Kisah Istri Bayaran

Terjalinnya Cinta dan Kebencian (3)



Terjalinnya Cinta dan Kebencian (3)

0Tidak ada satupun dari mereka berdua yang berbicara. Suasana kamar tidur begitu sunyi. Hanya ada suara pendingin ruangan yang perlahan meniupkan angin. Terdengan pula suara napas dan detak jantung kedua orang yang stabil.     
0

Setelah beberapa saat, Gu Qingqing menolehkan kepalanya sedikit. Ia melihat pria yang tampak tenang dan menutup matanya di sebelahnya. Leng Sicheng menutup matanya, meletakkan tangannya di dadanya dengan stabil, dan berbaring dengan sangat lurus.     

Bulu mata Leng Sicheng sedikit bergetar saat ia bernapas. Jika memandang Leng Sicheng dari samping, hidungnya terlihat lebih mancung. Lekuk wajahnya juga terlihat lebih jelas dan sangat tampan.     

Melihat pemandangan Leng Sicheng yang tidur membuat Gu Qingqing sedikit terpesona dan juga sedikit tersesat.     

Gu Qingqing tahu dirinya tidak memiliki latar belakang yang baik dan kemampuannya juga rendah. Hubungan pertemanannya juga tidak luas seperti Xu Zipei yang terlahir dari keluarga Xu dan bisa membantu Leng Sicheng pada saat kritis.     

Gu Qingqing sekarang akhirnya tahu mengapa semua orang harus memperhatikan 'status ekonomi kedua keluarga' ketika menikah.     

Meskipun Xu Zijin berbicara dengan kejam, ada satu hal yang sebenarnya memang benar. Setelah Gu Qingqing menikahi Leng Sicheng dan menjadi menantu keluarga Leng, dirinya baru merasakan perbedaan besar di antara status keluarga. Ia pun baru tahu mengapa Xu Zijin begitu tidak menyukai dirinya.     

Sama seperti sekarang. Jika keluarga Leng Sicheng benar-benar mengalami suatu masalah, Gu Qingqing tidak bisa memberikan bantuan apapun. Ia hanya bisa merasa cemas di satu sisi. Hanya keluarga, status, dan koneksi pertemanan seperti Xu Zipei yang bisa membantu Leng Sicheng melewati kesulitan.     

"Apa yang sedang kamu lihat?" Leng Sicheng tiba-tiba berbicara. Meskipun matanya masih terpejam, tubuhnya tetap dalam postur yang sama dan tidak bergerak.     

Gu Qingqing terkejut dan segera menoleh kembali. Pria yang di sebelahnya tetap tidur dengan tenang dan bahkan napasnya juga tidak kacau. Seolah-olah kata-kata Leng Sicheng tadi hanya adalah ilusinya.     

Ketika Gu Qingqing menoleh kembali untuk tidur, Leng Sicheng berbaring yang di sebelahnya juga tidak banyak berbicara. Kedua orang perlahan-lahan bernapas dengan stabil dan suasana ruangan kembali menjadi sunyi lagi.     

Hanya saja, setelah beberapa saat, Gu Qingqing membuka matanya dan melihat ke arah lampu gantung lilin yang menggantung dari langit-langit dengan pandangan kosong.     

Gu Qingqing tidak bisa tidur.     

Gu Qingqing tidak tahu apakah Leng Sicheng telah menyelesaikan masalah tadi karena ia tidak tahu berapa banyak bantuan yang Xu Zipei berikan untuk masalah itu. Ia juga tidak tahu jika Leng Sicheng akan berterima kasih kepada orang lain atau tidak.     

Gu Qingqing sedikit khawatir Leng Sicheng akan terguncang karena bantuan Xu Zipei. Bahkan, ia lebih khawatir bahwa masalah yang terjadi pada keluarga Leng akan membuat Leng Sicheng bekerja jauh lebih keras.     

Setelah Gu Qingqing menghela napas panjang, ia menoleh dengan pelan dan melihat ke samping. Tidak masalah saat ia menoleh. Tetapi, ia tiba-tiba melihat mata Leng Sicheng yang berbaring di sampingnya terbuka. Mata dingin pria itu memandangnya sejenak,     

"Leng Si… Uh..."     

Leng Sicheng tiba-tiba mengulurkan lengannya yang ramping, memeluk tubuh Gu Qingqing, dan melakukan sebuah putaran langit dan tanah. Dalam sekejap, ia menukar posisi mereka dan menekan Gu Qingqing di bawahnya.     

Leng Sicheng mencium Gu Qingqing dalam-dalam dan terus bergerak. Saat Gu Qingqing lengah dan tidak menyadarinya, Leng Sicheng dengan cepat menembus ke dalam belenggu giginya. Ia menggunakan kesempatan ini untuk membaur secara gila-gilaan di antara bibir dan gigi Gu Qingqing.     

"Uh..."     

Rongga mulut Leng Sicheng membawa sebuah aroma segar dan masih ada sedikit aroma kopi yang tersisa. Dalam sekejap, semua ini memenuhi pikiran Gu Qingqing. Ditambah dengan pikiran Gu Qingqing yang memang telah berantakan duluan dan dari awal sudah setengah sadar, Gu Qingqing langsung tidak tahu hari ini itu hari apa setelah digulung secara sembrono oleh Leng Sicheng.     

Tidak peduli seberapa banyak kekhawatiran dan amarah yang ada di dalam hati Leng Sicheng, suasana hatinya akan langsung menjadi tenang saat berada di sisi Gu Qingqing. Bahkan, ketika mereka tidak melakukan apapun dan Gu Qingqing hanya perlu berada di sisinya,.     

Setelah sebuah ciuman ganas berakhir, meskipun tidak ada cahaya yang menyala di ruangan, Leng Sicheng melihat kelembapan di mata Gu Qingqing melalui sedikit sinar bulan. Bibir Gu Qingqing sedikit bengkak dan di antara napasnya terdapat aroma kopi yang ia berikan di bibirnya.     

Leng Sicheng perlahan-lahan bergerak mendekat dan pada saat ia hendak mencium Gu Qingqing…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.