Kisah Istri Bayaran

Mari Kita Bercerai (15)



Mari Kita Bercerai (15)

0"Kak, kamu juga sudah melihat sikap kakak Sicheng. Dia menikahi Gu Qingqing itu untuk membuatmu marah! Dia sekarang belum bercerai hanya karena dia mengkhawatirkan reputasi Kakak!"     
0

"Cukup!" Xu Zipei tiba-tiba menyela Xu Zijin dan suaranya menjadi agak tegas, "Kamu jangan mengatakan kata-kata seperti ini lagi di masa depan. Bagaimanapun, dia sudah menikah. Aku tidak mungkin akan memiliki hubungan dengannya."     

"Tapi..."     

"Tidak ada yang harus di-tapi-kan," Xu Zipei menggelengkan kepalanya, menghela napas, dan keluar melalui pintu.     

"Kakak..." panggil Xu Zijin sambil melihat kakaknya keluar. Ia masih membatin, Kakak dan Kakak Sicheng jelas saling mencintai. Mengapa tidak bisa? Selama Gu Qingqing dan Leng Sicheng bercerai, sudah bisa, kan?     

———     

Lin Zhouyi duduk di sofa lobi hotel gedung utama sambil tersenyum dan mengarahkan, "Besok harus sampai di pantai jam 4 pagi. Untuk syuting adegan ciuman pertama dalam iklan, akan diambil ketika matahari terbit. Adegan ini harus diambil dengan tepat waktu, jadi tolong semuanya untuk pasti tidak terlambat."     

Semua orang kompak mengangguk.     

"Terima kasih atas kerja keras semuanya malam ini. Semuanya harus bersemangat dalam dua minggu ini. Tugas syuting akan menjadi banyak dan berat di masa depan. Kelompok Huang Ting Entertainment juga akan bergabung besok pagi. Semoga semuanya bisa bekerja sama dengan baik dan tidak menyebabkan konflik."     

Setelah Lin Zhouyi menyelesaikan kata-katanya, semua orang kembali mengangguk. Ketika ia bersiap untuk pergi, ia sengaja melirik Gu Qingqing yang berdiri di sudut dan memanggilnya, "Nona Gu, harap tunggu sebentar."     

Setelah Gu Qingqing kembali, ia bukan lanjut pergi ke perjamuan, melainkan mengganti pakaiannya dan menghapus riasan.     

Ketika Lin Zhouyi memberitahu semua orang untuk turun ke lantai bawah untuk rapat, Gu Qingqing baru saja selesai mandi dan bahkan tidak mengeringkan rambutnya. Ia hanya memakai piyama kain katun dan sandal, lalu turun ke lantai bawah.     

Rambut hitam Gu Qingqing masih belum kering. Ujung rambutnya masih meneteskan air. Meskipun tatanan rambutnya sudah hilang, ia sama sekali tidak terlihat jelek. Malahan Gu Qingqing menunjukkan sedikit kecantikan dari penataan biasanya yang tanpa riasan.     

Jika Gu Qingqing yang pada perjamuan malam ini memberikan kesan mendalam pada orang-orang yang melihatnya, bagaikan setangkai bunga mawar yang sombong di antara tanaman-tanaman, dirinya yang sekarang begitu tenang dan jernih bagaikan tanaman poa yang mekar di lembah kosong. Aromanya tetap sama dan sangat memikat.     

"Presiden Lin, saya benar-benar maaf. Malam ini… Saya akan mengembalikan pakaian dan tasnya padamu!" kata Gu Qingqing.     

Gu Qingqing merasa benar-benar sangat segan. Ia sudah berjanji akan menjadi pasangan wanita Lin Zhouyi di perjamuan malam ini, namun ia malah melarikan diri lagi dan meninggalkan Lin Zhouyi sendiri di ruang perjamuan. Padahal, berdandan untuk perjamuan menghabiskan begitu banyak energi dan pikiran. Jangankan mengatakan yang lain. Hanya biaya pakaian, sepatu, dan tas saja sudah cukup menakutkan.     

Tadi setelah Gu Qingqing selesai mandi, ia telah melipat pakaiannya dan bersiap untuk membawanya turun. Tetapi, ia terlalu terburu-buru sehingga lupa membawanya. Pada saat ini, Lin Zhouyi memanggilnya dan Gu Qingqing hanya berharap mengembalikan pakaian padanya bisa mengurangi kerugian.     

"Itu bukan apa-apa. Hanya saja..." Lin Zhouyi berbicara sambil sedikit mengernyit, "Apakah kamu bisa memberitahuku, mengapa kamu pergi lagi malam ini? Selain itu, mengapa Sepupu Leng mengejarmu keluar? Dia itu pergi mengejarmu, kan?"     

"Presiden Lin…"     

Jika Lin Zhouyi tidak bertanya sama sekali, Gu Qingqing sendiri juga akan merasa agak aneh. Tetapi, ketika Lin Zhouyi benar-benar bertanya seperti ini, ia juga merasa canggung. Gu Qingqing menundukkan kepalanya sedikit. Setelah waktu yang lama, baru ia berkata, "Presiden Lin, maaf, ini adalah masalah pribadi saya. Apakah saya boleh tidak mengatakannya?"     

Lin Zhouyi memperhatikan Gu Qingqing sedikit menundukkan kepalanya, melihat ujung kakinya merapat, dan mengetukkan kakinya dengan ringan. Ia bertanya dengan bermaksud menguji, "Tapi, kamu telah pergi beberapa kali tanpa pamit. Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah itu karena suamimu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.