CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

674. Cuaca Buruk dan hujan lebat



674. Cuaca Buruk dan hujan lebat

0Terlihat bos para penjahat itu mulai panik dan merasa tidak tenang, Setelah mendapatkan laporan bahwa anak para bodyguard sang presdir juga telah sampai di tempat itu dan menyisir hutan sama seperti yang mereka lakukan.     
0

"Sial! Sial! Sial! Dimana yang lain?" Tanya bos penjahat itu yang sedari tadi masih duduk di dalam mobil dan menunggu hasil laporan dari anak buahnya yang mencari Tiara. Tetapi kenyataannya tidak satu pun dari mereka berhasil membawa tiara atau orang yang satu mobil bersama wanita cantik itu kembali.     

"Sepertinya mereka masih di dalam hutan bos." Lapor salah satu anak buahnya yang baru saja kembali dari dalam hutan, sambil di berdiri dekat mobil dan sedikit menundukkan kepala ke dekat jendela mobil.     

"Bagaimana dengan hasil pencarian kalian? Apakah mereka masih hidup?" Tanya sang bos kepada anak buahnya untuk memastikan tidak ada jejak yang tertinggal dari kejahatan mereka. Lebih bagus lagi, jika semua orang yang ada di mobil itu mati dan terbakar menjadi abu bersama dengan mobil itu juga. Dengan begitu tidak ada lagi jejak tersisa yang akan membuat mereka khawatir tertangkap atau di ketahui oleh orang lain.     

Para anak buahnya sejenak terdiam. Tidak ada satupun dari mereka yang berhasil menemukan tiara dan para pelayannya.     

"Mobil mereka terbakar dan meledak bos. Kami rasa mereka tidak mungkin akan selamat. Mengingat tempat ini sangat curam dan mobil juga rusak parah." Kata salah satu anak buahnya melaporkan kejadian di lokasi kebakaran mobil yang sudah hancur menjadi abu itu, Mungkin lebih tepatnya rongsokan.     

"Bagus! Aku ingin melihat presdir brengsek itu menangis darah, sama seperti saat ia menghancurkan keluarga ku. Aku ingin yohan merasakan, bagaimana rasanya sakit kehilangan orang yang dicintai." Kata laki-laki itu sambil tertawa terbahak-bahak, membayangkan sang presdir menangis merana karena kehilangan istri dan calon anak di dalam kandungan tiara.     

Sebenarnya laki-laki ini sama sekali tidak berniat untuk menghabisi atau membunuh tiara dan bayinya. Awalnya laki-laki ini hanya ingin memberi pelajaran kepada sang presdir dan tiara dengan cara menculik istri cantik sang presdir itu, dengan dengan tebusan tertentu sesuai yang direncanakan. Tetapi ternyata takdir berkata lain.     

Tiara dan para pelayannya itu melakukan perlawanan, hingga akhirnya kecelakaan maut itu harus terjadi. Laki-laki itu kemudian meninggalkan lokasi kejadian bersama dengan anak buahnya. Jika tidak, orang-orang sang presdir bisa saja menemukan h     

Jejak mereka dan itu tidak akan menguntungkan bagi laki-laki ini, justru ia akan terancam bahaya karena sang presdir bisa saja langsung melenyapkannya tanpa ampun.     

Disaat yang sama, anak buah penjahat itu yang di tangkap oleh para bodyguard Sang presdir, telah di pukuli habis-habisan. Supaya mereka mengaku dan memberitahukan dimana mereka menyembunyikan tiara saat ini. Tetapi mulut kedua orang itu masih saja tertutup rapat. Meskipun sang presdir sendiri yang turun tangan untuk memukuli mereka.     

"Katakan! Dimana istriku saat ini?" Tanya sang presdir dengan penuh emosi, sambil kedua tangannya terus-menerus menghadiahi kedua laki-laki itu dengan tinju panas yang di arahkan ke segala arah di tubuh keduanya secara bergantian. Sedangkan para bodyguard yang lainnya tetap mencari Tiara di dalam hutan.     

Buk... Buk... Buk...      

Tinju panas mengarah ke wajah, pipi kanan dan kiri. kemudian perut dan dada. Belum lagi di tambah kaki sang presdir yang juga tidak bisa diam begitu saja.     

"Kami tidak tahu, dimana wanita itu sekarang? Dia menghilang begitu saja." Kata salah satu penjahat itu mulai mengaku, karena tidak tahan dengan siksaan dan pukulan yang datang bertubi-tubi dari sang presdir.     

Asisten steve dan Doni berusaha mengendalikan sang presdir dengan cara memegangi tubuhnya, supaya emosi Sang presdir bisa sedikit terkendali. Tetapi kenyataannya emosisang presdir masih saja meluap dan meledak-ledak. Jika hal ini terus terjadi, maka dua orang itu bisa saja mati kehilangan banyak darah karena pukulan sang presdir yang tidak berhenti, meskipun tangan suami tiara itu sudah memar dan bewarna merah dengan darah yang membasahi punggung tangannya.     

"Ampun... Ampun... Kami benar-benar tidak tahu." Kata kedua orang itu, sambil berusaha melepaskan diri. Tetapi sama sekali tidak bisa.     

"Ampun? Cih! Istriku di dalam hutan sana!  Kalian bilang ampun?! Mati saja kau!" Kata yohan yang geram dan menendang keduanya hingga terluka semakin parah dan todak bisa bangun  dan tergeletak di atas badan jalan.     

"Presdir,saya mohon kendalikan amatah anda. Jika tidak mereka bisa mati saat ini." Kata asisten steve ang mencoba menenangkan sang presdir sekali lagi, karena dua orang itu adalah saksi kunci untuk peristiwa ini. Jika mereka mati, tidak hanya istri sang presdir yang sulit untuk di temukan. Tetapi juga pelaku kejahatan terhadap istri sang presdir juga akan hilang jejaknya.     

"Aku tidak perduli, mereka mau mati sekalipun!" Kata yohan yang tetap saja marah.     

"Saya mohon, presdir. Mereka masih sangat berguna bagi kita." Kata asisten Steve.     

Semua orang di tempat itu sudah basah kuyup oleh air hujan, termasuk sang presdir sendiri yang sudah tidak memperdulikan keadaan dirinya sendiri.     

Salah satu bodyguard sang presdir didalam hutan mulai melaporkan kembali hasil pencarian mereka semuanya kepada asisten steve.     

"Hallo, bos kecil.  Kami tidak bisa menemukan istri presdir. Hari semakin gelap. Kami tidak bisa melihat jalan di dslam hutan dengan jelas." Laporan salah satu bodyguard yang merasa kesulitan untuk melanjutkan pencarian Istri sang presdir didalam keadaan seperti itu. Apalagi hujan mulai turun, meskipun tidak terlalu lebat. Tetapi cukup membuat licin jalan-jalan setapak dan tanah di dalam hutan itu. Belum lagi ancaman binatang buas dan liar serta hewan-hewan beracun lainnya yang bisa saja muncul di malam hari.     

"Presdir, Sepertinya kita tidak bisa melanjutkan pencarian malam ini." Kata asisten steve kepada sang presdir karena hari sudsh malam dan cuaca biruk yang tidak mendukung kegiatan pencarian mereka.     

"Kau bilang apa?! Tidak pecarian ini todak boleh berhenti." Kata dsng presdir sambil mendaratkan Tamparan di pipi asisten pribadinya itu karena jengkel. Bagaimana mungkin Steve bisa berkata seperti itu, disaat tiara belum di temukan dan tidak diketahui bagaimana nasibnya.     

Tidak mungkin yohan sebagai suami bisa tenang di rumah dan menunggu hari pagi kembali untuk melanjutkan pencarian, sedangkan malam ini bisa saja terjadi sesuatu yang butuk kepada istrinya di dslam hutan sana.     

Bukkkk...      

Asisten steve terpaksa memukul tengkuk sang presdir hingga laki-laki ini roboh dan pingsan.     

"Presdir, maafkan saya.      

Saya harus melakukan hal ini. Semua ini demi kebaikan presdir." Kata asisten steve.     

Tubuh sang presdir kemudian di bawa masuk kedalam mobil untuk di bawa ke rumah sakit.     

------------------------------     

Hai readers.....     

kita bertemu lagi dengan cerita terbaruku ...semoga suka dengan chapter kali ini. Jangan lupa kirimkan sebagai bentuk dukungan kepada ya, maaf jika mungkin masih banyak salah penulisan dan ejaan ;     

1. Kado (Gift) yang     

2. power stone (PS)     

3. review/ Ulasan 5 bintangⁿ     

4. jejak cantik dengan komentar positif.     

Terimakasih kepada reader yang sudah setia dan mengirimkan 4 poin diatas untuk novel ini, semangat dan terimakasih ataqs dukungannya!      

Jangan lupa baca karya novel saya yang lain ya, yang gak kalah seru dan membuat penasaran dan dag dig dug he....he... terimakasih.     

1. CALON ISTRIKU YANG MANIS     

See you next day, I LOVE YOU ALL....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.