Kisah Istri Bayaran

Efek Obat, Efek Anggur (9)



Efek Obat, Efek Anggur (9)

0Memikirkannya sekarang, sebenarnya pada saat itu, Leng Sicheng juga pernah membacakan puisi cinta padanya, apalagi hal itu dilakukan di depan semua orang di kelas.     
0

Pada akhir semester, dosen mengumumkan ujian akhir semester khusus. Mahasiswa laki-laki dan perempuan di kelas membacakan puisi pada satu sama lain, puisi cinta atau persahabatan pun boleh, tetapi harus membacakannya dengan baik dan penuh emosi, jika tidak maka akan dinyatakan tidak lulus ujian.      

Gu Qingqing agak malu dengan orang-orang di kelas, dia membacakan sebuah puisi kemuliaan guru di depan dosen, dan ia dianggap sudah menyelesaikan tugas.     

Giliran Leng Sicheng, ia adalah anak laki-laki yang paling dingin dan tenang di kelas, semua orang kira, tidak peduli apa yang dikatakan oleh Leng Sicheng, itu tidak mungkin sebuah puisi cinta!     

Namun tak disangka, ia berdiri dan berkata, "Semester ini, aku sangat sibuk karena pekerjaan rumah, dan mengambil hari libur beberapa hari, aku sangat berterima kasih kepada teman sekelasku, Gu Qingqing, yang sudah meminjamkan buku catatannya padaku, membantuku menyelesaikan studiku. Aku membacakan puisi dari Alexander Pushkin [To... Kern], untuk mengungkapkan rasa terima kasihku."     

Gu Qingqing merasa kaget dan juga bahagia, ia tidak pernah menyangka bahwa Leng Sicheng juga akan membacakan puisi untuknya.     

Kemudian, ia membaca dengan nada yang sedikit magnetis, menggema di dalam kelas:     

"Aku ingat momen indah itu:     

Kamu yang muncul di hadapanku,     

Seperti ilusi bunga epiphyllum yang mekar untuk sekilas.     

Seperti keindahan yang murni …."     

Puisi ini sangat indah, selain itu suasana hati Alexander Pushkin pada saat itu juga sesuai dengan suasana hati Leng Sicheng saat ini. Bertemu dengan seorang wanita cantik, tetapi seperti masih ada orang lain di sisinya (Nie Zhining). Leng Sicheng ingin mengungkapkan perasaannya, tetapi juga tidak dapat mengungkapkannya. Dan akhirnya ia dapat membuat sebuah puisi kecil untuknya, tetapi malah direbut kembali lagi.     

Saat itu, cinta adalah bunga yang mekar untuk sekilas. Cinta juga tenggelam dalam ingatan bertahun-tahun kemudian. Sebelum bertemu dengan Gu Qingqing, Leng Sicheng tidak pernah tahu bahwa cinta akan begitu indah, dan bisa menyelamatkannya dari belenggu autisme.     

Seperti kata-kata pada puisi itu:     

"Hatiku bergema dalam kegembiraan.     

Untuk dia, semuanya menjadi hidup kembali.     

Memiliki semangat, memiliki inspirasi.      

Memiliki kehidupan, air mata, dan juga cinta."     

Setelah membaca kata terakhir, sisa suaranya bergema untuk waktu yang lama. Bahkan jika bukan karena cinta, dan hanya karena rasa berterima kasih, hati Gu Qingqing juga merasa sangat bahagia!     

Puisi Leng Sicheng itu mendapat nilai tertinggi dalam mata kuliah tersebut. Wajah Gu Qingqing memerah hingga akhir kelas, matanya bergetar, bibirnya sedikit terangkat dengan bahagia.     

Dia terus begitu hingga ….     

"Sicheng, pertemuan ringkasan serikat mahasiswa akhir semester ini akan segera dimulai, hanya tinggal menunggumu saja." begitu bel akhir kelas baru berbunyi, Xu Zipei membuka pintu dan masuk ke kelas, dan menghilangkan semua perasaan bahagia Gu Qingqing dalam sekejap.     

Kereta labu yang tanpa Cinderella, bel berbunyi, semuanya harus kembali seperti semula.     

----     

Setiap kali tersentuh pada saat kuliah, setiap kali dekat dengan Leng Sicheng, pasti melihat pemandangan Leng Sicheng dan Xu Zipei pergi berdampingan.     

Pukulan yang berkali-kali ini telah membuat Gu Qingqing terbiasa. Ia tidak mungkin bisa bersama Leng Sicheng. Tidak peduli itu melihat dari latar belakang keluarga, ataupun dari sisi perasaan.     

Jika bukan karena waktu itu Leng Sicheng minum terlalu banyak dan mabuk di KTV, lalu menganggapnya sebagai Xu Zipei hingga merenggut keperawanannya, Gu Qingqing takut pria itu tidak akan pernah menikahinya bahkan jika ayahnya meninggal karenanya, kan?     

Setelah menyelesaikan misi syuting hari ini, Leng Sicheng mengundang semua orang pergi makan, setelah makan ia memesan sebuah KTV untuk melanjutkan acara. Ini adalah pertama kali Gu Qingqing masuk ke dalam KTV lagi setelah tiga tahun lalu!     

Semuanya sama, Leng Sicheng juga mengundang Xu Zijin dan Nie Zhining. Selain itu, ia juga meletakkan kondom dan obat-obatan yang telah ia persiapkan dari awal di dalam jasnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.