CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

522. Kekecewaan



522. Kekecewaan

0RUANG TAMU KEDIAMAN KELUARGA JIANG     
0

Sesampainya di dalam kamar mandi Jerry jiang sudah mulai curiga, ia tidak yakin jika hal yang dilakukan Istrinya benar. Tetapi setelah ia memeriksanya, suhu air sudah lumayan hangat. Kali ini sonya lulus tes suaminya dengan baik. Hmm... Hadiah apa yang harus diberikan Jerry jiang untuk Istrinya, supaya semakin semangat dan betah di rumah?     

"Hmm... Lumayan. Good job, sayang." Kata Jerry jiang pelan dan tersenyum tipis.     

Jerry tahu, Sonya bukannya tidak bisa melakukan beberapa pekerjaan rumah, tetapi memang tidak terbiasanya. Lagipula di rumah juga ada byk pelayan yang bisa membantu, jika ia menginginkan bantuan. Sebenarnya bukan itu maksud Jerry untuk membuat Istrinya melakukan pekerjaan rumah. Ia hanya ingin Istrinya tidak berlebihan melakukan liburan dan berfoya-foya tidak jelas diluar sana. Laki-laki ini kemudian berendam dalam air hangat untuk beberapa waktu.     

Setelah selesai mandi Jerry Jiang segera turun ke bawah untuk makan malam. Istrinya sudah mengingatkan kepadanya, untuk segera turun setelah selesai mandi. Wanita cantik itu sudah menyiapkan makan malam dan menunggunya di ruang makan.     

Saat Jerry jiang turun ke ruang makan. Saat ia Masih berdiri menuruni anak tangga. Suami Sonya yang ingin melihat asisten pribadinya tengah menunggu di ruang tamu.     

"Asisten Mo, kapan kau datang?" Kata direktur Jerry sambil berjalan mendekat ke arah sofa.     

Asisten Mo Segera berdiri dan memberi salam kepada direktur Jerry Jiang.     

"Selamat malam direktur, saya baru saja datang."      

"Oh, baiklah. Silakan duduk. Apakah kau sudsh membawa dokumen yang aku sebutkan."  Kata direktur Jerry Jiang sambil duduk di kursi lain di depan asisten Mo.      

"Iya, direktur." Jawabnya sambil menyodorkan dokumen-dokumen yang berada di tangannya.     

Direktur Jerry menerima dokumen itu dan meletakkannya diatas meja. Tidak lama kemudian terdengar suara mobil baru saja tiba.      

Terdengar suara bel pintu rumah berbunyi. Seorang pelayan bejalan dengan cepat kerah pintu dan membukanya.     

"Oh, tuan muda Jonatan." Kata pelayan wanita ini dengan suara pelan, ketika melihat seorang laki-laki berdiri di depan pintu.     

"Saya ingin bertemu dengan nona muda Tara. Apakah dia ada di rumah?" Kata Jonatan sambil tersenyum seperti biasanya.      

Jonatan bukanlah yohan yang selalu mengeluarkan ekspresi wajah datar dan dingin setiap bertemu dengan orang lain. Jonatan lebih terlihat ramah dan hangat.     

"Xin er, Siapa yang datang?" Tanya tuan besar Jerry kepada pelayannya yang sedang berdiri di dekat pintu.     

"Tuan muda Jonatan, tuan besar. Beliau ingin bertemu dengan nona muda." Jawab pelayan wanita itu dengan suara sangat lembut dan sopan.     

Wajah Jerry jiang Seketika berubah masam. Laki-laki ini sama sekali tidak sudi bertemu dengan keluarga penghianat itu, siapapun orangnya. Tidak perduli itu Jian Lee, susan Lee ataupun jonathan Lee. Baginya semua orang di keluarga itu adalah seorang penghianat yang menjijikkan.     

"Katakan padanya Tara tidak ada dirumah dan jangan pernah kembali lagi ke rumah ini untuk mencari Tara." Kata tuan besar memberikan perintah.      

Jerry tidak rela putrinya memiliki atau berhubungan lagi dengan keluarga itu. Ia akan menolak mentah-mentah siapapun dari keluarga itu yang datang kepadanya, sekalipun memohon sambil berlutut untuk meminta pertolongan kepadanya.     

Jonatan yang berada di luar pintu mendengar semuanya dengan jelas. Hati laki-laki tampan ini begitu hancur dan kecewa, sehingga timbul amarah dan dendam terselubung di dalam hatinya. Memang siapa Jerry jiang yang mampu menghalangi langkahnya untuk menemui siapa saja yang ia mau. Asal laki-laki tua itu tahu! Laki-laki tampan ini berdiri di depan pintu atas permintaan putrinya yang merepotkan itu, yang manja dan menyebalkan. Tetapi Jerry jiang malah dengan seenaknya menghina dirinya seperti anj*ng yang datang untuk meminta makanan.     

"Baik, tuan besar" jawab pelayan itu sambil berjalan kembali menuju pintu untuk mengusir jonathan dengan cara halus dan sopan.     

"Tunggu!" Teriak tara yang mendengar semua perkataan papanya, ketika sedang menuruni anak tangga.     

Seketika pelayan itu berhenti dan menoleh belakang. Wajahnya terlihat bingung, nona besarnya pasti akan memberikan perintah yang berbeda dengan tuan besarnya. Jika itu terjadi, perintah siapa yang harus pelayan kecil ini laksanakan?     

"Jangan sekali-kali kau berani mengusirnya! Aku yang mengundangnya kemari." Kata wanita cantik ini sambil berjalan mendekat kearah pintui. Tara sendiri yang akan membuka pintunya untuk Jonathan, jika Papanya tidak mengizinkan.     

"Jika kau berani melangkahkan kakimu satu langkah saja untuk pergi bersamanya. Maka untuk selamanya rumah ini tertutup untuk mu." Kata Jerry jiang dengan tegas dan suaranya begitu keras.      

Suara itu mungkin akan terdengar Langsung oleh telinga laki-laki tampan itu di luar sana. Sepertinya Jerry jiang memang sengaja melakukannya. Itu adalah salah satu bentuk pembalasan kecil dari keluarga Jiang kepada keluarga Lee.     

"Papa... Please, papa sudah berjanji kepadaku. Sebelum aku berangkat ke kota J, aku bisa melakukan apa saja yang aku suka. Anggap saja malam ini aku makan malam perpisahan dengan jonatan." Kata Tara juga tidak mau kehilang tambang emasnya yang lain begitu saja.      

Walaupun jonathan begitu playboy dan menyebalkan, tetapi setidaknya di bukan laki-laki yang pelit untuk diajak bersenang-senang. Selain itu Jonatan juga selalu ada kapanpun wanita cantik ini menginginkannya.     

"Tidak! Jika Papa katakan tidak, itu berarti tidak!" Kata Jerry jiang dengan tegas sekali lagi.     

"Papa jangan keterlaluan. Papa ingin apa? Ingin aku tanda tangan di dalam dokumen itu? Oke! Baiklah. Aku akan tanda tangan, tetapi setelah itu aku akan pergi dengan jonatan dan papa tidak bisa menghentikannya!" Kata wanita cantik ini dengan emosi dan marah.     

Tara bahkan menandatangani sebuah dokumen perjanjian begitu saja tanpa membacanya terlebih dahulu karena terlalu emosi.     

Brakkk.... Tak... Tak...     

Wanita cantik ini menggebrak meja dengan tangannya dan membanting bolpoin tepat di depan mata papanya.     

"Sudah puas!" Kata wanita cantik ini sekali lagi berteriak kepada Papanya dengan suara yang keras.     

Tara kemudian meninggalkan ruang tamu begitu saja tanpa banyak bicara. Wanita cantik ini kemudian berjalan menuju pintu keluar rumah. Tara akan bertemu dan pergi makan malam dengan jonatan yang sejak tadi masih bertahan berdiri di teras rumah itu, meskipun ia bisa mendengar dengan jelas penghinaan yang di katakan oleh Jerry jiang dari dalam rumah.     

"Sayang, ayo kita pergi." Kata tara sambil menggandeng mesra lengan Jonatan.     

"Apa kau yakin? Papamu tidak mengizinkan kau pergi denganku malam ini." Kata laki-laki tampan ini seolah tidak masalah dengan semua yang di katakan oleh papa wanita cantik ini. Meskipun pada dasarnya sedaritadi jonathan hanya bisa mengepalkan tangannya diam-diam menahan emosi di dslam dirinya yang hampir saja meledak-ledak.     

Di dalam hati Jonatan sekarang justru sedang tertawa terbahak-bahak untuk menertawakan Jerry jiang yang kalah dengan kesombongannya sendiri. Sebab putri yang ia banggakan sekarang justru lebih memilih pergi bersama dirinya, daripada menurut dengan perintah papanya. Meskipun sudah mendapatkan ancaman yang tegas, bukankah sudah jelas jika saat ini Jonatan jauh lebih berharga dibandingkan papanya sekalipun.     

"Sudah lupakan saja, yang penting kita senang-senang malam ini. Bawa aku makan ke restoran favorit kita. Setelah itu kita minum sampai puas. Aku ingin bahagia malam ini." Kata wanita cantik itu yang sudah tidak perduli lagi dengan apa yang akan di pikirankan atau dilakukan papanya nanti kepadanya. Yang jelas ia hanya ingin melepaskan beban berat yang ada dipikirannya saat ini.     

Tara dan jonathan sudah berangkat makan malam dan bersenang-senang dengan memakai mobil laki-laki tampan itu. Hal itu lebih memudahkan Tara, setidaknya ketika mereka pulang dslam keadaan mabuk nanti. Wanita cantik ini tidak perlu repot-repot memikirkan nasib mobilnya, hmm.... Lebih tepatnya mobil papanya.     

"Direktur, apakah anda baik-baik saja?" Tqnya asisten Mo kepada Jerry jiang yang wajahnya terlihat masam dan berfikir serius. Ia bisa merasakan kekecewaan direktur Jerry jiang atas sikap putrinya malam ini.     

*Apa yang akan dilakukan oleh direktur Jerry jiang selanjutnya? Haruskah ia menyerah saja untuk merubah sikap putri sulungnya itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.