CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

506. Rencana penipuan



506. Rencana penipuan

0Jonatan yang masih duduk di kursi kerjanya mulai memutar otak untuk bisa bertemu dengan Tiara.     
0

"Apa yang harus aku lakukan?Aku sudah lama tidak bertemu dengan Tiara. Pesanku yang aku tulis di dalam bunga waktu itu juga belum di balas sampai sekarang. Haruskah aku menelepon Tiara?" Kata direktur tampan ini sambil membolak balikkan handphone yang ada di tangannya.      

Andaikan saja direktur tampan ini tahu dimana Tiara tinggal sekarang ini, mungkin ia tidsk akan banyak berfikir dan langsung menghampiri wanita cantik mantan tunangannya itu kerumahnya. Tetapi sayangnya mantan tunangannya itu bak hilang di telan bumi saja.     

"Hallo, Dapatkah saya berbicara dengan ibu Tiara.... Oh, maaf. Maksud saya Sekertaris jiang." Kata jonatan dalam teleponnya dengan Asisten Sekertaris Youli Perusahaan Lianxi Grup.     

"Maaf, dengan Siapa ini?" tanya Youli.     

"Dengan direktur Lee dari perusahaan JT Grup." Jawab jonatan dengan manis.     

"Oh, Maaf direktur Lee. Sekertaris Jiang masih mengambil cuti. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya youli menawarkan bantuan. Yang jelas selama Sekertaris jiang cuti sementara waktu, semua pekerjaannya Tiara akan di lakukan oleh asisten steve.     

"Hmm... Jadi Sekertaris Jiang sedang cuti. Bolehkah saya tahu siapa yang menggantikan Sekertaris Jiang sebagai penanggungjawab proyek yang dikerjakan Perusahaan kami sekarang ini? Saya ini membicarakan hal penting dengan penanggungjawabnya." Tanya Jonatan yang merasa penasaran. Sebenarnya orng seperti apa yang pilih Yohan untuk menggantikan tugas Tiara sementara waktu.     

"Oh, anda bisa berkonsultasi dengan asisten steve untuk sementara waktu ini, sampai ibu tiara bisa masuk seperti biasa." Jawab Youli.     

"Oh, Terimakasih. Saya akan menemui asisten Steve nanti." Jawab Jonatan hanya untuk berbasa-basi saja dengan wanita penerimaan teleponnya itu. Kemudian memutuskan panggilan teleponnya.     

Mana mungkin seorang jonathan bisa menipu asisten yang super teliti seperti Steve. Asisten Tampan itu bahkan tidak kalah berbahaya di banding Yohan dalam hal bisnis. Mungkin hanya beberapa level di bawah master bisnis itu. Tetapi tetap saja asisten steve bukanlah orang yang mudah untuk dibodohi atau di tipu.     

"Asisten steve? Gila! Jika aku menemuinya dengan membawa dokumen ini, sama saja menggali lubang kubur sendiri." Kata Jonatan dalam hati. Laki-laki perempuan ini sekarang menjadi lebih pusing dan tidak tahu harus bagaimana lagi. Jonatan sama sekali tidak ingin menyerah, tetapi kenyataannya caranya laki-laki ini tempuh sekarang terasa buntu baginya.     

"Sial! Kenapa wanita sialan itu hatus cuti disaat seperti ini? Aaargghh..... " Teriak Jonatan yang mencaci maki Tiara. Laki-laki tampan ini, bahkan mengobrak-abrik barang-barang yang ada di atas meja kerjanya. Hingga beberapa kertas berhamburan kelantai.      

"Aku harus bertemu dengan Anne. Dia pasti punya solusi ang tepat untuk hal ini. Aku harus tetap menemui tiara atau nekat bertemu asisten steve nantinya." Kata direktur tampan ini dalam hatinya.      

Jonatan langsung meninggalkan ruangannya menuju ruangan Sekertaris cantiknya, Sambil membawa dokumen yang di berikan oleh Sekertaris Anne tadi.     

Sesampainya di ruangan Sekertaris cantiknya itu, ternyata Sekertaris Anne sedang keluar untuk makan siang bersama dengan teman-temannya. Bisa terbayangkan betapa kesalnya hati jonathan, ia sedang terburu-buru dan pani, sedangkan orang yang ia cari malah menghilang.     

Laki-laki tampan ini mencoba menghubungi handphone Sekertaris Anne, namun handphone wanita cantik ini justru tertinggal diatas meja kerjanya. Entah hal itu di sengaja, atau memang hanya kebetulan saja.     

"Sial! Dasar lintah penghisap darah semua para wanita itu. Ketika aku kaya dan banyak uang mereka menelpel terus menerus kepada ku. Disaat sku hampir bangkrut dan membutuhkan uluran tangn mereka untuk membantu, mereka malah menghilang satu persatu. Sungguh sial hidupku ini!" Kata Jonatan yang berteriak-teriak tidak jelas dengan siapa, untuk melampiaskan amarah dan emosinya. Padahal ruang itu jelas dalam keadaan kosong.     

Setelah 30 mebit berlalu. Terlihat Sekertaris Anne yang sedang berjalan menuju ruang kerjanya bersama temannya, Setelah selesai makan siang.      

"Terimakasih Anne, sudah mentraktir kami hari ini." Kata teman wanita yang merupakan asisten sekretaris cantik ini dan dua sahabatnya yang lain.     

"Ah, kalian terlalu sungkan. Hal kecil saja, tidak perlu berterimakasih. Kitaa adalah teman kerja, sudah seharusnya sesekali saling mentraktir makanan he...he..." Jawab Sekertaris cantik ini sambil memegang gagang pintu ruangannya. Ia sudah bersiap untuk masuk kedalam dan bekerja lagi seperti biasanya.      

Wanita cantik ini samasekali tidak tahu, jika didalam ruangannya Jonatan sudah menunggu dengan wajah masam dan cemberut. Hal yag akan dilakukan oleh laki-laki itu, pasti adalah marah-marah kepada sekretaris cantik ini nantinya karena tidak membawa handphone dan malah meninggalkan diatas meja begitu saja. Hal penting yang seharusnya sudah diselesaikan dengan wanita cantik ini, akhirnya terbengkalai akibat susahnya komunikasi.     

Sekertaris anne masuk dan terkrjut melihat Jonatan sedang duduk dan menatapnya dengan tajam.     

"Direktur, anda disini?ada yang bisa saya bantu?" Tanya Anne dengan berjalan mendekati jonatan kemudian berdiri tepat disamping meja kerjanya.     

"Darimana saja kau! Aku sudah lama menunggu." Jawqb Jonathan dengan wajah dingin dan terlihat marah.     

"Oh, aku hanya  pergi makan siang bersama dengn pegawai yang lain." Jawab Sekertaris cantik ini dengan nada bicara santai seperti biasanya. Jika mereka hanya sedang berduaan saja, berbeda jika mereka sedang bersama pegawai lain atau rekan bisnis perusahaan.     

Brukkk....     

Jonatan membanting dokumen yang diberikan anne kepadanya tadi pagi diatas meja kerja Sekertaris cantik ini.     

Sekertaris cantik ini bengong dan terkejut. Ada apa dengan atasannya itu. Apakah ia melakukan kesalahan dan pembuatan dokumen itu, Sehingga membuatnya marah. Tetapi bukankah, tadi sebelum wanita cantik meninggalkan ruangan direktur tampan itu sudsh membacanya dan tidak ada komplain. Tetapi mengapa sekarang jonatan terlihat sangat marah?     

"Ada apa? Mengapa kau membuang dokumen itu? Apakah ada yang salah dengan isinya?" Tanya Sekertaris Cantiknya ini dangan heran dan penasaran. Apalagi Sekertaris Anne sudah merasa telah mengerjakan dokumen itu dengan tingkat keamanan bagi perusahaan lebih dari 75 persen. Jika Jonatan berhasil mendapatkan tanda tangan mantan tunangan itu. Lalu ada dimana kesalahannya? Wanita cantik ini sendiri hanya bisa menebak-nebak saja.     

"Salah! Semua isinya salah dan tidak berguna lagi." Kqta jonathan sambil marah-marah dan memukul meja kerjanya dengan penuh emosi.     

"Salah? Itu tidak mungkin! Coba jelaskan kepadaku, mengapa bisa seperti itu?" Tanya Sekertaris cantik ini yang tidak bisa percaya, jika hasil kerjanya mengalami kesalahan.     

Direktur tampan itu menjelaskan semua informasi yang ia dapatkan kepada Sekertaris cantik ini. Sekertaris cantik ini hanya manggut-manggut dan tertawa kecil.     

"Hei, mengapa kau malah tertawa? Bukankah kita sudah jelas gagal dua kali sebelum berperang?" Kata jonatan yang penasaran dengan sikap Sekertaris Cantiknya yang di luar dugaannya ini.     

"Ha... Ha... Terus memang apa masalahnya, jika tiara sedang cuti. Kau hanya memerlukan tands tangannya saja, bukan untuk menggantikan pekerjaannya." Ata Sekertaris cantik ini sambil tertawa mengejek Jonatan. Direktur licik dan playboy seperti dia, masih. Saja bisa terlihat bod*h disaat seperti ini. Sepertinya ia memang hanya lihai mempermainkan hati wanita saja.     

"Tentu saja ada hubungannya. Sekarang yang menggantikan tiara adalah asisten steve. Apakah kau berfikir aku bisa untuk menipunya?" Tanya Jonatan dengan setengan marah karena jengkel dengan sikap Sekertaris anne yang aneh itu.     

"Hai... Hai, direktur Lee. Berfikirlah cerdas! Tiara itu hanya sedang cuti saja. Asisten Steve itu hanya pengganti sementara. Cuti juga tidak akan lama, perusahaan sebesar itu tidak akan memberikan cuti lebih dari 2-3 bulan bukan? Kalau lebih itu namanya bukan cuti, tetapi mengundurkan diri." Jelas Sekertaris cantik ini sambil mengambil Posisi duduk, capek juga berdiri terlalu lama dengan memakai high heels.     

"Aku tahu soal itu, tetapi tetap saja. Aku akan berfikir puluhan kali, jika harus berhadapan dengan asisten Steve saat ini." Jawab Jonatan yang sepertinya belum bisa menangkap maksud dari perkataan Sekertaris Cantiknya itu.     

"Tidak ada yang memintamu meminta tanda tangan asisten Steve." Jawab Sekertaris cantik ini dengan singkat sambil tersenyum manis.     

*Sebenarnya apakah sesuatu di balik perkataan Sekertaris Anne?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.