Kisah Istri Bayaran

Kekasih (7)



Kekasih (7)

0Kepala Gu Qingqing agak pusing. Mungkin itu karena ia mengalami demam tinggi semalam dan hari ini mendapat infus sepanjang hari. Gu Qingqing dengan linglung menatap Leng Sicheng yang melepaskan gantungan kuncinya.     
0

Apakah Leng Sicheng tidak ada pekerjaan hari ini? Mengapa dia bisa begitu senang melakukan hal-hal aneh ini di saat seperti ini? pikir Gu Qingqing.     

Leng Sicheng menyadari bahwa Gu Qingqing sedang menatapnya. Ia sedikit mengernyit dan bertanya dengan ekspresi tidak senang, "Apa yang sedang kamu lakukan?"     

Gu Qingqing segera menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak sedang melakukan apa pun."     

Leng Sicheng mengangkat dagunya sedikit dan berkata, "Kamu sangat bebas, ya? Cucilah apelnya dan potong kecil-kecil."     

"Baik," Gu Qingqing mengangguk, lalu menggerakkan kakinya untuk bangkit dan turun dari tempat tidur.     

Sekretaris Cheng telah membeli apel segar, pisau buah, dan piring kristal yang indah. Gu Qingqing secara acak mengambil dua apel besar dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkannya. Setelah itu, ia memotong apel menjadi potongan-potongan kecil, sesuai yang diminta Leng Sicheng, dan meletakkannya di piring kristal.     

Ketika Gu Qingqing keluar dari kamar mandi, ia melihat Leng Sicheng sedang berkelahi dengan gantungan kunci. Kemudian, ia meletakkan piring kristal di meja samping tempat tidur yang berjarak sangat dekat dengan Leng Sicheng agar Leng Sicheng bisa memakannya nanti.     

Tanpa disangka, Leng Sicheng tiba-tiba memelototi Gu Qingqing dan berkata, "Aku ingin makan apel sekarang."     

Gu Qingqing melihat ke kiri dan ke kanan, namun tidak ada garpu buah maupun tusuk gigi di sini. Tidak mungkin aku menusuk buah dengan pisau dan memberikannya kepada Leng Sicheng, kan? Setelah banyak berpikir, Gu Qingqing hanya bisa mencoba bertanya, "Jika tidak, aku memberikannya kepadamu dengan tanganku? Aku baru saja mencuci tanganku."     

Leng Sicheng sedikit mengernyit dan tampaknya tidak senang. Ketika Gu Qingqing akan mengatakan bahwa ia hendak pergi mencari tusuk gigi terlebih dahulu, Leng Sicheng mengerutkan bibirnya dan tampaknya telah mengambil keputusan, "Lupakan saja. Gunakan tanganmu."     

Gu Qingqing tercengang. Ia melihat Leng Sicheng mengerutkan kening dengan ekspresi kesal dan jengkel, seolah-olah apel yang disentuh oleh jari-jarinya akan beracun dan menjadi jauh lebih tidak enak.     

Gu Qingqing mengambil potongan apel yang besar. Namun, Leng Sicheng hanya membuka mulutnya dan tidak menggerakkan tubuhnya. Gu Qingqing tidak berdaya dan hanya bisa mencondongkan tubuhnya untuk menyuapkan potongan apel kepada Leng Sicheng.     

Begitu Gu Qingqing membawa potongan apel ke mulut Leng Sicheng, pria itu tiba-tiba maju ke depan dan menggigit apel itu sampai hampir menggigit jari-jarinya. Gu Qingqing terkejut dan dengan cepat menarik tangannya. Untungnya jari-jari tidak banyak tersentuh oleh bibirnya. Jika tidak, entah betapa jijik Leng Sicheng padanya.     

Gu Qingqing mendongak dan melihat. Benar saja, Leng Sicheng yang ada di depannya mengerutkan dahinya dan ekspresinya menjadi semakin tidak senang. Kebetulan Gu Qingqing juga melihat bahwa Leng Sicheng telah memasang gantungan kunci terakhir, ia menundukkan kepala dan berkata, "Kamu sudah selesai memasang gantungan kuncinya. Makanlah sendiri."     

Semakin banyak Gu Qingqing bicara, semakin dalam kerutan di kening Leng Sicheng yang duduk di seberangnya. Setelah waktu yang lama, Leng Sicheng tiba-tiba melempar gantungan kunci ke tempat tidur dan berkata dengan dingin, "Apel ini sama sekali tidak manis."     

"Tidak manis? Benarkah?" tanya Gu Qingqing. Padahal, ia ingat bahwa ia sempat mencicipi sedikit apel saat tadi membersihkan dan memotongnya. Apel itu cukup renyah, berair, dan manis. Rasanya sangat segar dan enak.     

Mungkinkah potongan kecil yang aku makan terasa enak dan sisanya tidak terasa begitu enak? pikir Gu Qingqing.     

"Tidak percaya?" Leng Sicheng mengambil tisu dan menyeka tangannya, kemudian mengambil sepotong kecil apel dengan tangannya dan menyuapkannya ke mulut Gu Qingqing tanpa mengatakan sepatah kata pun, "Coba kamu makan!"     

Gu Qingqing ketakutan hingga mundur selangkah, tetapi gerakannya agak terlambat. Ujung jari-jari Leng Sicheng telah menyentuh bagian dalam bibirnya yang lembut. Gu Qingqing mengunyah apel dengan tidak bersemangat. Rasa apelnya memang manis dan renyah, tetapi mengapa dirinya merasa begitu canggung?     

Ekspresi Leng Sicheng tetap terlihat dingin, tetapi ia menarik kembali jari-jarinya yang menyentuh bibir Gu Qingqing dengan sikap yang biasa saja dan menyedot sisa sari buah di jarinya. Nah, ini baru manis dan enak.     

Ketika Leng Sicheng hendak lanjut menyuapkan potongan apel kepada Gu Qingqing, tiba-tiba terdengar suara dari pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.