Kisah Istri Bayaran

Stimulasi Menyentuh secara Diam-Diam (1)



Stimulasi Menyentuh secara Diam-Diam (1)

0Sama sekali tidak perlu melihatnya. Selama itu adalah gerakan ini, serta tubuh, kekuatan, dan lengan yang familier memeluknya dengan sudut ini….. Orang ini adalah Leng Sicheng. Tetapi, bahkan meskipun Gu Qingqing tidak perlu melihatnya, gerakan yang tiba-tiba datang ini masih membuat Gu Qingqing terkejut.     
0

Pyar…!     

Gu Qingqing memegang gelas di tangannya. Begitu didorong oleh Leng Sicheng, terdengar suara gelas pecah di lantai. Meskipun pintunya tertutup, gerakan yang keras itu mengejutkan orang-orang di luar.     

"Kenapa?"     

Zhang Yuxi dekat dengan pintu. Melihat ia telah bersiap untuk membuka pintu, Leng Sicheng mengulurkan lengannya untuk menahan pintu dan menutupnya, kemudian mengunci pintunya.     

Phak! Khak!     

Zhang Yuxi yang berada di luar terkejut lagi dan bertanya, "Qingqing, apa yang terjadi?"     

"Tidak, tidak apa-apa. Aku hampir jatuh, dan menjatuhkan gelas," Gu Qingqing dengan cepat membuat topik sembarangan. Untungnya, gelas pecah itu benar adanya.     

"Hampir jatuh, gelas pecah? Apakah kamu terluka?" Zhang Yuxi terkejut.     

"Tidak, tidak apa-apa," Gu Qingqing menggelengkan kepalanya, "Tapi, gelasnya pecah hingga tersebar di mana-mana. Aku takut kalian akan terluka ketika masuk, jadi… Kalian berdiskusilah di luar. Aku akan segera keluar setelah membereskannya."     

"Oh, baik."     

Setelah semua orang mendengar bahwa Gu Qingqing baik-baik saja, mereka juga tidak berpikir terlalu banyak dan kembali berdiskusi masing-masing di luar.     

Gu Qingqing mendengar suara gerakan di luar. Ketika ia mendapati bahwa semua orang sedang membahas pekerjaan dan tidak ada lagi orang yang peduli dengannya, ia baru menghela napas lega. Namun, begitu Gu Qingqing menghela napas, Leng Sicheng langsung mendekatinya.     

Leng Sicheng sedang mandi, jadi jelas ia tidak mengenakan pakaian dan hanya mengenakan handuk di pinggangnya. Begitu pria itu mendekat, Gu Qingqing bahkan bisa melihat dadanya yang datar berwarna madu, otot dada yang kuat, serta delapan otot perutnya bergoyang dengan jelas di depannya.     

"Kamu awas dulu!" kata Gu Qingqing dengan suara pelan. Ia memiringkan tubuhnya dan menoleh. Ia tidak ingin melihat… tubuh Leng Sicheng yang kuat dan ramping.     

"Mengapa aku harus pergi?" tanya Leng Sicheng dengan suara berat.     

Leng Sicheng tinggal di dalam untuk beberapa saat dan hampir mati karena kedinginan. Bahkan untuk menyiram air pun takut suaranya terlalu keras dan takut orang di luar mendengar pergerakan. Bahkan jika ia membilas busa di tubuhnya, ia juga selalu terlihat seperti tidak membersihkannya dan itu sangat tidak nyaman. Selain itu, tidak apa-apa jika Gu Qingqing tidak memperkenalkannya kepada para rekan kerja di luar.     

Sekarang Leng Sicheng bergerak mendekat, tetapi Gu Qingqing juga tidak bersedia.     

"Di luar ada orang!" Gu Qingqing mengingatkan.     

Leng Sicheng mencubit dagu Gu Qingqing dengan kuat dan secara paksa memutar kepalanya dengan lembut hingga membuat Gu Qingqing menatap langsung ke matanya.     

"Ada orang, tapi memangnya kenapa kalau begitu?" kata Leng Sicheng dengan matanya yang sedikit menyipit. Ketidakpuasan di dalam hatinya membara.     

Leng Sicheng berbicara sambil perlahan-lahan mendekati Gu Qingqing. Ia bergerak mendekat… Dadanya perlahan-lahan menekan ke tubuh Gu Qingqing.     

Leng Sicheng begitu dekat. Gu Qingqing jelas melihat setetes air jatuh dari rambut poni di dahinya, meluncur melewati lekuk wajahnya yang tajam, dan jatuh ke dadanya. Kemudian, setetes air itu terus meluncur ke bawah dan melewati delapan otot perutnya yang kuat. Terus turun ke bawah lagi…     

"Jangan, jangan begitu," kata Gu Qingqing.     

Gu Qingqing merasa agak tidak nyaman. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan… jika ia ditemukan oleh orang lain saat berada di kamar mandi dengan Leng Sicheng yang telanjang, apalagi masih berpelukan dengannya. Akan menjadi pemandangan seperti apa itu?     

"Jangan… Kenapa?" Leng Sicheng mengangkat alisnya dengan lembut. Sudut bibirnya yang lembut juga sedikit terangkat.     

Tadi Leng Sicheng masih marah. Tetapi, sekarang begitu ia melihat wajah Gu Qingqing yang menjadi semakin merah, suhu tubuhnya juga menjadi semakin tinggi.     

Jelas Leng Sicheng mencubit dagu Gu Qingqing, tetapi Gu Qingqing malah tidak berani melihat matanya… Masih ada orang yang sedang membahas pekerjaan di luar. Benar-benar ada semacam perasaan stimulasi cinta secara diam-diam!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.