Kisah Istri Bayaran

Terjalinnya Cinta dan Kebencian (2)



Terjalinnya Cinta dan Kebencian (2)

0"Sepupu."     
0

Leng Sicheng menoleh dan melihat sebuah sosok yang perlahan-lahan berjalan keluar dari kegelapan. Orang itu berjalan keluar dari bayangan pohon dan berjalan ke depan Leng Sicheng dengan nyaman.     

"Sudah begitu malam, masih belum istirahat? Apakah karena masalah pekerjaan belum ditangani?" tanya Lin Zhouyi.     

Leng Sicheng memandang Lin Zhouyi dengan acuh tak acuh. Tidak ada fluktuasi sama sekali di matanya. Ia sama sekali tidak peduli dengan orang seperti Lin Zhouyi. Badut yang tidak memiliki kekuasaan juga hanya akan keluar dan melompat-lompat.     

Dengan status dan kekuasaan keluarga Leng saat ini, Lin Zhouyi juga tidak bisa menggoyahkan statusnya dengan membuat tindakan kecil di belakangnya. Sebaliknya, Leng Sicheng sekarang tidak menghajar Lin Zhouyi hanya karena Gu Qingqing ingin terus bekerja di Xu Yi. Karenanya, ia akan membiarkan Xu Yi bertahan sehari lagi.     

Jika Gu Qingqing ingin bermain, Leng Sicheng akan membiarkannya bermain sebentar sekarang. Ketika ada tempat yang lebih ingin dikunjungi Gu Qingqing, Leng Sicheng akan langsung mematikan Lin Zhouyi dalam sekejap tanpa mengedipkan matanya.      

Selain itu, Leng Sicheng merasa yakin bahwa Lin Zhouyi sama sekali tidak berani membiarkan Gu Qingqing mengetahui tentang rencana aslinya, apalagi berani menekan Gu Qingqing maupun mengancamnya.     

Leng Sicheng melirik Lin Zhouyi, kemudian segera berbalik dan pergi. Meskipun ia tidak mengatakan apa pun, ia telah menunjukkan semua emosi bahwa ia memandang rendah Lin Zhouyi.     

Saat Lin Zhouyi melihat Leng Sicheng pergi, ia juga tidak mengatakan apa pun. Ia hanya berpikir, Apakah Leng Sicheng benar-benar mengira aku hanya memiliki sumber-sumber ini di tanganku?     

Harimau tidak akan melihat ular yang ada di bawah kakinya. Tetapi, harimau tidak tahu bahwa satu gigitan dari ular berbisa itu sudah cukup mematikan. Terlalu merendahkan orang lain dan terlalu arogan itu akan membawa kerugian dan penderitaan.     

———     

Meskipun Leng Sicheng kembali ke hotel, ia tetap tidak bisa merasa damai. Baru saja ia memasuki pintu, ia langsung dihentikan oleh Sekretaris Cheng.     

Selain menyerahkan naskah besok kepada Leng Sicheng, Sekretaris Cheng masih memberitahunya, "Tuan Leng, setelah Anda mengumumkan bahwa Anda akan menjadi bintang iklan sendiri, berita itu mendapat respon kuat dari luar hari ini. Masih ada media yang mengatakan bahwa mereka ingin datang untuk mewawancarai Anda."     

Pada umumnya, untuk mempromosikan produk dan bintang iklan, media akan diatur untuk datang wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan rasa penasaran publik dan mempertahankan popularitas produk.     

Leng Sicheng sedikit mengernyit dan hanya mengatakan, "Tidak ada waktu."     

Sekretaris Cheng kehilangan kata-kata, "Tapi, Tuan Leng, orang media itu telah sering bekerja sama dengan Grup Leng kita. Sebelumnya mereka juga pernah datang menguji Anda dan Anda setuju untuk menerima wawancara dari mereka."     

Saat itu Leng Sicheng memang telah setuju, tetapi itu karena ia tidak tahu bahwa Gu Qingqing juga berada di sana. Ia juga tidak keberatan untuk membuat sedikit skandal saat itu dengan tujuan untuk mempromosikan produk. Tetapi, Gu Qingqing keberatan.     

Leng Sicheng tidak ingin lagi menyakiti dan menarik perhatian Gu Qingqing melalui segala macam skandal. Ia hanya ingin menyelesaikan iklan sialan ini dengan cepat sekarang, kemudian membujuk Gu Qingqing untuk meninggalkan Xu Yi dan fokus mengandung hingga melahirkan bayi di rumah.     

"Aku yang presiden atau kamu yang presiden? Kapan jadi giliranmu untuk membuat keputusan?" potong Leng Sicheng.     

Leng Sicheng melirik Sekretaris Cheng dengan marah dan terlalu malas untuk mengatakan lebih banyak. Ia mengambil naskah dan keluar. Lalu, ia segera turun ke lantai bawah dari tangga pengaman.     

Leng Sicheng menggesekkan kartu kamar Gu Qingqing dan begitu terbuka, kamarnya gelap. Ia pun berpikir, Dia harusnya sudah tidur, kan?     

Leng Sicheng baru saja berjalan ke dalam dua langkah. Gu Qingqing memeluk selimut, tiba-tiba bangkit, dan duduk di kepala tempat tidur dengan rambut kacau sambil bertanya, "Kamu sudah kembali?"     

"Hm," Leng Sicheng menganggapi dengan singkat.     

Leng Sicheng berbalik, berjalan ke kamar mandi, dan mandi dengan sederhana. Ketika ia membuka pintu kamar mandi, ia baru mendapati bahwa lampu kamar tidur di luar masih menyala. Gu Qingqing mengenakan piyama, duduk bersandar di kepala tempat tidur, dan sepertinya sedang menunggunya.     

Leng Sicheng menoleh dan melihat jam di dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 1:30. Ia mengulurkan tangannya dan mematikan lampu dan bertanya dengan suara agak tegas, "Buat apa kamu bangun?"     

Kegelapan kembali melanda ruangan itu. Leng Sicheng dengan cepat mengganti pakaiannya, membuka selimut, dan berbaring berdampingan dengan Gu Qingqing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.