Kisah Istri Bayaran

Pertarungan untuk Cinta (14)



Pertarungan untuk Cinta (14)

0"Siapa yang meneleponmu? Ini masih pagi hari," tanya Gu Qingqing sambil menguap. Sekarang benar-benar masih pagi, bahkan belum pukul 6 pagi.     
0

Begitu Gu Qingqing menguap, satu atau dua butir air mata keluar dari sudut matanya. Ia mengusapkan kepalanya ke lengan Leng Sicheng secara kebiasaan, seperti ingin menemukan tempat yang lebih nyaman untuk tidur.     

Mungkin karena tenggelam kemarin, Gu Qingqing menjadi sangat patuh hari ini. Selain itu, ia juga menjadi sangat terikat pada Leng Sicheng. Bagaimana mengatakannya… Seperti seekor citah yang mulia dan glamor yang akhirnya menyerah pada Leng Sicheng hingga menjadi kucing persia yang lembut dan imut.     

Leng Sicheng menyipitkan matanya sedikit. Tidak ada orang yang lebih paham dengan posisi Nie Zhining di dalam hati Gu Qingqing darinya. Meskipun Gu Qingqing mengendalikan diri untuk tidak bersama Nie Zhining sekarang, bagaimana jika Nie Zhining benar-benar membatalkan kontrak pernikahan dan ingin mengejar Gu Qingqing dengan sepenuh hati?     

Tiga tahun yang lalu, Leng Sicheng tidak peduli dengan perlawanan Gu Qingqing. Ia berpura-pura mabuk dan menidurinya.     

Sekarang, satu-satunya hal yang bisa Leng Sicheng lakukan adalah… memiliki seorang anak dengan Gu Qingqing? Bahkan jika Gu Qingqing tidak mengandung selama satu atau dua bulan ini, setidaknya ia juga harus terus terikat padanya dan membuat Gu Qingqing tidak ada suasana hati untuk memedulikan pengejaran Nie Zhining.     

"Mengapa kamu menatapku?" tanya Gu Qingqing. Ia baru saja hendak beristirahat. Begitu ia membuka matanya, ia langsung melihat Leng Sicheng yang menatapnya dengan pandangan gelap. Otaknya yang baru saja bangun masih sedikit bingung. Ia melihat Leng Sicheng sambil memiringkan kepalanya, "Kamu tidak tidur… Uh…"     

Sebelum Gu Qingqing sempat menyelesaikan pertanyaannya, ia segera digulung oleh ciuman penuh gairah. Leng Sicheng langsung menekannya, memeluk tubuhnya yang ramping dengan erat, dan menelannya dengan ganas.     

"Mm… Mm..."     

Mungkin karena sementara waktu ini Gu Qingqing sibuk bekerja dan tidak berhubungan dengan Leng Sicheng untuk waktu yang lama. Mungkin juga karena ia menelan terlalu banyak air semalam, kepalanya agak tidak begitu bisa berputar untuk menghindar. Gu      

Qingqing juga tidak bisa melawan dan ditekan oleh Leng Sicheng dengan bodoh. Bahkan ketika ia tidak berhati-hati dan tidak menutup giginya dengan ketat, Leng Sicheng langsung menyerbunya. Gu Qingqing merasa bagai diaduk seperti badai dan hujan.     

Setelah sebuah ciuman yang dalam, keduanya bernapas terengah-engah, terutama Gu Qingqing. Karena tidur terlalu banyak kemarin dan terendam dalam air terlalu lama, belum lagi mendapat suntikan, kini ia merasa sedikit pusing.     

Gu Qingqing mengangkat matanya yang lembab dan melirik Leng Sicheng yang berada di depannya. Wajah Leng Sicheng tetap terlihat mulia, kecuali matanya yang berwarna kuning sedikit menyipit seperti elang dan seperti serigala kesepian, seolah-olah akan menyerbunya seketika dan mematuk jantungnya.     

Ada apa dengan Leng Sicheng? Meskipun ia biasanya dingin hingga bisa dikatakan kejam, ia tidak pernah menunjukkan pandangan seperti ini. Seolah-olah ia akan segera menangkap dan memakan Gu Qingqing, memasukkannya ke dalam sangkar, dan tidak membiarkan orang lain melihatnya.     

Apakah karena masalah semalam menjadi masalah besar sehingga membuat Leng Sicheng sulit untuk membereskannya? Meskipun Leng Sicheng sengaja menyembunyikannya, Gu Qingqing secara samar mendengar Leng Sicheng mengatakan, "Harus mengendalikannya dengan baik", "Jangan biarkan orang lain tahu, "Harus menekan beritanya", dan lain-lain.     

Ketika Gu Qingqing sedang bingung, Leng Sicheng membungkuk lagi. Kali ini ciumannya menjadi semakin sengit dan ganas, hampir seperti menggigit. Ia menyesap bibir atas Gu Qingqing yang lembut dengan kuat, seakan ingin menelannya ke dalam perutnya.     

Leng Sicheng menarik bibir atas Gu Qingqing menjadi radian yang menawan, kemudian tiba-tiba bergegas masuk hingga langsung menyebabkan angin dan hujan yang bernoda darah.     

"Mm, mm..."     

Mungkin karena Gu Qingqing merasa tidak nyaman, ia mengulurkan tangan untuk melawan pendekatannya. Tubuhnya juga mulai bergerak, seolah-olah ingin menjauhkan Leng Sicheng dari tubuhnya. Begitu ia berjuang, Leng Sicheng segera merasakannya. Leng Sicheng mengulurkan tangan dan menangkap dua pergelangan tangan Gu Qingqing yang melawan, kemudian menekannya di atas sisi kepalanya. Ia memanfaatkan tangan dan kakinya yang panjang untuk menahan perlawanan Gu Qingqing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.