Kisah Istri Bayaran

Siapa yang Pengganti (4)



Siapa yang Pengganti (4)

0Gu Qingqing menoleh dan melihat Leng Sicheng, "Tapi, di depan Xu Zijin tadi, bukannya kamu mengatakan …"     
0

Leng Sicheng tidak melihatnya, suaranya juga sangat tenang, "Aku hanya ingat, kamu dituduh olehnya, dan dihukum untuk berlutut."     

"Kamu yang keluar dan mengatakan Xu Zijin menuduhku, bahkan menipu semua orang dengan mengatakan bahwa aku mengantarkan secangkir kopi padamu saat itu, jadi ada bukti bahwa aku tidak di tempat kejadian."     

"Oh, mungkin karena menurutku kamu bukan orang yang seperti itu."     

Leng Sicheng mengatakannya dengan suara tenang, mana mungkin ia berani mengatakan bahwa ia tahu bukan Gu Qingqing yang memecahkan vas porselen itu, karena ia terus bersembunyi di kejauhan dan melihatnya secara diam-diam.     

Pada hari itu, Leng Sicheng memang meminta kopi pada Gu Qingqing, tetapi saat itu Leng Sicheng selalu berada di halaman, dan melihat setiap pergerakan Gu Qingqing di aula dari kejauhan. Saat vas porselen itu pecah, Gu Qingqing masih sibuk di aula.     

Sebenarnya, tidak apa-apa jika benar Gu Qingqing yang memecahkan vas porselen itu. Memangnya seberapa mahal sebuah vas porselen? Leng Sicheng hanya tahu, ketika semua orang menghina dan menertawakan Gu Qingqing, dan melihat bagaimana ibu gadis itu memaksa anaknya sendiri untuk menundukkan kepala dan meminta maaf kepada pihak lain, melihat Gu Qingqing mengepalkan tangannya dengan tubuh yang sedikit gemetar, dan mata memerah serta menangis, hati Leng Sicheng merasa sangat tidak nyaman.     

Gu Qingqing menundukkan kepalanya sedikit dan melihat benang yang terlepas di ujung rok, setelah cukup lama ia baru berkata, "Terima kasih, terima kasih."     

Ucapan terima kasih yang pertama ditujukkan pada Leng Siceng karena sudah membuat Xu Zijin mengakui kesalahannya di depan semua orang.     

Sementara yang satu lagi adalah untuk tindakan Leng Sicheng tahun itu.     

Mungkin, dalam hati Leng Sicheng saat itu, masalah tersebut hanyalah sebuah hal sepele, tetapi di dalam hati Gu Qingqing malah merupakan sebuah hal yang sulit dilupakan!     

Pada saat masih kecil, meskipun keluarganya miskin, meskipun ayahnya minum alkohol dan berjudi, meskipun gaji ibunya sedikit, meskipun kakaknya tidak bekerja dengan baik, tetapi keluarga mereka masih bisa bertahan hidup.     

Hingga ibunya pergi bekerja di keluarga Xu, dan melihat kekayaan keluarga Xu, juga mungkin karena gaji dari keluarga Xu, membuat perubahan pada kehidupan mereka, tetapi ketidakpuasan mereka malah semakin bertambah.     

Ada sebuah pepatah mengatakan, "Tidak khawatir dengan kekurangan, tapi khawatir dengan ketidakadilan". Saat sedang miskin, kamu tidak akan merasa kehidupanmu itu sulit, tetapi ketika tiba-tiba menemukan keluarga kaya, orang lain menjalani kehidupan dengan makmur, dan kamu masih miskin, maka kesenjangan di dalam hati akan menjadi besar.     

Begitu juga dengan ibunya, tetapi jika ingin kaya, tentu saja membutuhkan lebih dari sekedar kerja keras, mungkin juga harus mengorbankan harga diri.     

Mungkin dalam hati ibunya, harga diri itu tidak penting, memangnya harga diri bisa dimakan? Tetapi bagi Gu Qingqing, ia tidak bisa mentolerir penghinaan. Ibunya menyuruhnya menundukkan kepala, itu tidak ada bedanya dengan menusukkan sebuah pisau di hatinya yang lemah.     

Gu Qingqing tiba-tiba berbalik dan memeluk leher Leng Sicheng, lalu menguburkan kepalanya ke dada Leng Sicheng. Leng Sicheng sedikit terkejut, kemudian berkata dengan sedikit tidak nyaman, "Xu Zijin terus ribut dan mencoreng reputasi serta martabat keluarga Leng. Keluarga Xu memang keterlaluan, apakah mereka mengira keluarga Leng tidak berani melawan balik?"     

Gu Qingqing mengangguk, ia mengerti maksud Leng Sicheng. Karena ia adalah istri Leng Sicheng, jadi pria itu sekalian membantunya, dan bukan secara khusus membantunya. Ia mengatakan hal ini agar Gu Qingqing tidak salah paham, sekalian membuat Xu Zipei marah. Jangan berpikir dirinya luar biasa, bahkan jika Leng Sicheng masih sedikit menyukainya, ia juga tidak akan kembali ke tempat sebelumnya.     

Tetapi, bahkan jika benar begitu, Gu Qingqing juga sangat bahagia.     

"Em, aku tahu." Gu Qingqing mengangkat kepalanya dan tiba-tiba mencium dagunya.     

Ciumannya yang tiba-tiba itu membuat pikiran Leng Sicheng kacau, ia awalnya benar-benar ingin dekat dengannya, tetapi dicium oleh Gu Qingqing seperti ini, ia hampir tidak bisa menahan diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.