Kisah Istri Bayaran

Malam yang Intens (5)



Malam yang Intens (5)

0Luo Qingxue membawa Gu Qingqing ke ruang baca. Rumah tua keluarga Leng, memiliki ruang buku yang sangat besar. Dari bawah tanah hingga plafon, seluruh dindingnya terisi oleh rak-rak tinggi yang penuh buku. Terdapat rak buku besar yang terbuat dari kayu mahoni. Berlapis-lapis bibliografi tertata rapi sesuai kategori masing-masing. Dibandingkan dengan orang kaya baru yang biasa memenuhi rak mereka dengan emas dan barang antik, koleksi ini jauh lebih bijaksana.     
0

Luo Qingxue membawa Gu Qingqing berjalan-jalan melewati rak-rak buku. Gu Qingqing juga mengikutinya berbelok ke kiri dan kanan. Kemudian, Luo Qingxue berkata, "Nak kecil telah membaca setiap buku di sini."     

Gu Qingqing sedikit terkejut mendengarnya. Rak buku sebesar ini, pasti setidaknya ada seribu atau dua ribu buku. Leng Sicheng benar-benar telah membaca semuanya? Di sini masih ada banyak buku asing! pikir Gu Qingqing yang heran sekaligus takjub.     

"Nak kecil tinggal di luar negeri sebelum berumur lima tahun. Setelah kembali ke Tiongkok, ia juga karena mengidap autisme. Pada dasarnya, dia tidak punya teman masa kecil selain Shangen dan Nian Nian. Ketika tidak ada orang yang mau bermain dengannya, dia akan bersembunyi di sini sendirian untuk membaca buku," Luo Qingxue bercerita, masih sambil tersenyum, "Kamu mungkin tidak akan percaya jika aku mengatakan ini, tapi Nak kecil awalnya paling suka membaca prosa dan puisi."     

"Prosa dan puisi?" Gu Qingqing tercengang. Ia hampir tidak bisa percaya bahwa orang yang dingin, arogan, dan tidak pernah melafalkan puisi sebenarnya paling menyukai prosa dan puisi.     

Luo Qingxue tidak keberatan maupun tersinggung. Ia terus membawa Gu Qingqing berjalan-jalan. Kemudian, ia berjinjit untuk mencari di rak buku yang tinggi dan menemukan sebuah buku yang tebal, "Itu dia."     

Masih ada sedikit debu di permukaan buku itu dan sampulnya juga menguning. Jelas sekali buku itu sudah tua dan sudah lama tidak dibaca. Begitu Gu Qingqing membuka buku itu, ia malah menemukan sebuah foto. Sepertinya itu adalah Luo Qingxue dan Leng Yunting semasa muda. Seorang anak kecil ras campuran yang berambut emas mengerutkan alisnya dan menendang kaki Leng Yunting.     

"Anak kecil dengan rambut kuning ini adalah Nak kecil," Luo Qingxue menjelaskan, "Ini adalah foto ayahnya tidak lama setelah dia keluar dari rumah sakit. Leng Sicheng tidak suka dipotret, dan dia juga tidak suka ayahnya. Dia masih merasa bahwa ayahnya adalah orang jahat. Aku juga harus menyalahkan diriku sendiri karena tidak mendidiknya dengan baik. Saat itu, aku bahkan juga bermusuhan dengan keluarga Leng. Nak kecil bahkan pernah mengambil pisau untuk menusuk ayahnya hingga harus mendapat tujuh jahitan di rumah sakit."     

"Pisau?" Gu Qingqing jelas terkejut. Ia tidak akan pernah mengira bahwa Leng Sicheng adalah orang yang kasar. Pria itu biasanya hanya menyerangnya dengan kata-kata. Tindakan Leng Sicheng yang paling brutal adalah mendorongnya ke dalam bak mandi. Ia benar-benar murni seperti orang suci.     

Luo Qingxue membalik halaman buku foto itu lagi. Kali ini, ada foto Leng Sicheng mengenakan seragam taman kanak-kanak dengan bunga merah besar di dadanya. Luo Qingxue tersenyum dan menjelaskan lagi, "Ini setelah Nak kecil masuk taman kanak-kanak. Hantu kecil ini membawa anak-anak untuk menyabotase taman kanak-kanak setiap hari. Dia tahu caranya menelepon KFC untuk memesan makanan. Semua orang di taman kanak-kanak mendapat paha ayam, dari atas ke bawah, termasuk guru-guru. Dia memberontak hingga gurunya malu untuk mengkritiknya."     

Anak ini… Sejak kecil sudah bisa menyogok dan memberikan keuntungan kepada orang lain agar orang lain itu tidak bisa membantahnya, pikir Gu Qingqing.     

"Kamu lihat saja pelan-pelan. Aku akan pergi dulu," kata Luo Qingxue. Masih ada sesuatu yang harus ia lakukan, jadi ia pergi terlebih dahulu.     

Gu Qingqing terus membuka buku foto itu. Kemudian, ia melihat foto-foto Leng Sicheng saat pergi ke planetarium dan kebun binatang. Sekilas ia sudah dapat melihat bahwa itu bukan foto-foto yang serius. Semua foto itu diambil secara diam-diam.     

Gu Qingqing tidak bisa memercayainya mata kepalanya sendiri saat ia melihat foto Leng Sicheng menyunggingkan senyum paling bahagia. Itu adalah foto Leng Sicheng dan Mu Shangen yang menemukan kondom ayah dan ibunya, lalu meniup semuanya menjadi balon hingga seluruh ruangan menjadi berwarna-warni. Foto 'balon' berbentuk benjolan spiral, benar-benar luar biasa!     

Sejarah pertumbuhan Leng Sicheng dari foto-foto ini benar-benar menunjukkan bukti nyata 'Aku akan bahagia ketika melihat orang lain tidak bahagia'.     

Ketika Gu Qingqing membalik halaman buku foto itu terus sampai ke belakang, tiba-tiba terdengar suara yang bertanya, "Apa yang sedang kamu lihat?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.