Kisah Istri Bayaran

Aku Merindukanmu (1)



Aku Merindukanmu (1)

0Gu Qingqing awalnya sangat ingin bertengkar dengannya, ia awalnya merasa sangat marah. Tapi entah kenapa, ketika mendengar kalimat Leng Sicheng barusan, ia langsung merasa sedih dan tidak nyaman.     
0

Mengapa Leng Sicheng berselingkuh! Mengapa pria itu mencari wanita seperti Chen Wenjie! Mengapa ingin membuatnya selalu ditertawakan oleh orang lain! Jangan menikahinya jika memang tidak mencintainya, dan akhirnya malah membuatnya ingin mempertahankan hubungan mereka sekarang, bahkan … bahkan ia sampai ingin belajar dari wanita lain, dan mendapatkan penghinaan dari Chen Wenjie lagi!     

"Kenapa?" Di seberang telepon, Leng Sicheng tidak mendengar Gu Qingiqng berbicara untuk waktu yang lama, ia juga merasa sedikit bingung. Ia juga sudah menelepon Gu Qingqing seharian ini, tapi jika panggilannya tidak ditolak maka ponsel Gu Qingqing yang mati. Setelah menelepon ibunya, Gu Qingqing baru bersedia berbicara dengannya. Kondisi Gu Qingqing sangat baik, mungkin suasana hatinya agak tidak stabil karena sedang datang bulan. Leng Sicheng sangat sibuk, ia baru saja sampai semalam, tapi ia begitu sibuk dan masih belum istirahat sampai sekarang. Tetapi Gu Qingqing tidak sepertinya yang bisa kuat walau amat sibuk. Gu Qingqing malah sangat lemah, bahkan berendam di air terlalu lama pun bisa masuk angin.     

"Apa kamu sakit karena sedang haid? Jika tidak bisa menahannya, minta nenek membakar moxa untukmu."     

Luo Qingxue juga sakit selama haid. Ketika itu, Feng Linxue akan membakar moxa untuknya, ditambah dengan meminum obat untuk melancarkan sirkulasi dan menghilangkan penggumpalan darah, tidak lama kemudian akan tidak akan terasa sakit lagi.     

Gu Qingqing awalnya ingin mengatakan banyak hal, tetapi setelah mendengarkan kata-kata Leng Sicheng barusan, ia malah tidak tahu harus bagaimana mengatakannya.     

Leng Sicheng seperti seorang pemancing yang kuat. Saat ia melepaskan sedikit umpan untuk ikan rakus seperti dirinya, pria itu akan dengan cepat menarik sebagian kailnya ke atas. Ketika melihatnya akan melarikan diri, pria itu akan menurunkannya lagi, dan akan terus seperti itu berkali-kali.     

Jika ingin bersama, maka tolong bekerja keras. Kalau tidak cinta, tolong lepaskan! Leng Sicheng memberikan sebuah tamparan padanya, tapi kemudian memberikan sebuah jujube manis, Gu Qingqing benar-benar hampir tidak tahan lagi!     

Diejek dan dihina oleh Chen Wenjie dengan kata-katanya yang kotor itu, menghantam ke dalam telinganya kata per kata, dan terus bergema di kepalanya.     

Dan Leng Sicheng membiarkannya belajar dari para wanita itu? Ia tidak mau!     

"Aku baik-baik saja, aku sudah mau tidur." Gu Qingqing ingin menutup telepon dengan keras, di seberang telepon, secara samar ia bisa mendengar suara Sekretaris Cheng. "Presiden Leng, aku membuatkan sebuah tempat tidur sederhana untuk Anda di sini. Berbaringlah dulu untuk sementara waktu."     

Gu Qingqing baru ingat bahwa Leng Sicheng pergi untuk menyelamatkan seseorang, ia lalu bertanya, "Bagaimana kabar Shangen?"     

"Dia baik-baik saja, operasinya sangat sukses, tangannya yang patah harus digips. Aku mengikuti tim SAR, dan masih ada beberapa anggota yang hilang dan belum ditemukan."     

Leng Sicheng berbicara sambil terengah-engah, sinyalnya juga sepertinya terputus-putus. Turun ke tebing untuk mencari orang memang bukan sesuatu yang sulit, tapi Leng Sicheng juga mengikuti tim SAR untuk melakukan pencarian bersama, dan tinggal di daerah pegunungan. Semakin sulit kondisinya, itu semakin menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemimpin besar yang memimpin dan merawat para karyawannya.     

Gu Qingqing menyalakan ponsel, dan mencarinya dengan santai. Benar saja, ia menemukan bahwa tajuk utama halaman hari ini adalah penampilan Leng Sicheng yang mengenakan setelan pendaki gunung untuk melakukan pencarian dan penyelamatan. Setelah melihat foto-foto yang diambil dari tempat kejadian, meskipun sekarang cuacanya sedang panas, tapi mobil tersebut jatuh ke lembah dan hutan lebat yang sepi, dan dikelilingi pegunungan tinggi yang curam, itu memang sangat berbahaya.     

"Meskipun harapannya sangat kecil, tetapi aku juga berharap mereka bisa selamat, setidaknya tidak kehilangan nyawanya."     

Meskipun karena kejadian Chen Wenjie tadi seperti sebuah batu yang menghantam dadanya, tetapi saat ini Gu Qingqing berharap Leng Sicheng aman dan tidak berada dalam situasi berbahaya, "Kamu … hati-hati."     

Leng Sicheng mendengar kekhawatiran di suara Gu Qingqing, dan kelelahan yang dialaminya sepanjang hari pun seolah sirna. "Kamu juga. Dan ..."     

Leng Sicheng berhenti sejenak, lalu tiba-tiba berkata, "Aku merindukanmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.