siapa yang tahu siapa wanita yang bersamanya kali ini?     

Ketika Leng Sicheng melihat ketiga orang itu memasuki pintu, ia segera mendorong menu ke sisi Gu Qingqing dan berkata, "Istri, kamu pesan saja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.