CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

715. Dia yang mulai tersipu Malu



715. Dia yang mulai tersipu Malu

0Nyonya Kim dan tuan Kim, keduanya seketika saling berpandangan dengan tatapan mata yang serius. Kemudian secara bersamaan menoleh kearah Tiara sambil mengacungkan kedua jempol tangan mereka sembari berkata "Kim Tan...?! keren. Kami suka." Kata tuan Kim dan Nyonya Kim tersenyum manis sambil menganggukkan kepala setuju dengan nama pilihan menantunya itu.     
0

Entah mengapa melihat kedua orang tua suaminya itu bertindak konyol seperti itu, Tiara merasa seperti berada di keluarga itu cukup lama. Perasaan tenang, senang, nyamar dan hangat dari sebuah keluarga benar-benar ia rasakan. Semuanya terasa alami dan tidak di buat-buat.     

Yohan yang duduk di dekat Tiara cuma tersenyum.     

"Kau lihat, mereka selalu mendukungmu. Seperti aku juga yang selalu berada di sampingmu. Maafkan aku, kecelakaan itu semua kesalahanku yang tidak bisa menjagamu dengan baik. Sehingga kau harus mengalami Semua ini dan kehilangan ingatanmu. Please! Sayang... Berikan aku satu kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahanku." Kata Yohan sambil meraih tangan Tiara dan menggenggamnya dengan erat.     

Tiara segera menarik tangannya karena merasa kurang nyaman dan sedikit malu kepada suaminya itu. Bagaimanapun bagi Tiara saat ini, Yohan masih seperti orang asing. Tiara masih memerlukan waktu untuk beradaptasi kembali dengan rumah itu, termasuk dengan statusnya sebagai Nyonya muda Kim yohan.     

"Ba.. ba... Baiklah. Tolong beri aku waktu." Kata Tiara sambil menundukkan kepalanya karena Bingung harus merespon tindakan suaminnya Seperti apa?     

Yohan sama sekali tidak marah dengan sikap Tiara. Yohan tahu, Tiara hanya belum terbiasa saja. Tiara mau pulang bersamanya saja sudah sebuah keberuntungan besar buat Yohan. Selebihnya bisa Yohan lakukan secara perlahan-lahan, tetapi pasti.     

"Terimakasih, sayang. Sekarang makanlah terlebih dahulu, aku akan menyuapimu." Kata Yohan yang mengambil semangkuk bubur yang di bawakan oleh mamanya diatas meja untuk Tiara.     

"Aku... Aku bisa melakukannya sendiri." Kata Tiara yang merasa sedikit canggung, jika harus di suapi Yohan karena di ruangan itu juga ada kedua orang tua suaminya.      

Tiara menjulurkan tangannya untuk mengambil mangkuk itu. Tetapi tanganya terasa gemetar, mungkin karena terlalu nervous berada di dekat Yohan. Tidak dipungkiri laki-laki yang menjadi suaminya ini sangat tampan dan sangat baik kepadanya. Justru hal ini yang kadang membuat Tiara terkadang salah tingkah. Bukannya mangkuk bubur itu yang Tiara pegang, malah tangan suaminnya karena Tiara menyentuh mangkuk itu Tampa melihat mangkuknya.     

"Eh, maaf." Kata Tiara yang segera menarik kembali kedua tangannya dari tangan Yohan sambil menundukkan pandangan karena malu hingga pipinya memerah.     

Yohan hanya tersenyum melihat tingkah manis Istrinya yang malu-malu Seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta dan melakukan pendekatan dengan pasangan. Pipinya yang merah seperti buah tomat itu, membuat Yohan semakin gemas dan Ingin melahapnya saja seperti biasanya. Tetapi sayangnya, Yohan sudah berjanji untuk melakukannya dengan izin Tiara. Jadi, mau tidak mau. Yohan harus berusaha ekstra untuk mengendalikan dirinya untuk menyentuh Tiara sementara waktu ini, supaya istrinya itu tidak takut kepadanya.     

"Buka mulutmu dan makanlah." Kata Yohan yang mulai menyuapi istrinya dengan sabar dan telaten. Baru saja Tiara melahap beberapa sendok bubuk itu, baby Kim Tan sudah menangis karena haus.     

"Sayang... Cucu nenek, haus ya? Jangan menangis, mama masih makan sebentar."kata Nyonya Kim sambil berusaha menenangkan baby Kim Tan, agar diam dan tidak menangis lagi.     

Tiara sejenak meminta Yohan untuk berhenti menyuapinya.     

"Mama... Berikan Tan kepadaku, biarkan aku memberinya ASI." Kata Tiara yang tidak tega melihat baby Tan menangis terus menerus.     

Yohan segera berdiri  dan meletakkan mangkuk bubur yang isinya tinggal separuh itu diatas meja. Papa muda ini berjalan menghampiri mamanya untuk mengambil bayinya.      

"Yohan... Gendong Tan sebentar. Sepertinya dia bukan lapar, melainkan popoknya basah dan harus diganti." Kata Nyonya Kim yang memberikan baby Tan kepada papanya.     

"Bau apa ini?" Kata Yohan Setelah mencium bau tidak sedap disekitarnya.     

"Kamu masih menanyakannya? Buka saja popok anakmu." Kata Nyonya Kim kepada Yohan.     

Yohan segera meletakkan baby Tan diatas tempat tidur dan membuka popok yang di pakai oleh anaknya itu. Ternyata bau tidak sedap itu berasal dari bau kotoran baby Tan yang sedang buang air besar dan buang oair kecil menjadi satu.     

"Oh, kamu sedang Pup sayang." Kata Yohan yang menutup kembali popok bayinya dan meminta pelayan untuk mengambilkan air jangan dan kain halus untuk membersihkan kotoran yang menempel di pantat bbaby Tan.     

Tidak lama kemudian pelayan membawa barang-barang yang di inginkan oleh Yohan.     

" Biar mama yang melakukannya." Kata nyonya Kim yang mulai membasahi kain halus itu dengan air hangat dan membasuh pantat baby Tan dengan lembut dan hati-hati. Setelah selesai. Nyonya Kim mengeringkannya dengan kain halus yang bersih dan kering, baru memakaikan popok ganti.     

Tiara dan Yohan memperhatikannya dengan baik. Sebagai ornag tua baru, sepertinya mereka berdua masih harus banyak belajar dalam merawat bayi yang masih kecil dan sensitif itu.     

"Apakah kalian sudah melihatnya. Banyak hal yang harus kalian pelajari dalam merawat bayi. Jadi, kalian harus bersabar. Ya meskipun mama sendiri dulu juga suka marah waktu merawat Yohan kecil yang lumayan bandel itu ha... Ha... " Kata nyonya Kim hanya tertawa ketika mengingat masa kecil Yohan dan Emelly.     

Setelah popoknya di ganti dengan baik. Baby Tan tidak menangis lagi, bahkan bayi laki-laki itu tertidur kembali.     

"Lihatlah, bayi kecil ini. Wajahnya begitu damai dan tenang sat tidur. Seolah tidak ada beban sama sekali dalam kehidupannya." Kata Nyonya Kim yang memandang gemas cucunya yang sedang tertidur lelap.     

 Jelas saja baby Kim Tan bisa tidur dengan nyenyak dan tanpa beban. Memangnya bayi sekecil itu mau memilik beban berat apa yang mau dipikul di pundaknya sebagai tanggungjawab besar. Tidak mungkin juga baby kim Tan memikirkan tumpukan berkas di perusahaan yang menggunung saat ini gara-gara sang presdir bolos ke kantor selama beberapa hari untuk mencari Istrinya yang hilang. "Aduh... Mama ini ada-ada saja." Kata Yohan dalam hatinya.     

 Tetapi Yohan juga tidak memungkiri, disaat melihat wajah polos dan lucu itu saat tertidur dengan damai, membuat perasaan Yohan juga ikut merasa tenang dan nyaman. Bersemangat dalam menjalani aktivitas barunya sebagai papa muda yang harus merawat istrinya dan anaknya dengan tangan sendiri, meskipun tidak sepenuhnya dan masih membutuhkan bantuan mama dan papanya Serta para pelayan.     

Yohan menggendong baby Tan untuk di tidurkan keranjang bayi yang di letakkan di dekat tempat tidur Yohan dan Tiara. Meskipun baby Kim Tan sudah memiliki kamar sendiri, tetapi Tiara dan Yohan masih belum ingin bayi mereka tidur di tempat yang terpisah.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.