Kisah Istri Bayaran

Bukannya Kamu Menginginkan Uang? (4)



Bukannya Kamu Menginginkan Uang? (4)

0Wajah gelap Leng Sicheng kemudian muncul di depan Gu Qingqing.     
0

Leng Sicheng mencondongkan tubuh ke arah Gu Qingqing. Meskipun mereka tidak bersentuhan, tetapi mereka berdiri begitu dekat dengan satu sama lain. Mata Leng Sicheng menatap Gu Qingqing lekat-lekat, membuat Gu Qingqing merasa jantungnya seakan nyaris keluar dari tenggorokannya.     

Gu Qingqing menyukai Leng Sicheng dan ia ingin lebih dekat dengannya. Namun, ia juga memiliki kekhawatiran dan ketakutan. Jauh dalam nalurinya, ia masih memiliki harga diri yang membuatnya tidak mau menundukkan kepalanya pada Leng Sicheng karena ia masih ingin dihargai pria itu.     

Suara Gu Qingqing bergetar, tetapi ia masih mengangkat kepalanya. Ia mengepalkan tangannya, seolah-olah memberikan kekuatan pada dirinya sendiri. Meskipun takut sampai rasanya hampir mati, ia akan tetap berusaha keras memandangnya balik. "Leng-Leng Sicheng, malam ini aku…"     

Mata Leng Sicheng menatap Gu Qingqing begitu dalam. Bahkan, ia tidak membiarkan Gu Qingqing menyelesaikan perkataannya karena ia tiba-tiba membungkuk dan menggigit bibir wanita itu. Ia tidak mencium dengan lembut, bahkan tidak seperti saat ia mesra dengan Gu Qingqing. Biasanya, meski Leng Sicheng sedang marah, ia masih bisa bertahan mengendalikan diri. Namun, sekarang ia terlihat seperti singa yang sedang lapar. Seluruh tubuhnya condong ke depan untuk menekan dan menggigit Gu Qingqing dengan marah, seolah menggunakan taring dan gigi tajamnya untuk benar-benar merobek wanita itu.     

"Leng.. Ak.." Gu Qingqing ingin berbicara, tetapi bibirnya ditutup rapat.     

Seluruh tubuh Leng Sicheng menekan Gu Qingqing, seakan ingin meleburkan Gu Qingqing ke dalam tubuhnya. Ia menghisap semua udara dari paru-paru Gu Qingqing dan meremas bahkan celah sekecil apa pun di antara mereka. Leng Sicheng seperti cakram gerinda yang menghancurkan Gu Qingqing dan memaku wanita itu ke pintu.     

Gu Qingqing merasa kesakitan dan tidak nyaman. Karena ia tak tahan lagi, ia mengulurkan tangan dan beristirahat di pundak Leng Sicheng. Ia berusaha mendorong Leng Sicheng agar bisa bernapas dengan lancar. Namun, Leng Sicheng menganggap sedikit pergerakan Gu Qingqing ini sebagai bentuk perlawanan yang malah membuatnya semakin marah. Leng Sicheng mengulurkan tangan dan menekan kedua tangannya di sisi-sisi kepala Gu Qingqing. Tubuhnya mendorong maju dengan keras, seakan ia benar-benar ingin membiarkan Gu Qingqing tersedak.     

Melihat Gu Qingqing menolak untuk menciumnya, Leng Sicheng memilih untuk kembali menggigit bibir wanita itu dengan keras. Gigi taring yang tajam menusuk bibir Gu Qingqing hingga ia terluka dan sedikit darah mengucur di sudut mulutnya. Namun, Leng Sicheng tetap tidak mundur. Ujung lidahnya justru menyapu darah di sudut mulut Gu Qingqing dengan lembut. Gu Qingqing hampir tidak bisa bernapas, tapi kini Leng Sicheng menunduk dan bibirnya bergerak ke leher wanita itu. Ia masih menyerang Gu Qingqing, seakan ingin memakan wanita itu. Ke mana pun Gu Qingqing nantinya pergi, akan terlihat banyak tanda hijau dan biru di kulitnya.     

Gu Qingqing tidak berhasil membuka mulut untuk bernapas karena tubuhnya ditekan keras-keras. Setelah beberapa kali mengambil napas, Gu Qingqing batuk dan memprotes, "Leng Sicheng, apa yang ingin… kamu lakukan?"     

Jika Leng Sicheng ingin melakukannya, kita bisa kembali ke rumah. Tidak harus di luar sini. Untuk apa melakukannya di tempat seperti ini? batin Gu Qingqing. Meskipun ia merasa apa yang terjadi padanya malam ini masih sedikit tidak adil, ia tidak cukup bodoh untuk membicarakan hal ini dengan Leng Sicheng yang sedang marah.     

Leng Sicheng mengangkat kepala dan lehernya. Pupil kuningnya tampak agak merah di bawah pantulan cahaya bulan seperti vampir. Dada Leng Sicheng naik-turun dan sorot matanya seolah ingin membunuh wanita itu. "Apa yang ingin aku lakukan? Sekarang aku tanya, apa yang kau inginkan?"     

Gu Qingqing baru akan menelepon Leng Sicheng hanya saat ingin meminta uang dan meminta bantuan. Ia mulai khawatir saat melihat ke saku Leng Sicheng yang akan memberinya 'sedekah' lalu menagih 'bayaran' darinya. Namun, kali ini Gu Qingqing tidak meminta uang kepada Leng Sicheng.     

Apa dia merasa sudah kuat dan mandiri soal uang? Bahkan ia tidak repot-repot melayani dan menyanjungku seperti biasanya? begitu pikir Leng Sicheng. Baginya, yang paling kejam adalah Gu Qingqing. Baginya, yang paling tidak punya hati juga adalah Gu Qingqing!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.