CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

589. Rayuan kecil Tiara



589. Rayuan kecil Tiara

0"sayang, apa kau sudah mengerti?" Kata yohan bertanya kepada istrinya. Sebab hal ini angat penting. Jika salah sedikit saja, justru tiara yang akan celaka nanti.     
0

"Iya, aku paham sayang. Kau siapkan saja semuanya. Jika sudah siap, maka beritahu aku langkah berikutnya. Sekarang aku akan menghubungimu Jonatan terlebih dahulu." Kata tiara yang sudh mulai tersambung Panggilan teleponnya kepada Jonatan.     

"Hallo, sayang. Akhirnya kau menghubungiku juga. Aku sudah berulang kali meneleponmu kemarin. Tetapi kau tidak menjawabnya sama sekali." Kata Jonatan dengan kata-kata manis dan lembutnya kepada tiara.     

"Ada apa kau menghubungiku? Aku sibuk!" Kata tiara ketus dan galak. Sama sekali tidak menggambarkan seorang wanita yang termakan oleh rayuan Jonatan. Memang inilah yang diinginkan yohan. Tiara harus terlihat jual mahal dan angkuh kepada Jonatan, dengan begitu jonathan akan semakin penasaran.     

"Haist... Mengapa kau begitu kasar kepadaku. Apakah di dekatmu sedang ada laki-laki tua itu? Sudahlah, tinggalkan saja dia dan kembali bersamaku." Kata Jonatan yang mulai merayu kembali tiara dengan kata-katanya bualannya.     

Yohan yang mendengarnya percakapan Istrinya dengan Jonatan, Seketika mengepalkan tangannya saat Jonatan menyebutkan laki-laki tua. Dari sisi mana yohan terlihat tua renta, dalam hal apapun dia masih terlihat muda dan tampan. Wajah, karir, harta, tiara tidak kekurangan apapun, bahkan urusan diatas tempan tidur sekalipun. Lalu apa yang menjadi alasan Tiara untuk meninggalkan laki-laki tua ini dan memilih Jonatan?     

"Sudahlah, jangan omong kosong. Mengapa aku harus kembali kepadamu, jika dalam segalanya lelakiku mampu memberikan segalanya. Jangan bercanda, memang mau kau buang kemana saudariku yang cantik dan seksi itu" kata tiara yang mulai menyindir Jonatan dengan kata-kata pedas dan tajam.     

"Ha... Ha... Aku tidak becanda, apakah kau seumur hidup mau hidup dengan laki-laki tua itu. Ayolah, pikirkan sekali lagi. Aku masih muda, tampan, kaya, dan yang jelas aku gagah dan lebih bisa memuaskan dalam hal itu." Kata Jonatan dengan penuh percaya diri. Mendapatkan balasan telepon dari tiara merupakan sebuah keberuntungan besar bagi Jonatan, disaat masa sulitnya yang sudah hampir bangkrut itu. Jonatan harus bisa mendapatkan hati dan kepercayaan tiara secepatnya, karena Perusahaan miliknya sudah tidak dapat menunggu lagi.     

Tiara memandang ke arah yohan yang sedari tadi seperti orang yang sedsng menahan emosi. Tiara tahu, kata-kata Jonatan pasti menyakiti hati suaminya. Siapa juga suami yang rela istrinya di rayu laki-laki lain dan diminta untuk meninggalkannya dengan iming-iming ini itu.     

"Sayang, apakah kau yakin aku harus melanjutkan obrolan ini?" Bisik tiara di telinga suaminnya. Tiara merasa tidak enak hati dan tidak tega juga melihat yohan di katakn laki-laki tua, singa jantan seperti suaminnya yang tua bagian mananya? Pikiran tiara sambil membayangkan yohan dengan rambut banyak uban dan keriput.      

Yohan hanya menganggukkan kepala, sebagai tanda ia tidak apa-apa dan meminta Istrinya untuk melanjutkan obrolannya bersama Jonatan. Yohan juga ingin tahu, sejauh mana keahlian playboy itu untuk merayu seorang wanita.     

"Sudahlah, jika kau masih saja omong kosong dan tidak pada intinya. Aku akan menutup teleponnya." Kata tiara yang malah mulai muak dan malas mendengarkan ocehan tidak penting dari mantan kekasihnya itu.     

"Oh, tunggu! Baiklah, aku sudah menyelesaikan dan memperbaiki kontraknya. Bisakah kita bertemu segera? Sekarang mungkin, atau nanti malam?" Kata Jonatan yang langsung pada tujuannya. Memang kata-kata itulah yang jonathan tunggu-tunggu dari seorang Tiara. Sebab Jonatan tidak mungkin terlalu mencolok memperlihatkan tujuannya.     

"Baiklah, aku akan bertemu denganmu. Tetapi tidak sekarang atau hari ini. Jika aku ada waktu, aku akan memberikan kabar kepadamu nanti." Kata tiara yang mulai mengakhiri percakapan diantara mereka berdua.     

"Oh, baiklah. Aku tunggu kabar baik darimu. " Kata jonatan membalas.     

Telepon keduanya akhirnya berakhir begitu saja dengan janji bertemu yang masih menggantung, tetapi itu sudah membuat Jonatan cukup puas. Setidaknya jonathan ada harapan. Berbeda dengan yohan yang masih merasa belum puas dengan permainan kata-kata jonathan dna ingin mengetahui lebih jauh. Tetapi sepertinya Istrinya sudah merasa tidak nyaman untuk hal itu.     

"Mengapa kau menutup teleponnya?" Tanya yohan.     

"Tentu saja karena kau, sayang. Wajahmu itu terlalu menakutkan untuk bercanda dan konsentrasi. Kau lebih mirip dengan orang yang mau masuk ke ring tinju, di bandingkan sedang menyusun rencana. Bilang saja kau sedang cemburu kepada Jonatan. Jangan berpura-pura lagi, sebab kau tak pandai untuk itu." Kata tiara yang terlihat sedikit jengkel ketika melihat yohan terlalu memaksakan diri untuk menahan perasaannya.     

Yohan hanya tersenyum. Ternyata diam-diam istrinya memperhatikan perubahan raut wajahnya yang kusut dan masam itu.     

"Baiklah, sayang. Tigasmu sudah selesai. Sisanya serahkan kepadaku." Kata yohan sambil memeluk istrinya dengan hangat.     

Tok... Tok...     

"Tuan muda dan nyonya muda. Ada tuan besar menunggu di bawah." Teriak bibi alaen yang menyampaikan kedatangan tuan Kim, setelah selesai memanggil nyonya besar di kamarnya.     

"Iya, bibi. Kami akan segera turun." Jawab tiara dengan suara lantang dan ceria.      

Selain yohan yang sudah sembuh, yang membuat tiara bahagia dan senang adalah papa mertuanya juga ada di villa itu. Siapa tahu mereka akan mengizinkan tiara dan suaminnya untuk menginap di tempat ini beberapa hari saja, Mengingat tiara sudah merasa bosan karena lama tidak keluar rumah dan rindu akan suasana baru.      

"Sayang, mengapa kamu terlihat senang sekali?" Tanya yohan penasaran. Padahal yang datang itu hanya papa mertuanya dan mereka juga hampir setiap hari bertemu, lalu apa hal istimewa yang membuat Istrinya ini merasa begitu senang dan bahagia seperti itu.     

Tiara berbisik di telinga Yohan. "Sayang, tolong bilang kepada papa dan mama, kalau kita ingin menginap disini beberapa hari. Bolehkan?" Kata tiara memohon kepada yohan, dengan harapan suaminnya ini akan mengabulkan permintaan kecilnya itu.     

"Hmm... Sebentar, aku pertimbangkan dahulu." Kata yohan yang mencoba mengulur-ulur waktu untuk membuat Tiara penasaran dan semakin berharap. Padahal semua itu hanya jhal mudah untuk Yohan, jika yohan dan Istrinya ingin tinggal sementara di villa itu, 1 hati, 2 hari, bahkan 1 minggu dan seterusnya. Memang siapa yang akan bisa menghalanginya.      

Yohan pulang ke kediaman papa dan mamanya juga karena permintaan tiara waktu itu. Jika yohan bisa memilih, tentu saja ia akan memilih kehidupan keluarga yang bebas dan tanpa aturan siapapun termasuk mama dan papanya. Dengan begitu yohan bisa mengatur pola hidup keluarga kecilnya sendiri dengan istrinya.      

"Ayolah, sayang. Suamiku paling tampan, baik hati, imut, usil, dan eh'em... eh'em... Selalu membuatku rindu kapan dan dimana pun berada. Mau ya?" Kata tiara yang mulai menggombal merayu yohan dengan manja dan genit.     

"Kau ingin menyogokku dengan pujian dan rayuan kecilmu itu sayang? Sayang sekali, itu tidak mempan. Aku sudah terlalu sering mendengarnya dari wanita lain di luar sana." Kata yohan dengan sedikit jual mahal kepada istrinya. Siapa tahu dengan begitu laki-laki tampan ini akan dapat bonus plus dari Istrinya.     

"Sayang... Kamu jahat." Kata tiara sambil duduk di pangkuan yohan. Kemudian memeluk dan mengecup bibir suaminnya dengan lembuat. Satu lengannya menggelantung di leher suaminnya.     

"Kalau begini bisa?" Kata tiara bertanya kepada suaminya setelah menyelesaikan misinya merayu tahap ke 2.     

"Hmm... Aku mau lihat! Apa kamu berani bilang kalau kau juga mendapatkan hal ini dari wanita lain di luar sana? Kalah tidak mau aku remas-remas seperti jemuran badah." Kata tiara dalam hati yang merasa geregetan dengan yohan.     

"Sedikit... Coba berikan yang plus... Plus... Plus... Lagi. Pasti semakin bisa he... He... Semakin banyak bonus plusnya, semakin vmcepat aku bicara dengan papa. Bagaimana?" Kata yohan sambil tersenyum genit kepada istrinya.     

"Ini... Plus di timpuk bantal mau?" Kata tiara yang gemas kepada suaminya yang semakin lama semakin banyak maunya dan suka menggoda. Tiara mengangkat sebuah bantal yang terletak di sampingnya dan memulai aksinya memukul pelan yohan. Tentu saja pukulan itu tidak akan terasa sakit sedikitpun untuk yohan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.