Kisah Istri Bayaran

Berpura-pura Penuh Kasih Sayang (2)



Berpura-pura Penuh Kasih Sayang (2)

0Ini pertama kalinya Leng Sicheng mengajukan permintaan seperti itu pada Gu Qingqing. Gu Qingqing pun memalingkan kepala untuk menatap Leng Sicheng. Bahkan, meskipun ia berpura-pura, cahaya antisipasi di mata Gu Qingqing tidak bisa menipu siapapun.     
0

"Kasih-kasih sayang?"     

Leng Sicheng tidak berani melihat wajah Gu Qingqing. Kepalanya terus memandang ke luar jendela saat ia berkata, "Kamu juga tahu bahwa orang tuaku berharap untuk melihat 'keharmonisan pernikahan' kita. Kali ini, mereka tiba-tiba memanggil kita untuk datang ke sana. Bisa jadi mereka ingin melihat bagaimana kita berkomunikasi satu sama lain. Apalagi, baru-baru ini aku mengalami banyak hal, jadi…"     

Leng Sicheng awalnya berbicara dengan sedikit cemas, seolah-olah sedang berusaha keras menjelaskan sesuatu. Tetapi, semakin jauh ia berbicara, nadanya juga kembali dingin seperti biasanya. Gu Qingqing pun tidak berpikir terlalu banyak.     

Orang tua Leng Sicheng biasanya jarang menelepon secara pribadi, kecuali jika Leng Sicheng bermain-main di luar sana sampai keterlaluan. Contohnya, seperti kali ini. Pasti adalah masalah antara Leng Sicheng dan Chen Wenjie. Setelah orang tuanya tahu itu, mereka menjadi sangat marah. Jika bukan karena itu, tidak mungkin Leng Sicheng and Gu Qingqing akan diminta datang kembali.     

Gu Qingqing menduga bahwa Leng Sicheng mungkin mengatakan ini karena takut orang tuanya marah. Leng Sicheng telah bermain-main dengan seorang wanita dari industri hiburan yang entah telah melakukannya dengan berapa banyak orang. Jika Leng Sicheng hanya bermain-main seperti biasanya, itu tidak apa-apa. Tetapi, jika Leng Sicheng serius, itu pasti akan menjadi skandal!     

Mungkin Leng Sicheng memiliki tujuan lain dengan melakukan ini. Mungkin ia takut orang tuanya akan berurusan langsung dengan Chen Wenjie dan menakuti pacar kecilnya? Jadi, Leng Sicheng harus menunjukkan kasih sayang di depan orang tuanya demi menghindari ancaman yang mencekik?     

Pikiran-pikiran ini membuat semua kelembutan dan rasa manis di dalam hati Gu Qingqing menghilang seketika. Gu Qingqing awalnya berpikir bahwa Leng Sicheng mungkin memiliki sedikit cinta dan kasih sayang untuknya sehingga pria itu membiarkannya mempertahankan kehormatan di depan orang tuanya. Ternyata, itu semua hanyalah harapan Gu Qingqing yang terlalu tinggi.     

Gu Qingqing sedikit menundukkan kepalanya. Jari-jarinya mencengkram sisi ujung roknya dan meremasnya dengan erat. "Bagaimana aku harus melakukannya?" tanyanya.     

Leng Sicheng menoleh dan melihat Gu Qingqing yang menundukkan kepalanya. Matanya terus melihat rok wanita itu. Dilihat dari samping, rambut keriting Gu Qingqing yang panjang diikat sehingga menunjukkan lehernya yang sangat panjang dan kulitnya yang putih.     

Orang yang tidak mengenal Gu Qingqing pasti akan mengira bahwa ia masih seorang mahasiswi. Ia biasanya terlihat pendiam dan lembut, tetapi wanita kecil yang terlihat lemah seperti itu membuat orang sulit percaya bahwa ia sangat kuat dan keras kepala. Kelebihan terbesarnya adalah ketangguhannya. Jika ia jatuh cinta pada seseorang, ia tidak akan berubah. Tidak peduli tiga tahun, lima tahun, atau bahkan sepuluh tahun sekalipun. Sayangnya, orang yang ada di dalam hatinya bukan Leng Sicheng.     

Leng Sicheng sedikit menurunkan matanya. Jari-jarinya yang ramping hanya mengetuk-ngetuk jendela mobil. Setelah waktu yang lama, barulah ia berkata, "Sangat mudah. Apa yang aku katakan, kamu ikuti saja. Apa yang diminta orang tuaku, kamu juga jangan menentangnya. Ikuti sikapku saja."     

Gu Qingqing mengangguk. Sebenarnya, setiap mereka pergi ke rumah orang tua Leng Sicheng, Gu Qingqing juga biasanya melakukan itu. Apapun yang ditanyakan orang tua Leng Sicheng, Gu Qingqing selalu membantunya berbicara.     

"Dan…" Leng Sicheng berbicara sampai sini, tapi suaranya tiba-tiba menjadi sedikit aneh, seolah sedang mengantisipasi sekaligus mengendalikan sesuatu, "Dan… Apapun yang aku lakukan, kamu juga jangan melawan. Kamu harus ikut melakukannya."     

Gu Qingqing tidak mendengar beberapa kata terakhir Leng Sicheng dengan jelas. Ia hanya mengira bahwa itu nada Leng Sicheng agar ia mengerti sebagaimana 'istri mengikuti apa yang suami lakukan'. Gu Qingqing hanya mengangguk, "Baik"     

Begitu Leng Sicheng melihat Gu Qingqing mengangguk, ia menoleh ke arah Gu Qingqing. Pupil matanya yang kuning seperti membara, lalu sudut bibirnya yang tipis dan lembut seperti hendak mengatakan sesuatu. Namun, di saat yang sama, Sekretaris Cheng menghentikan mobil dan memberitahu, "Tuan Leng, kita telah tiba."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.