Kisah Istri Bayaran

Terjalinnya Cinta dan Kebencian (1)



Terjalinnya Cinta dan Kebencian (1)

0Sebenarnya Xu Zipei selalu ingin menanyakan pertanyaan ini.     
0

Xu Zipei ingin menanyakannya pada saat kuliah. Ia ingin menanyakannya pada saat mereka bertunangan. Ia juga ingin menanyakannya saat Leng Sicheng menolak dirinya yang mengajukan diri untuk menemaninya. Pada saat ini, Xu Zipei bahkan lebih ingin menanyakannya.     

Xu Zipei sebenarnya merasa lumayan aneh. Sebenarnya orang seperti apa Leng Sicheng? Pada saat di universitas, hampir tidak ada satu wanita pun di sekitar Leng Sicheng dan pria itu juga tidak memiliki pacar. Bisa dibilang bahwa Xu Zipei adalah satu-satunya orang yang dekat dengannya.     

Selama tiga tahun ini, meskipun terus ada wanita di sisi Leng Sicheng, setiap wanita tidak ada yang bersamanya untuk waktu yang lama. Selain itu, masih ada analisis di majalah bahwa setiap pasangan wanitanya agak mirip.     

Misalnya, setiap pasangan Leng Sicheng memiliki rambut panjang sedikit keriting dan figur tubuh ramping. Mereka juga tidak memiliki wajah gila seperti selebriti sosial media, tetapi sedikit bulat dan halus seperti biji melon.     

Semuanya sangat mirip dengan Xu Zipei. Bahkan, Gu Qingqing termasuk juga seperti itu.     

Suasana hati Xu Zipei menjadi sedikit kacau begitu teringat tentang Gu Qingqing. Pada saat itu, ibunya menjadi pembantu di rumah pamannya dan ia juga sering datang membantu. Dalam kesannya, Gu Qingqing adalah orang yang pendiam dan bahkan tidak banyak bicara.     

Adik Xu Zipei, Xu Zijin, tidak menyukainya dan sering mengganggunya. Xu Zipei masih akan membantunya bicara. Namun, tanpa disangka, Xu Zijin melakukan segala cara untuk memisahkan Gu Qingqing dan Nie Zhining. Hingga pada akhirnya, Gu Qingqing menikah dengan Leng Sicheng.     

Xu Zipei tahu Leng Sicheng telah menikah. Agak aneh jika bertanya padanya apakah Leng Sicheng telah memiliki seseorang yang disukainya. Tetapi, Xu Zipei melihat komunikasi Leng Sicheng yang tidak dingin dan tidak hangat dengan Gu Qingqing serta melihat wanita seperti Chen Wenjie yang pernah menjadi pasangan wanita pria ini sebelumnya.     

Bisa dibilang bahwa Xu Zipei penasaran dan hal itu terbilang wajar. Atau, bisa juga dibilang bahwa ia masih belum sepenuhnya melepaskan perasaan masa lalunya dan itu juga tidak apa-apa. Xu Zipei hanya ingin menanyakannya saja.     

Leng Sicheng melirik Xu Zipei dengan acuk tak acuh. Awalnya ia bersiap untuk minum kopi. Tangannya yang telah mencapai samping bibirnya malah membeku, kemudian ia perlahan-lahan meletakkan cangkir kopi. Pria itu malah berbalik dan bersiap untuk pergi.     

Xu Zipei tidak menyangka bahwa Leng Sicheng bahkan tidak mau repot-repot menjawab pertanyaannya. Ia merasa agak malu dan bahkan mendadak lebih impulsif untuk mengeluarkan segalanya. Xu Zipei segera berbalik dan memanggil, "Sicheng…"     

Ketika kata-kata itu sampai di ujung mulut Xu Zipei, ia juga tidak tahu harus bagaimana mengatakannya dan ia sudah menarik kembali suaranya setelah memanggil namanya.     

Langkah kaki Leng Sicheng terhenti. Ia berbalik, melirik Xu Zipei dengan tajam, dan bertanya tanpa sungkan, "Kamu ingin menjadi orang ketigaku?"     

Ketika Leng Sicheng mengatakan itu, ia masih sedikit mengangkat bibirnya dan menunjukkan sebuah lengkungan yang berniat bermain-main, seperti sedang bercanda dan juga seperti sedang provokasi.     

Xu Zipei tercengang dan segera menggelengkan kepalanya. Status dan keluarganya tidak memperbolehkannya menjadi seperti itu. Pengajarannya dan pandangannya juga tidak memperbolehkannya melakukan hal tercela seperti itu.     

Leng Sicheng menoleh kembali lagi dan terlalu malas untuk mengatakan apapun pada Xu Zipei. Ia tidak ingin terikat dengan masalah ini sehingga ia segera pergi.     

Xu Zipei bertanya lagi, "Jadi, benar-benar telah ada seseorang di hatimu?"     

Kali ini, Leng Sicheng tidak berbicara lagi dan segera berjalan keluar dari ruang rapat.     

Ketika Leng Sicheng melangkah dan pergi, Xu Zipei menggelengkan kepalanya sedikit. Ia malah melihat pena yang Leng Sicheng tinggalkan di meja kantornya. Saat Xu Zipei mengambilnya, ia melihat bahwa pena ini merupakan logo yang ia rancang sendiri.     

Kalau begitu, sebenarnya apa yang dia pikirkan di dalam hatinya? Xu Zipei memegang pena itu dan sedikit mengernyit. Sementara itu, angin laut bertiup di luar dan membelah langit malam.     

———     

Leng Sicheng berjalan sepanjang jalan menuju gedung utama. Ia mengangkat kepalanya dari kejauhan dan melihat ke arah ruangan Gu Qingqing, seolah-olah lampunya masih menyala.     

Pendar lampu yang menyala membuat tatapan mata Leng Sicheng langsung menjadi lembut. Sepertinya, tidak peduli berapa banyak kesulitan pun, itu tidak akan cukup untuk menghentikan langkah kakinya.     

Mengapa Leng Sicheng harus memberi tahu Xu Zipei tentang dunia percintaannya?     

Saat Leng Sicheng hampir sampai di gedung utama, langkah kakinya menjadi lebih cepat secara tidak terkendali. Namun, begitu ia baru saja hendak masuk, ia langsung dihentikan oleh seseorang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.