Kisah Istri Bayaran

Hubungan Mesra (5)



Hubungan Mesra (5)

0Balas dendam!     

Kenapa bisa jadi begini? Dengan kepribadian Gu Qingqing, pada dasarnya tidak mungkin ia akan memiliki dendam dengan siapa pun. Ayah Gu Qingqing memang pecandu alkohol dan berjudi sebelumnya, bahkan berhutang, tetapi Leng Sicheng telah melunasinya. Meskipun kakaknya, Gu Qingshan, juga membuat sedikit masalah, tetapi semua itu hanyalah masalah kecil, itu sama sekali tidak termasuk serius. Bahkan lebih mustahil lagi kalau karena Wu Aimei.     

Bukan Gu Qingqing, jadi mungkinkah ini karena dirinya? Sejak ia mengambil alih di Grup Leng, ia juga tidak bisa menghitung sudah ada berapa banyak orang yang ia kalahkan dalam bisnis. Siapa tahu, orang yang tiba-tiba muncul ini ternyata suruhan seseorang?     

Meskipun ada sangat banyak orang yang tahu bahwa Leng Sicheng datang ke hotel kelas atas ini untuk syuting, tetapi tidak ada orang yang tahu bahwa hari ini tim mereka akan datang untuk mengambil gambar di gunung daerah pedalaman ini! Gu Qingqing juga mengatakan bahwa orang itu memiliki dialek penduduk lokal, dan mengenakan pakaian kerja, pasti hal ini telah direncanakan sejak lama!     

"Apakah dia tidak mengatakan apa pun lagi? Tidak bertanya tentang nama keluargamu dan juga tidak bertanya tentang namamu? Ia langsung menemukanmu? Ketika kamu tiba di tepi tebing, dia langsung memukulmu dengan tongkat tanpa memastikannya?"     

Gu Qingqing menggelengkan kepala, "Tidak, orang itu langsung memanggilku dengans sebutan Nona Gu ketika melihatku."     

Leng Sicheng sedikit mengernyit, takutnya masih ada yang tidak beres akan hal ini. Pada saat ini, ia tidak ingin Gu Qingqing mengatakan apa pun lagi, jadi ia mengelus kepalanya seperti seekor anak anjing, "Tidak terjadi masalah serius dalam dua kali kecelakaan, betapa panjangnya nyawamu. Dewa Yama merasa kamu bodoh, jadi terlalu malas untuk menerimamu."     

Gu Qingqing langsung merasa kesal, "Apa yang kamu katakan! Siapa yang bodoh?"     

Leng Sicheng meliriknya dengan tenang, "Kamu memang bodoh, kenapa mau-mau saja mengikuti pria asing yang memanggilmu."     

"Siapa yang tahu kalau akan seperti ini! Selain itu, pikiran siapa yang begitu kelam? Aku bukan orang yang kuat dan berkuasa, siapa juga yang akan mencariku?"     

"Jangan berpikir begitu banyak." Ini juga bukan hal yang ia harus pikirkan. Selain itu, kemungkinan besar orang itu tidak mebargetkan Gu Qingqing, tetapi Leng Sicheng!     

Karena dirinya, ia hampir menyakiti Gu Qingqing lagi. Meskipun Leng Sicheng tidak mengatakan itu, tetapi ia benar-benar merasa sangat bersalah di dalam hatinya.     

"Tidak apa-apa." Leng Sicheng menggelengkan kepalanya, kemudian memeluk Gu Qingqing dengan erat dan berkata, "Tunggu sebentar. Akan ada orang yang datang."     

Gu Qingqing juga tidak mengatakan apa pun, dan mendekatinya dengan erat. Kedua orang itu tidak berbicara, dan hanya semakin mendekat dengan satu sama lain.     

Ombak laut bergerak datang dan pergi, menyapa pasir pantai dengan lembut, seperti kidung yang tidak berubah sejak zaman kuno, bergema di dalam gua yang kosong dan luas. Kadang-kadang masih disertai dengan suara tetesan air di pohon dan di atas gua, 'Tik Tak Tik Tak'.     

Di dalam Gua memang sudah sangat redup, hari sudah senja ketika mereka jatuh ke sini. Tidak lama kemudian, langit perlahan-lahan menjadi gelap. Setelah itu, karena ponsel Leng Sicheng sudah nyala cukup lama, lampunya berkedip-kedip, kemudian mati.     

Ketika lampunya mati, Gu Qingqing merasa sedikit tidak nyaman, ia menoleh dan melihat Leng Sicheng mengambil ponselnya, kemudian melihat bahwa daya baterai ponselnya hanya tersisa 20%. Ponsel Gu Qingqing juga tidak memiliki banyak baterai. Jika sekelompok idiot itu tidak bisa menemukan posisi mereka, mungkin mereka harus bermalam di sini.     

"Bisakah, tidak menyalakan lampu?"     

Gu Qingqing menoleh, dalam kegelapan, ia hanya melihat dua sinar api di mata pria itu, ia berpikir sejenak dan mengangguk, "Em."     

Ada Leng Sicheng di sini, sepertinya ia akan merasa sangat nyaman dan tenang.     

Leng Sicheng juga tidak mengatakan apa pun, dan hanya memeluknya lebih erat dengan kedua tangannya, seperti memeluk sesuatu yang amat disayanginya. Tidak peduli apa pun yang akan terjadi, ia tidak akan melepaskannya.     

Leng Sicheng sendiri juga merasa aneh, bagaimana ia bisa memeluknya seperti ini, tanpa mengatakan apa pun, hanya diam saja, dan ia masih merasa waktu terlalu singkat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.