Kisah Istri Bayaran

Dia yang di dalam Hati (2)



Dia yang di dalam Hati (2)

0Gu Qingqing terkejut dan jelas tidak menyangka, Apa yang terjadi? Jadi, Leng Sicheng bukan ingin bertanya padaku, tapi ingin berperang denganku? Mengapa dia tiba-tiba menggendongnya? Jangan-jangan, dia ingin melemparku dari jendela?!     
0

Fakta membuktikan bahwa Leng Sicheng memang melempar Gu Qingqing. Tetapi, ia mendarat di tempat tidur yang lembut. Punggungnya menyentuh sprei tempat tidur dan ia melepaskan tangannya yang tadi memegang pria itu. Leng Sicheng ikut turun dan menekan Gu Qingqing ke bawah. Meskipun pria itu tidak terasa keras, tubuhnya sangat panas.     

Ketika Leng Sicheng mencium bibirnya, pikiran Gu Qingqing benar-benar menjadi kacau, Sebenarnya apa yang ingin Leng Sicheng lakukan? Bukannya dia... Membenciku karena pergi bekerja secara diam-diam? Mengapa masih...     

"Um..."     

Sebelum Gu Qingqing sempat berpikir dengan jelas, Leng Sicheng telah memeluknya dengan erat. Pria itu dengan cepat membuka mulut Gu Qingqing dan menyerangnya. Leng Sicheng juga pernah mencium Gu Qingqing dengan sengit di masa lalu, tetapi ia dapat merasakan dengan jelas bahwa kedekatan Leng Sicheng hari ini bukan memberikan kesan amarah maupun hukuman, melainkan… semangat dan pergolakan.     

Semangat? Pergolakan? Bagaimana mungkin? batin Gu Qingqing. Apakah ini 'makan malam terakhir' mereka? Ketika Gu Qingqing rileks kembali, Leng Sicheng akan bersiap untuk bertarung sepenuhnya?     

Pikiran kacau Gu Qingqing tidak bertahan lama. Tak lama kemudian, Leng Sicheng perlahan-lahan bangkit. Meskipun ia mengangkat kepalanya sedikit, ujung hidungnya masih menyentuh ujung hidung Gu Qingqing, seperti anak anjing yang sedang menunjukkan kasih sayang.     

Gu Qingqing membuka matanya dan hanya merasa mata Leng Sicheng sedikit menyipit. Bulu matanya yang panjang, halus, dan lebat sedikit bergetar. Gu Qingqing masih belum sempat berbicara, namun Leng Sicheng mendaratkan bibirnya. Kali ini, Leng Sicheng tidak begitu bergejolak dan bersemangat seperti tadi. Gerakannya sangat lembut, seperti kucing yang saling berpelukan dan menjilati bulu satu sama lain.     

Meskipun selama tiga tahun ini Gu Qingqing berkali-kali ingin dekat dengan Leng Sicheng, pria itu akan bersikap dingin seperti es atau marah-marah seperti guntur setiap kali bertemu dengannya. Sentuhan lembut seperti ini… Gu Qingqing bahkan tidak berani memikirkannya.     

Apa yang terjadi dengan Leng Sicheng? Leng Sicheng… Jangan memberiku terlalu banyak harapan! pikir Gu Qingqing. Jika tidak, Gu Qingqing akan terus berharap hingga menjadi sangat berharap, lalu sangat berharap hingga menjadi keinginan.     

Jika ini sungguh terjadi, Gu Qingqing pada akhirnya akan dibuat kesal hingga kehilangan akal saat melihat Leng Sicheng dan Xu Zipei, atau pasangan wanita lain mendekatinya. Gu Qingqing pasti tidak akan bisa menerimanya. Ia pasti akan menjadi wanita yang tidak masuk akal dengan menangis, bertengkar, mengancam akan bunuh diri, lalu akhirnya kehilangan Leng Sicheng sekaligus kehilangan martabat sendiri,     

Setelah sebuah ciuman yang lama, Leng Sicheng mengangkat kepalanya lagi dan melihat Gu Qingqing. Gu Qingqing juga melihatnya dengan tatapan yang menunjukkan kebingungan, pergolakan batin, dan bahkan semacam keterikatan yang tidak bisa dipisahkan.     

"Ternyata, ternyata harus seperti ini..."     

Leng Sicheng salah. Selalu dirinya yang salah!     

Setiap kali Leng Sicheng berpikir Gu Qingqing membencinya karena masalah ayahnya dan tidak bisa menghadapinya, ia akan cemburu dan marah karena berpikir bahwa Gu Qingqing merindukan Nie Zhining. Ia bahkan lebih marah dan kecewa saat melihat Gu Qingqing mengonsumsi obat pencegah kehamilan dan bersikap sangat tak acuh. Satu-satu alasan yang membuat Gu Qingqing akan mendekat pada Leng Sicheng juga karena uang, untuk kakaknya yang tidak berguna itu.     

Keputusasaan, amarah, menyalahkan diri sendiri, dan cemburu menjerat Leng Sicheng. Setiap kali ia menghadapi Gu Qingqing, ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia malah lupa bahwa ternyata jika ia memberikan Gu Qingqing sedikit kelembutan, wanita ini juga tidak akan menegakkan seluruh duri di tubuhnya.     

"Harus bagaimana?" Gu Qingqing memiringkan kepalanya dengan bingung.     

Leng Sicheng tidak menjawab Gu Qingqing, tetapi perlahan-lahan bergerak turun ke bawah. Turun… Ia mendaratkan bibirnya di bibir Gu Qingqing, kemudian mengulurkan lengannya yang ramping untuk mematikan lampu meja di sebelah tempat tidur.     

Saat Leng Sicheng hendak mendekati Gu Qingqing...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.