Kisah Istri Bayaran

Kesedihan dalam Kemanisan (2)



Kesedihan dalam Kemanisan (2)

0Gu Qingqing yang baru saja meminum air sampai hampir memuntahkannya. Ia pun terbatuk beberapa kali. Leng Sicheng segera mengulurkan tangan dan menepuk punggung Gu Qingqing untuk membantunya melancarkan napasnya.     
0

Seperti sedang menyalahkan dan juga tampak seperti memanjakan, Leng Sicheng menegur, "Minum air saja juga tersedak. Entah bagaimana kamu tumbuh dewasa sendiri."     

Kakak beradik perempuan keluarga Xu kehilangan kata-kata, "....."     

Nie Zhining juga tidak bisa berkata-kata, "....."     

Gu Qingqing terus terbatuk, "Uhuk, uhuk, uhuk."     

Setelah lima mangkuk mie dan dua piring makanan pendamping disajikan, pintu ruangan ditutup.     

Leng Sicheng mengangkat segelas air, "Aku menggunakan teh sebagai pengganti anggur... Oh, bukan. Air sebagai pengganti anggur. Terima kasih kepada kalian karena telah membantuku pergi mencari keberadaan istriku kemarin malam. Terutama Zhining..."     

Leng Sicheng berbicara sambil sengaja melihat ke arah Nie Zhining. Wajahnya membawa senyuman, tetapi pandangannya sangat dingin, "Terima kasih, kamu telah pergi selama tiga tahun dan masih tetap begitu peduli dengan masalah istriku. Kamu juga sudah bertunangan. Aku harap kamu juga bisa memperlakukan istrimu dengan begitu lembut dan perhatian di masa depan."     

Leng Sicheng memiliki maksud lain di dalam kata-katanya. Matanya sangat tajam, terutama saat mengatakan kata 'istriku'. Jika orang itu tidak tuli, siapa pun bisa mendengar peringatannya.     

Di saat yang sama, Xu Zipei yang berada di ruangan itu juga merasa bahwa Leng Sicheng sepertinya bukan hanya berbicara kepada Nie Zhining seorang saja. Sepertinya Leng Sicheng juga sedang memperingatkan sesuatu padanya.     

Nie Zhining tidak berbicara sejak ia masuk hingga sekarang. Tetapi, ketika mendengar kata-kata ini, ia tiba-tiba berdiri dan berkata, "Senior, karena kamu sudah menikah dengan Qingqing, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik dan jangan menyebabkan berita yang tidak baik lagi. Jangan biarkan juga para wanita di luar itu mengganggunya lagi."     

Leng Sicheng menyisipkan tegurannya di dalam kata-kata itu. Tetapi, ia tidak menyangka bahwa Nie Zhining akan membalasnya dengan serangan kritis. Leng Sicheng duduk, sedangkan Nie Zhining berdiri. Tidak ada satupun dari kedua pria itu yang bersedia untuk menyerah.     

Di samping Nie Zhining, Xu Zijin bergumam dengan tidak puas, "Buat apa kamu begitu memedulikannya? Itu adalah masalah keluarga Kakak Sicheng! Wanita itu sendiri tidak memiliki kemampuan dan tidak bisa mengendalikan hati suaminya! Apa hubungannya denganmu?"     

"Apanya yang tidak ada hubungan?" sahut Nie Zhining dengan agak agak impulsif, lalu melihat wajah Gu Qingqing yang sedari tadi tidak berbicara di samping, "Qingqing adalah... Teman baikku. Tentu saja aku akan peduli padanya!"     

Melihat suasana yang menjadi tidak nyaman, Xu Zipei segera datang dan menegur, "Cukup, Zijin, Zhining. Kurangi kata-kata kalian."     

Xi Zijin merasa cemburu dan marah sehingga ia memprotes kakaknya, "Kak, bukan aku banyak berbicara! Kamu lihat dia!"     

"Apa yang dikatakannya benar."     

Tiba-tiba terdengar kata-kata ini di samping. Suasana pertengkaran di ruangan itu pun seketika menghilang.     

Ketika ruangan masih dalam suasana perselisihan, Gu Qingqing tidak mengatakan sepatah katapun. Tetapi, begitu Leng Sicheng berbicara, ia segera mengangkat kepalanya, seperti kelinci yang terkejut. Matanya langsung melihat ke arah Leng Sicheng.     

"Apa yang dikatakannya benar. Aku tidak akan melakukannya lagi di masa depan," kata Leng Sicheng.     

Jari-jari putih Leng Sicheng yang ramping membelai punggung tangan Gu Qingqing dengan lembut. Kulitnya tangannya yang kasar dan jari-jarinya yang sedikit lembab menggosok kulit punggung tangan Gu Qingqing yang halus, seperti sangat menyayangi, "Aku sebelumnya... Memang melakukan kesalahan. Itu tidak akan terjadi lagi di masa depan. Tidak akan ada Chen Wenjie, dan bahkan tidak akan ada orang-orang lain."     

Leng Sicheng memang bodoh. Ia telah menikah selama tiga tahun, tetapi baru sekarang ia menyadarinya. Tidak penting jika Gu Qingqing mencintainya atau tidak. Selama Leng Sicheng mencintai Gu Qingqing, itu sudah cukup. Di dalam kehidupan, bukannya ada banyak suami dan istri yang bersama bukan karena cinta? Tetapi, bukannya kebanyakan dari mereka mendapat kebahagiaan pada akhirnya?     

Ketika Leng Sicheng mengatakan bahwa 'bahkan tidak akan ada orang-orang lain', pelipis Xu Zipei sedikit terangkat. Meskipun Leng Sicheng tidak melihatnya, Xu Zipei selalu merasa bahwa pria itu tampaknya menyembunyikan sesuatu yang ingin diungkapkannya dari dalam hatinya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.