CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

574. Pembalasan untuk Tania dan Youli



574. Pembalasan untuk Tania dan Youli

0Seorang pramugari yang mengamati dokter Glen dan Emelly sejak tadi, berjalan mendekati mereka berdua.     
0

"Tuan dan nona, Apakah ada yang bisa saya bantu? "Tanya pramugari itu sambil tersenyum kepada dokter dan juga Emelly.     

 maksud dari pramugari cantik ini adalah melerai pertengkaran antara dokter tampan ini dan juga gadis cantik itu. Meskipun sebenarnya mereka berdua tidak sedang bertengkar. Dokter Glen hanya sedang meminta penjelasan saja kepada Kitty kecil.     

Dokter segera melepaskan cengkraman tangannya dari dagu Kitty kecil.      

"Oh, tidak ada." Jawab ke tertampan ini dengan cepat.     

" Nona, apakah anda baik-baik saja?" Penyebab dari cantik ini kepada Emelly, yang sedari tadi terlihat sedang di tindas oleh laki-laki tampan di sampingnya.     

"Saya baik-baik saja. Kami hanya bercanda saja. Anda tidak perlu khawatir, dia adalah kakak laki-lakiku." Jelaskanlah kepada pramugari cantik ini.     

Gadis cantik ini merasakan rasa curiga dari pandangan pramugari cantik itu terhadap dirinya dan dokter Glen. Mungkin pertengkaran kecil mereka tadi telah mengambil perhatian dari pramugari cantik ini dan membuatnya mendekat untuk memisahkan mereka berdua.     

"Oh, Jika benar begitu saya minta maaf telah mengganggu tuan dan Nona." kata pramugari cantik ini mau minta maaf dan kemudian pergi meninggalkan dokter Glen dan Emelly.     

"Kakak menyebalkan sekali, membuat orang lain dalah paham saja." Kata Emelly dengan wajah cemberut dan bibirnya manyun karena Jengkel.     

"Iya.. iya, maaf. Tetapi kamu harus tetap menjelaskan semuanya kepadaku, ketika kita sampai di bandara kota C, Amerika nanti." Kata dokter Glen yang tidak juga mau menyerahkan begitu saja. Sekarang ini ia hanya tidak mau Membuat gaduh dalam pesawat saja.     

"Iya, dasar Teddy bear cerewet!" Jawab Emelly sambil membalas keusilan dokter glen dengan mencubit pipi Dokter tampan ini dengan gemas.     

"Aw... Sakit tahu!" Keluh dokter glen sambil mengelus pipinya yang telah memerah akibat cubitan Kitty kecil.     

"Biarkan saja! Siapa suruh kakak tampan usil." Balas Emelly dengan cuek dan malah melipat kedua tangannya di depan dada dan memebuang muka begitu saja.     

"Dasar bocah nakal! Cepat istirahat saja. Perjalan kita masih lama. Sebaiknya kita tidur sejenak." Kata dokter Glen sambil menyandarkan kepala Kitty kecil di bahunya.     

"Tidurlah. Aku akan selalu di sampingmu." Kata dokter tampan ini dalam hati.     

Kitty kecil sama sekali tidak banyak protes. Gadis cantik ini memejamkan matanya begitu saja dan mulai tertidur lelap dengan nyaman hanya dalam hitungan menit. Sepertinya bahu itu jauh lebih nyaman baginya, daripada tempat tidur paling empuk sekalipun.     

Dokter Glen membelai lembut rambut gadis cantik ini secara diam-diam. Kemudian menyandarkan kepalanya di punggung kursi  dan tidur juga.     

---------------------     

Perusahaan Lianxi Grup     

Yohan yang telah selesai bertemu dengan klien bersama dengan asisten steve. Keduanya berjalan sedang berjalan menuju mobil. Sebelum memasuki mobil, yohan mengobrol sebentar dengan asisten pribadinya itu.     

"Steve, apakah kau sudah melakukan semua hal yg aku minta?" Tanya yohan sambil memegang pintu mobil.     

"Apakah yang anda maksud soal maslaah Sekertaris Tang? Jika benar, saya sudah mengurus semua berkas mutasi untuk Sekertaris Tang ke kantor cabang kota J besok pagi. Setelah kita sampai di perusahaan, saya rasa presdir hatus menyiapkan telinga untuk mendengarkan protes dan kemarahan Sekertaris Tang nanti." Kata asisten Steve melaporkan hasil pekerjaannya kepada sang presdir.     

"Presdir ini benar-benar sayang kepada istrinya. Meskipun ibu tiara tidak pernah mengetahuinya secara langsung, tetapi presdir selalu melindunginya dari orang-orang yang ingin menyaki istrinya secara diam-diam. Ya, mungkin suatu saat ibu Tiara pasti sadar akan hal itu dan tidak membuat presdir dalam Posisi sulit terus-menerus." Kata asisten steve dalam hatinya, yang diam-diam mengagumi dan mengidolakan atasannya itu sebagai sosok laki-laki tangguh dan bertanggungjawab baik dalam pekerjaan maupun keluarga.     

Yohan hanya tersenyum sinis. Memang apa yang harus ia takutkan dari seorang wanita seperti Tania ini. Yohan  memang tidakau menyakiti wanita secara fisik. Tetapi dengan kekuasaan yang ia miliki, yohan bisa melakukan apa saja termasuk memecat atau menjauhkan Tania dari kehidupannya dan Tiara.     

"Memangnya kamu sudah menyerahkan dokumen itu kepada Sekertaris Tang?" Tanya sang presdir sambil melangkah masuk ke dalam mobilnya.     

Asisten steve hanya tersenyum sambil memegang lehernya. Tentu saja dokumen itu sudah sampai di tangan Sekertaris Tang. Tetapi tidak langsung dari tangannya.     

"Sudah, presdir." Jawab asisten steve singkat.     

Yohan terlihat sedang berfikir, meskipun tangannya sedang sibuk bermain handphone.     

"Kapan kamu bertemu dengan Sekertaris Tang. Bukankah sejak pagi kau bersamaku di ruangan kerjaku. Bahkan ketika aku sedang melakukan video call dengan Tiara. Kau juga masih duduk di sofa memeriksa berkas kontrak." Tanya sang presdir yang penasaran dengan cara apa asisten pribadinya itu menyerahkan dokumen mutasi ke kantor cabang kepada Sekertaris Tang.     

Jika mengingat sifat Sekertaris Tang, Seharusnya asisten pribadinya ini tidak akan keluar dari ruangan kerja Sekertaris tang dalam keadaan baik-baik saja. Tetapi asisten steve yang bersamanya sekarang terlihat baik-baik saja dan segar. Wajah juga tidak ada luka memar sama sekali. Rambut rapi, jas yang dipakainya juga tidak robek. Yohan rasanya ingin tertawa geli sendiri, ketika membayangkan Sekertaris tang marah. Tentu wanita itu tidak akan jauh berbeda seperti singa betina lapar yang siap menerkam mangsanya, ketika melihat asisten steve.     

"Jangan-jangan kau meminjam tangan orang lain untuk menyampaikannya?" Kata yohan mulai menebak. Sebab sejak tadi asisten steve masih saja terdiam dan belum menjawab pertanyaannya, kecuali memegang lehernya yang merupakan bekas cakaran Sekertaris Tang.     

"Presdir benar. Saya meminta Sekertaris Youli meletakkan berkas itu diatas meja Sekertaris Tang." Jawab asisten steve sedikit malu. Ternyata sedikit trik kecil menghindarinya saja bisa di tebak oleh sang presdir dengan tepat, tanpa meleset sedikitpun.     

"Pufff... Bilang saja, kalau kau takut di cakar lagi oleh Sekertaris Tang ha... Ha...." Kata Yohan sambil tertawa. Yohan sama sekali tidak menyangka, jika asisten steve lebih takut menghadapi kemarahan seorang wanita. Daripada melawan preman atau lawan bisnis perusahaan.     

Asisten steve hanya tersenyum. "Presdir, bisa saja bercandanya. Saya cuma tidak ingin bertengkar dengan seorang wanita saja." Jawab asisten Steve menjelaskan alasan sebenarnya.      

Asisten steve menghindari pertengkaran dengan wanita, karena ketika mereka sama-sama emosi. Laki-laki ini tidak bisa membalas pukulan Sekertaris Tang, sebanyak apapun wanita itu memukul asisten Tampan ini. Daripada babak belur dengan alasan tidak jelas dan konyol. Mungkin cara yang diambilnya lebih aman dan efisien.     

"Ya, sudahlah. Tidak penting, bagaimana caramu memberikan dokumen itu. Yang jelas dia sudah menerima dan membacanya. Untuk selebihnya, biar aku sendiri yang menghadapinya." Kata yohan  yang masih saja bisa tersenyum. Meskipun kemarahan besar dari Sekertaris tang sedang menantinya.     

Yohan dan asisten steve akhinya sudah sampai kembali di perusahaan. Mereka berdua segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam perusahaan.     

"Steve, kau baiklah terlebih dahulu ke ruangaku. Aku masih ada urusan dengan seseorang." Kata yohan kepada asisten steve.     

"Baik presdir." Jawab asisten steve yang berjalan terlebih dahulu menuju lift untuk naik kelantai atas.      

sang presdir berjalan menuju dapur Perusahaan untuk meminta seorang pelayan mengantarkanmu segelas air putih dan meletakkan sesuatu di dalam mangkuk kecil yang atasannya di tutup Dengan selembar tisu.      

Dalam pikiran Yohan. Berdasarkan sifat Sekertaris Tang, wanita cantik itu pasti sudah menunggunya di ruangan kerjanya saat ini.     

"Kau, bawa minuman ini keruanganku dan letakkan diatas meja kerjaku." Kata sang presdir memberikan instruksi kepada pelayan wanita itu.     

"Baik, presdir." Jawab Pelayan wanita itu sambil menganggukkan kepala dan mulai berjalan membawa nampan berisi segelas air putih dan mangkuk itu menuju ruangan yohan.     

Yohan menelepon asisten steve untuk meminta Sekertaris Youli menemuinya di ruangan kerjanya.     

"Tania Tang, kau akan merasakan. Sakitnya sebuah pembalasan. Tiara Mungkin melepaskanmu. Tetapi aku tidak!" Kata yohan dalam hati. Yohan tidak perduli siapa Tania, sekalipun wanita cantik itu adalah seorang nona besar dari keluarga kaya dn berpengaruh di kota S ini. Siapa yang berani menyakiti Tiara, maka dia akan mendapatkan balasannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.