CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

512. Hujan buatan yang romantis



512. Hujan buatan yang romantis

0Nyonya Kim mengambil selang itu dan menyeretnya mendekati Emelly dan Dokter tampan. Dengan cara mengendap-endap wanita cantik ini menyangkutkan ujung selang di pohon didekat keduanya, tepat mengarah ke dokter Tampan dan gadis cantik itu.      
0

Misi selesai wanita cantik ini kembali dengan cara yang sama. Diam dan mengendap-endap tanpa suara ke posisi semula. Memang anak manusia yang sedang di mabuk cinta, terkadang Mereka lupa, jika dunia ini bukan hanya milik berdua. Masih ada ribuan, bahkan milyaran pasang mata yang bisa melihat keduanya melakukan apa saat itu.      

Dua orang ini masih setia dengan pelukan hangatnya, sedangkan kedua orangtuanya judtru sibuk ingin mengerjai dua anak nakal yang tidak tahu tempat itu.     

"Sayang, kamu mau melakukan apa?" Bisik tuan Kim kepada istrinya yang baru saja bertindak aneh.     

Wanita cantik ini hanya tertawa pelan sambil menutup mulutnya, supaya dua orang anak muda yang tidak jauh dari mereka itu tidak mendengarnya.     

"Hujan musim panas." Jawab wanita cantik dengan santai dan bersiap memutar kran air ke posisi maksimal. Supaya semburan air bisa meluncur lebih jauh ke depan.     

Tuan Kim memegang tangan Istrinya untuk mencegah perbuatan konyol itu dilakukan.     

"Sayang, jangan." Kata laki-laki tampan ini sambil menggelengkan kepalanya. Tanda jika ia tidak setuju dengan ide gila itu.     

"Tidak, tenang saja. Aku akan membuat suasananya semakin romantis nanti. He.. he... Papa masuk saja dan melihatnya dari balik jendela.     

Tuan kim hanya menghela nafas pasrah. Laki-laki tampan Ini akhirnya berjalan masuk ke dalam rumah dan mengawasi apa yang bang yang dilakukan oleh istrinya dari dalam rumah.     

Wanita cantik ini dengan usil memutar keran air dengan cepat kemudian berlari ke dalam rumah supaya tidak terlihat oleh emelly maupun dokter tampan, ketika mereka tersadar karena tersiram oleh air selang air seperti hujan yang tengah turun dari langit.     

Crasss....     

Air itu menyembur deras keatas dan turun menimpa tubuh kedua orang anak manuasi yang sedang bermesraan di taman depan itu. Seketika keduanya terkejut, dan tidak percaya.     

"Ah... Ah...." Kata Emelly yang sibuk menyeka wajahnya yang basah akibat semprotan air yang jatuh tepat mengenai wajahnya bagian samping.      

Dokter tampan ini langsung memutar badannya mengambil posisi menghalau semprot air hingga semua air itu mengenai punggungnya.     

" Dasar, ini pasti kerjaan paman dan Tante Kim. Sebab yohan sudah pasti ada di kantor dan tidak mungkin berani melakukan hal yang konyol seperti ini. Tetapi lumayan juga he... He..." Kata dokter tampan ini dalam hati sambil tersenyum senang.      

Rasanya saat ini ia dan Kitty kecil sedang melakukan adegan romantis di bawah hujan. Meskipun matahari sedang tersenyum lebar seolah mengolok-olok mereka berdua. Hujan apa yang jatuh? Ketika senyum sang Surya sedang panas-panasnya dan posisinya tepatnya diatas kepala. Jika pakaian yang di jemur saja bisa kering hanya beberapa menit, tetapi justru Kitty kecil dan kakak tampan sedang basah kuyup karena hujan buatan.     

"Ha... Ha... Kakak tampan kau basah semua." Kata gadis cantik ini tertawa. Padahal dirinya sendiri tidak jauh berbeda.     

Dokter tampan ini memalingkan wajahnya yang memerah merona, karena melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihatnya. Laki-laki tampan ini Segera melepaskan jas dari tubuhnya dan menutupkan ke tubuh Emelly yang pakaiannya terlihat menerawang ( sedikit transparan) dan menempel di tubuhnya karena basah. Sehingga beberapa bagian lekukan tubuhnya dapat terlihat jelas.     

"Sudah, ayo cepat masuk dan ganti pakaian. Nanti kamu bisa terkena flu dan demam." Kata dokter Tampan ini setelah memakaikan jas untuk menutupi bagian depan tubuh gadis cantik ini.     

wajah gadis cantik ini tiba-tiba memerah malu. Ia baru aja sadar, jika sedari tadi kakak tampan merasa tidak nyaman melihat pemandangan indah miliknya. Sedangkan bagi pemilik tubuh itu sendiri justru tidak sadar akan hal itu.     

Mereka berdua berjalan menuju kedalam rumah. Tetapi ketika keduanya sampai di depan, pintu mama cantik sudah berdiri depan mereka.     

"Oh, ada yang basah? Perasaan tidak hujan." Kata Nyonya Kim yang berlagak bodoh dan tidak tahu apa-apa.      

Wanita cantik ini memandang Emelly dan dokter glen dari atas sampai bawah, kemudian dari atas ke bawah lagi sambil memeiringkan kepalanya. Sedangkan tuan Kim Terlihat acuh dan tidak mau ikut campur untuk sementara waktu.      

Laki-laki tampan ini lebih memilih untuk membaca koran, sambil sesekali meminum kopi yang telah di sajikan untuknya sejak tadi diatas meja.     

Dokter tampan dan gadis cantik ini  masih terdiam dan tidak berkomentar. Mereka jelas tahu itu pasti Kerja wanita cantik di depannya saat ini. Siapa lagi yang lebih usil dari mamanya di dalam kediaman itu, ya mungkin lawan yang seimbang dari mamanya hanyalah kakak laki-lakinya yang terlihat dingin itu.      

Sampai akhirnya ada pelayan yang datang bersama Tiara. Keduanya baru saja turun dari kamar tidur yohan dan Tiara.     

"Hana, tolong ambilkan handuk untuk mereka berdua." Kata tiara kepada pelayannya.     

Wanita cantik istri kim yohan ini kemudian  berjalan mendekati kearah adik perempuan suaminya itu dan sahabat suaminya yang masih berdiri di depan pintu dengan air masih menetes dari pakaian keduanya.     

Tidak lama kemudian, Hana membawa dua handuk besar dan memberikannya kepada Emelly dan dokter Glen.     

"Sayang... Kenapa kamu dengan dokter glen basah kuyup seperti ini?" Tanya tiara dengan polos.     

Sebenarnya wanita cantik ini juga bingung, di siang bolong dengan matahari terik dan panas-panasnya. Bagaimana mungkin mereka bisa kehujanan. Sekalipun hujan lokal, juga tidak akan mereka berdua saja yang akan basah.     

"Kami terpeleset masuk ke kolam ikan kak? Main sama ikan, mengejar dan menangkap ikan hias yang lucu-lucu." Jawab gadis cantik ini sambil tersenyum manis.      

Gadis cantik ini tidak akan mungkin mengatakan yang sebenarnya, jika ia dan Kakak tampan baru saja dikerjain oleh mama cantiknya itu dengan semprotan kran air.     

"Eh, main sama ikan. Kenapa tidak mengajak aku?" Kata tiara yang tiba-tiba ingin melakukan hal yang sama dengan adik perempuannya itu.     

Kebetulan wanita cantik ini memang suka dengan ikan hias yang berwarna-warni. Apalagi dia yang sedang hamil seperti itu, mudah sekali menginginkan sesuatu yang terkadang tidak terpikirkan oleh orang lain.     

Gadis cantik ini hanya tersenyum mendengar perkataan polos kakak ipar Cantiknya itu.     

"Kakak cantik, kalau mau berenang. Pelampungnya di lepas dahulu ya." Kata gadis cantik ini sambil tersenyum manis.     

Nyonya kim cuma menghela nafas.     

"Sial! Bocah nakal ini malah membalas apa yang aku lakukan dengan mengerjai kakak iparnya." Kata Nyonya kim dalam hati.     

"Eh, pelampung?" Kata Tiara yang merasa bingung. Perasaan dia tidak pernah memakai pelampung atau balon apapun saat ini.     

Tuan kim menepuk keningnya sendiri dengan koran yang ada di tangannya. Sedangkan dokter Glen tersenyum sambil memalingkan wajahnya dan  menutup mulutnya dengan salah satu tangannya. Pelayan wanita di belakang Tiara hanya bisa menunduk malu sambil menahan tawa.     

"Kalian berdua, cepat masuk dan ganti pakaian sana!" Kata Nyonya kim yang tidak rela menantu Cantiknya yang polos ini di kerjai  oleh Putri Cantiknya itu, hanya untuk membalas Keusilannya.     

"Oke!" Jawab gadis cantik ini dengan penuh semangat.     

"Kakak cantik, pelampung yang ini loh!" Bisik Emelly sambil mencolek perut buncit Istri cantik kakak laki-lakinya itu.     

"Ha... Ha... Dasar nakal ya. Mana bisa di copot." Kata wanita cantik ini yang tiba-tiba tertawa ketika mengerti apa yang fi maksud pelampung oleh Emelly adalah perut buncitnya yang seperti balon besar itu.     

Gadis cantik ini hanya tersenyum dan kemudian berjalan menuju kamar tidurnya. kemudian diikuti oleh dokter glen yang berjalan di belakangnya, yang juga melangkahkan kaki ke kamar tamu yang kebetulan searah dan berada tepat di samping kamar Gadis Cantik ini.     

"Sudah, duduk dan mengobrol saja dengan kami. Jangan dengarkan perkataan bocah nakal itu." Kata Nyonya Kim sambil menggandeng tangan Tiara untuk menuju kursi untuk duduk.     

* Dimana sang Presdir saat ini? Mengapa sejak tadi tidak terlihat?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.