CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

729. Serangan yang cepat



729. Serangan yang cepat

0Setelah selesai bercanda dengan dokter Glen. Yohan akan kembali ke ruangan Istrinya. Iya yakin Tiara pasti sudah selesai menyimpan ASI untuk bayi Kim Tan dan orang dari kediaman keluarga Kim juga akan segera sampai untuk mengambilnya.     
0

Yohan mengetuk pintu terlebih dahulu, daripada istrinya nanti marah-marah karena Yohan menyelonong masuk begitu saja, sedangkan Tiara belum selesai.     

"Sayang... Apakah kau sudah selesai?" Teriak yohan dari luar kamar.     

Tiara segera merapikan pakaiannya dan menyimpan ASI itu dalam botol-botol steril dan siap untuk di bawa pulang dalam wadah khusus.     

"Ya, sudah." Jawab Tiara singkat, Setelah semuanya terlihat pakaiannya rapi kembali.     

Yohan masuk ke dalam ruang Setelah mendapatkan izin dari Istrinya. Kemudian berjalan mendekat kearah Istrinya.      

"Kau belum makan?" Tanya Yohan yang melihat makanan diatas meja masih utuh dan belum tersentuh sama sekali.     

Tiara hanya menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa ia makan sambil mengambil ASI itu sungguh tidka nyaman. Akan lebih mudah melakukan semua pekerjaan satu persatu.     

Yohan mengambilkan makanan itu dan mulai menyuapi Tiara dengan satu sendok pertama. Tetapi Mulut wanita cantik ini justru tertutup rapat.     

"Aku... Aku bisa melakukannya sendiri." Kata Tiara menolak untuk di suapi dan berusaha untuk mengambil piring makanan yang ada di tangan suaminnya.     

"Tidak bisa. Kau harus menurut, cepat buka mulutmu dan aku akan menyuapimu. Jangan-jangan kau ingin aku menyuapi semua ini dengan bibir ku?" Kata Yohan yang mulai berkata-kata genit kembali.     

"Kau! Dasar menyebalkan, bisanya cuma mengancam." Kata Tiara yang langsung membuka mulutnya dan memakan nasi yang ada di atas sendok yang ada di tangan Yohan dengan cepat. Meskipun Tiara tidak suka di suapi oleh Yohan, tetapi semua itu masih jauh lebih baik dari pada di suapi dari mulut ke mulut seperti di film-film romantis itu.     

"Aku suka melakukannya. Aku berharap kau segera mengingatku sayang." Kata Yohan dalam hatinya. Ia sangat senang melihat Tiara yang sedikit galak dan malu-malu Seperti ini. Hal ini mengingatkan Yohan saat mereka berdua masih di masa awal menikah dan baru kenal. Wanita cantik di hadapannya itu benar-benar galak dan suka marah. Sulit untuk di sentuh, hingga Yohan harus mengeluarkan beberapa jurus/ cara untuk menaklukkan Tiara secara halus ataupun sedikit di paksa. Terkadang cara licik pun dilakukan.     

Melihat ada sebutir nasi yang tertinggal di ujung bibir Tiara. Ingin sekali Yohan mengambilnya. Tetapi bukan dengan cara biasa tentu dengan cara nakal terbersit di pikiran Yohan.      

"Kenapa lihat-lihat ada yang aneh?!" Kata Tiara ketus dan galak. Tiara memang sudah selesai makan, tetapi Yohan masih saja melihatnya dengan  senyuman genitnya.     

"Tidak ada." Kata Yohan yang segera mele6 piring kotornya di atas meja. Kemudian dengan cepat melakukan misi penting dengan gerakan cepatnya, di saat Tiara sedikit lengah.     

"Cup"     

Mata Tiara terbelalak kaget. Wajahnya di cengkeraman erat oleh suaminya, hingga tidak bisa bergerak.     

"Hmm.." hanya mata Tiara saja yang berkedip. Ia berusaha melepaskan diri. Tetapi sia-sia belaka. Yohan sungguh kuat, mendorongnya saja butuh tenaga ekstra. Hal ini juga tidak dapat Tiara lakukan, mengingat lukanya yang masih basah. Akhirnya Tiara hanya bisa pasrah saja menerima hadiah kecil dari suaminya yang super genit dan tidak tertebak jalan pikirannya itu.     

"Huh.. hah...hah..." Nafas Tiara memburu dan mulai terasa sesak saja sulit bernafas.     

"Le... Lepaskan." Kata Tiara dengan susah payah. Setelah berhasil mendorong dada Yohan sedikit menjauh.     

"Kau... Kau inginkan membunuhku? Brengsek! Huh... Huh...." Kata Tiara yang marah dengan nafas terengah-engah.     

Di caci maki Istrinya, Yohan hanya tersenyum manis. Tidak ada rasa jengkel sedikitpun di dalam hatinya. Melihat wajah Tiara yang cemberut dan merah padam karena marah itu adalah hiburan tersendiri bagi Yohan. Memangnya Tiara mau lari kemana lagi. Sekali wanita cantik ini jatuh ke pelukan sang presdir, jangn berharap bisa kabur lagi.     

"Sayang... Kamu sesak nafas? Apakah perlu nafas bantuan?" Kata Yohan sambil tersenyum menyeringai genit.     

"Sial! Nafas bantuan apanya? Yang ada aku malah mati kehabisan nafas." Kata Tiara dalam hatinya sambil memedam amarah.     

"Tidak! Dasar mesum! Tidak tahu malu!" Kata Tiara mulai mengeluarkan cacian yang terpendam dalam hati sejak tadi, jengkel, malu, dan rasanya ingin mencekik orang saja. Melihat Yohan di sampingnya, sama seperti ada seekor singa jantan yang sedang mengamati mangsa saja. Rasa tidak tenang da dalam diri Tiara, tetapi ia juga tidak bisa Apa-apa. ya, kenyataannya laki-laki yang seperti singa itu memang papa dari putranya dan Semua sudah terbukti dengan tes DNA saat itu.      

"Ya, Tuhan. Bagaimana ceritanya aku dulu bisa menikah dengan laki-laki seperti itu. Suka menyergap orang seenaknya saja." Kata Tiara sambil menepuk keningnya, ketika melihat Yohan merebahkan tubuhnya di sofa untuk istirahat sejenak. Mungkin di rumah sakit sangatlah membosankan. Tetapi bagi yohan, dimanapun ada istrinya. Ditempat itu akan terasa menyenangkan, asalkan Tiara sehat dan tidak sakit.     

"Sayang... Apakah kau sudah sangat merindukan ku. Sampai seperti l itu kau melihat wajah tampan siamimu ini." Kata Yohan yang diam-diam melirik kearah Tiara yang sejak tadi memangdang Yohan dari jarak jauh.     

"Ya, tuhan. Orang satu ini, selain mesum juga sangat percaya diri sekali. Terserahlah! Pusing aku." Kata Tiara yang sudah bosan dan tidak mau ambil hati perkataan suaminnya itu.     

Yohan hanya tersenyum setiap kali mendengar istrinya mengomel untuk melampiaskan kekesalannya kepada Yohan.     

Tidak lama kemudian orang yang di perintahkan oleh nyonya Kim untuk mengambil ASI untuk baby Kim Tan pun datang.     

Pelayan itu mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan dengan izin tuan mudanya.     

"Masuklah." Kata Yohan yang masih rebahkan tubuhnya dengan santai di sofa.     

"Tuan muda, saya di utus Nyonya besar untuk mengambil ASI untuk tuan muda kecil." Kata bibi Sue sambil tersenyum manis.     

"Kepala pelayan Sue, ternyata itu kamu. Mama... Selalu begitu, ia hanya percaya kepadamu saja. Padahal ini hanya urus yang mudah." Kata Yohan yang mempersilahkan pelayannya itu untuk duduk sejenak dan beristirahat.     

"Tidak apa-apa tuan. Saya senang melakukannya. Sekaligus ingin mengetahui keadaan Nyonya muda." Kata bibi sue yang melihat ke arah Tiara yang bibirnya sedikit agak tebal dan memerah seperti luka gigitan. Bibi Sue hanya tersenyum saja. Ia tahu, itu pasti ulah dari tuan mudanya yang usil ini. Tidak perduli istrinya mau amnesia atau tidak, perilaku Yohan tetap saja sama dan tidak berubah sama sekali.     

Entah bagaimana cara Nyonya mudanya itu akan menghadapi sang tuan muda yang nafsunya diatas rata-rata dengan Istrinya. Bibi sue hanya bisa melihat wajah jengkel dan marah di wajah Tiara saat ini. Tetapi itu justru membuat sang pelayan bahagia.      

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND : THE CEO SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.