CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

739. Aku menolak



739. Aku menolak

0Direktur Jerry Jiang mengerutkan kedua alis matanya. Ia merasa ada yang aneh dengan Han Rui saat ini. Jerry merasa, jika Han Rui Seperti tidak mengerti apa-apa tentang ia bicarakan.     
0

"Han, kau jangan berpura-pura lagi. Tara sedang hamil dan itu anakmu. Bukankah kau datang ke kantor ku hari ini untuk membahas tentang hal ini dan pernikahan kalian berdua?" Kata direktur Jerry Jiang yang menjelaskan tujuan dan inti dari pembicaraan mereka dari tadi.      

Seketika Han Rui menghela nafas dengan kasar dan bengong Seperti orang bodoh. Ia baru sadar, ternyata hari ini ia masuk ke dalam jebakan Tara Jiang. Ia rasanya ingin menertawakan dirinya sendiri karena terlalu bodoh dan mau saja di minta datang tanpa mengecek kebenaran dan tujuannya datang untuk menemui direktur Jerry Jiang. Ternyata ia hanya di jadikan kambing hitam atas perbuatan busuk orang lain.     

"Hah! Apa-apaan ini? Tara hamil, dan aku ayah bayi itu? Ini sungguh gila! Sangat gila! Aku bahkan belum pernah menyentuh wanita manapun, bagaimana bisa bayi itu adalah milikku?" Kata Han Rui yang tertawa kecil seperti orang bodoh. Sungguh gila dan sangat hebat dirinya, jika tampan menyentuh atau memberikan spermanya kepada seorang wanita. Ternyata wanita itu bisa hamil karena benihnya.     

Perasaan di permainkan membuat Han Rui semakin membenci dan muak kepada Tara. Wanita satu ini memang benar-benar ular yang berbahaya. Bisa-bisanya ia berfikir untuk menikah dengan Han, ketika keadaannya sudah hamil dengan laki-laki lain. Masih perawan saja Han Rui belum tentu mau menikah dengannya, apalagi sekarang dengan keadaan perut berisi bayi laki-laki lain.     

 Jedaarrr....      

Bagai disambar petir direktur Jerry Jiang mendengar kata-kata Han Rui yang bergumam pelan pada dirinya sendiri. Meskipun kata-kata Han Rui pelan, manun direktur jerry Jiang bisa mendengarnya dengan jelas. Seketika nafas direktur Jerry Jiang terasa sesak dan dadanya terasa sakit. Jerry Jiang meremas pakaian yang menutupi dada sebelah kirinya dan jatuh terhuyung keatas sofa di belakangnya. Matanya mulai terpejam menahan rasa sakit di dadanya, semkin lama tubuh itu mulai melemas dan lemas.     

"Arrggh.." direktur Jerry hanya bisa menahan rasa sakit itu semampunya meski selanjutnya hanya bisa pasrah. Rasa sakit yang semakin menyiksa.     

Han Rui yang melihat direktur Jerry Jiang yang roboh di depan matanya segera tersadar dari emosi dan kemarahannya. Laki-laki tampan ini dengan sigap berlari untuk membantu direktur Jerry Jiang dengan merebahkan tubuh papa Tara itu diatas sofa agar lebih nyaman dan menelepon ambulance, agar direktur Jerry bisa segera di bawa ke rumah sakit dan mendapatkan pertolongan.     

"Direktur jerry.... Direktur Jerry... Apakah kau baik-baik saja? Tolong jangan bercanda. Sadarlah, please." Kata Han Rui yang mencoba menjaga kesadaran direktur Jerry Jiang agar tidak pingsan. Ia menepuk pipi orang tua Tara dan Tiara ini secara perlahan beberapa kali. Tetapi sepertinya hanya sia-sia saja.     

"Ya, tuhan. Aku mohon, jangan sampai terjadi hal buruk kepadanya." Kata Han Rui dengan cemas.     

Han Rui merasa sangat panik, ia takut terjadi sesuatu kepada direktur Jerry Jiang yang sudah terlihat lemas dan pingsan. Han Rui berlari kearah pintu keluar untuk mencari pertolongan atau meminta bantuan kepada siapa saja yang ada di perusahaan itu untuk membawa direktur Jerry ke rumah sakit, karena menunggu ambulance datang terlalu lama.     

Ketika Han Rui membuka pintu, betapa terkejutnya ia mendapat seorang wanita telah menguping di depan pintu ruangan itu. Rupanya sejak tadi Tara telah mendengarkan obrolan antara papanya dan Han Rui. Tetapi hanya diam saja, hingga dua orang yang ada di dalam ruangan itu sama sekali tidak menyadari kehadirannya. Yang lebih gilanya, Tara tahu, jika papanya penyakitnya kambuh dan sekarat seperti itu. Tetapi tetap saja bengong dan belum mencari bantuan. Sedangkan Han Rui saja yang orang lain sudah panik dan berupaya untuk menolong sebisa yang ia mampu. Entah manusia seperti apa wanita yang ada di depannya itu, hingga Seperti sudah mati rasa saja hatinya dan tidak bisa tersentuh oleh hal apapun kecuali harta dan ketampanan fisik seorang laki-laki.     

"kau! Kenapa kau masih saja bengong disini?! Cepat Panggil orang untuk membawa direktur Jerry Jiang ke rumah sakit." Kata Han Rui dengan nada bicara setengah membentak karena jengkel. Kedua matanya menatap tajam kearah Tara dengan setengah melotot, Seperti sedang memarahi anak kecil yang bandel dan tidak bisa di nasehati setelah melakukan kesalahan.     

Kedua tangan Han Rui mengepal erat menahan amarah, jika saja Tara bukan seorang wanita. Mungkin sudah dari tadi Han Rui memukulnya hingga babak belur. Geram rasanya melihat orng yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan memanfaatkan orang lain untuk kepentingan dirinya tanpa memikirkan perasaan dan keselamatan, dan kesehatan papanya sendiri.     

"Iya... Iya, begitu saja cerewet." Kata Tara yang segera berjalan menuju ruangan asisten Mo untuk meminta bantuan kepadanya.     

Han Rui kembali lagi masuk ke ruangan direktur Jerry Jiang dan memeriksa keadaannya dan memastikan bahwa direktur Jerry Jiang masih bernafas, meskipun denyut nadinya melemah. Han Rui berjalan mondar-mandir mandir di depan tugmbuh direktur Jerry Jiang. Tangannya terasa dingin, perasaannya tidak tenang, wajah terlihat lesu dan pucat.     

"Sial! Mengapa Tara lama sekali." Kata Han Rui yang sudah tidak bisa sabar dan lebih lama lagi menunggu. Ia segera mengangkat tubuh direktur Jerry Jiang yang lumayan berat itu dan berharap bantuan segera datang.     

"Direktur Jerry, anda harus baik-baik saja. Jika tidak, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri." Kata Han Rui dengan terbata-bata. Keringatnya mulai bercucuran, meskipun baru melangkahkan kaki beberapa meter saja keluar dari pintu ruangan kerja direktur perusahaan Jiang Grup itu. Tubuhnya mulai payah, tubuhh laki-laki memang lebih berat daripada wanita. Apalagi Han Rui juga baru mengalami kecelakaan dalam waktu belum lama ini. Tentu tubuhnya juga belum bisa menhan beban yang berat untuk sementara waktu.     

"arhhg... Aku mohon bertahanlah. Jangan sampai jatuh." Kata Han Rui pelan pad dirinya sendiri.     

Asisten Mo dan dua pegawai laki-laki lainnya yang melihat Han Rui berjalan dengan beban berat dan hampir roboh, segera berlari untuk menyongsong dan membantunya. mereka mengambil alih tubuh direktur Jerry Jiang dan segera membawanya menuju mobil dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Sedangkan Han Rui masih berdiri sambil bersandar di dinding di tempat yang sama ia berdiri tadi. Tubuhnya melorot ke dan jatuh ke lantai. Wajahnya pucat dan keringat dingin mulai bercucuran. Ia tidak menyangka tubuhnya selemah ini saat ini. Setidaknya ia bersyukur, karena direktur Jerry Jiang sudah di bawa ke rumah sakit saat ini dan semoga semuanya tidak terlambat.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

L. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

2. PERFECT HUSBAND ; THE CEO'S SWEET WIFE     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.