CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

523. Tiket Pesawat



523. Tiket Pesawat

0"Direktur, apakah anda baik-baik saja?" Tanya asisten Mo kepada Jerry jiang yang wajahnya terlihat masam dan berfikir serius. Ia bisa merasakan kekecewaan direktur Jerry jiang atas sikap putrinya malam ini.     
0

"Aku tidak apa-apa. Sepertinya aku harus mempercepat keberangkatan Tara. Tolong pesankan tiket untuk ke kota J besok siang untuk Tara." Kata Jerry jiang yang sudah mulai putus asa dengan sikap Tara.     

"Baik, direktur." Jawab asisten Mo dengan singkat. Laki-laki ini sudah tidak berani bertanya lebih lanjut lagi, Setelah melihat ekspresi wajahnya direktur Jerry yang terlihat kecewa dan sedih.     

"Xin er, kamu kemas barang-barang tara di kamarnya dan letakkan di depan pintu  rumah ini. Tidak ada yang boleh membuka pintu untuknya, tanpa seizinku!" Kata Jerry jiang dengan tegas. Kali ini ia tidak akan mentolerir lagi sikap keras kepala Tara.      

"Baik, tuan besar." Kata pelayan wanita yang biasa melayani tara dengan sabar. Meskipun nona muda satu itu memang sangat galak dan menyebalkan. Tetapi jika nona mudanya harus meninggalkan rumah, apakah dia sebagai pelayan juga harus ikut bersamanya? Mungkin hal itu akan ia tanyakan kepada tuan besar nanti.     

Xin er berjalan menuju kamar tidur Tara dengan hati bingung dan takut. Pelayan ini takut, jika tiba-tiba nona muda itu pulang dan melihatnya sedang membongkar barang-barang lemari tanpa seizinnya. Tentu hal itu akan membuat tara marah besar, jika hal itu terjadi? Ia hanya bisa meminta perlindungan kepada tuan Jerry jiang.     

Jerry jiang melanjutkan pembicaraannya dengan asisten Mo di ruang tamu. Ketika keduanya sedang serius membahas masalah Perusahaan, tiba-tiba sonya datang dengan wajah masam dan cemberut.     

Wanita cantik ini telah menunggu suami dan anaknya sangat lama di ruang makan. Tetapi mereka justru tidak kunjung datang untuk makan malam.     

"Sayang... Mengapa kamu lama sekali? Aku sudsh menunggumu sejak tadi. Oh, ada asisten Mo. Ayo, sekalian makan malam bersama." Kata sonya sambil tersenyum ramah.     

Asisten Mo hanya bengong melihat senyuman manis itu. Biasanya hanya wajah sombong dan acuh saja, yang sering ia lihat dari wajah nyonya besar jiang.     

"Eh, apakah ada yang salah? Mengapa Nyonya jiang berubah sangat ramah? Mungkin direktur sudah berhasil membuat Nyonya besa sedikit merubah sikapnya." Kata asisten Mo dalam hati.     

"Terimakasih, Nyonya Jiang. Maaf, saya harus segera pulang. Istri dan anak saya sudah menunggu untuk malam." Kata asisten Mo menolak dengan halus. Laki-laki ini hanya berfikir bahwa direktur jiang mungkin saja ingin menikmati suasana romantis dengan istrinya. Hanya berdua untuk mengembalikan suasana hatinya yang kacau karena ulah Tara.     

"Oh, sayang sekali. Padahal ini adalah masakan yang pertama kali aku buat." Kata sonya berharap asisten pribadi suaminya itu berubah pikiran dan mau bergabung untuk makan malam bersama mereka.     

Asisten Mo hanya bisa tersenyum. Laki-laki sendiri tidak yakin dengan hasil masakan dari Nyonya jiang.      

"Direktur, semoga anda baik-baik saja." Kata asisten Mo dalam hati.     

"Sekali lagi saya minta maaf Nyonya jiang. Saya sudah berjanji makan malam di luar dengan keluarga saya malam ini. Selamat menikmati makan malam romantis berdua tuan dan nyonya Jiang. Saya pamit pulang terlebih dahulu." Kata asisten Mo yang segera meminta izin pulang. Laki-laki ini tidak ingin mengganggu terlalu lama di kediaman itu.      

Setelah asisten Mo pulang, Sonya Segera meraih yangan suaminya dengan manja.     

"Sayang... Ayo kita ke ruang makan." Kata wanita cantik ini sambil merangkul mesra lengan suaminya dan mengajaknya berjalan menuju tuang makan.     

"Baiklah." Hanya singkat itu yang terucap dari bibirnya suaminya.     

Sesampainya di ruang makan. Jerry jiang hanya menghela nafas, ketika melihat makanan yang tersaji di meja makan. Ya, tentu bisa di bayangkan makanan seperti apa yang di masak pertama kali oleh istrinya dan rasanya juga tidak akan jauh dari pikirannya. Tetapi bagaimanapun rasanya, Jerry jiang akan tetap menghargai usaha Istrinya itu untuk memasak untuknya.     

Laki-laki ini duduk manis dengan dilayani oleh istrinya. Wanita cantik itu mulai mengambikan nasi dan lauk-pauk kesukaan suaminya dan meletakkannya di meja, di depan Jerry jiang.     

"Sayang, ayo cepat cicipi masakanku." Kata Sonya bersemangat.     

Jerry jiang mulai mengambil sesendok nasi beserta lauknya dan memakannya. Satu sendok makanan yang membuatnya harus memejamkan mata beberapa detik untuk menahan rasanya.     

"Bagaimana rasanya? Apakah tidak enak?" Kata Sonya memandang kearah suaminya penuh harap dengan jawaban yang keluar dari mulut suaminya adalah kata "enak". Tetapi Jerry jiang sedari tadi masih saja terdiam dan belum menjawab.     

"Enak" Akhirnya Jerry jiang menjawab.      

Suatu kata yang di nantikan oleh Sonya sejak tadi. Hanya senyuman bahagia dan puas yang ingin di lihat Jerry jiang dari Istrinya, meskipun pada kenyataannya masakan istrinya kelebihan garam dan sebagian sedikit gosong.     

"Kalau memang enak, kamu harus makan yang banyak." Kata wanita cantik ini sambil tersenyum dan menambahkan lauk-pauk kembali keatas piring makan suaminya.     

"Aku bisa mati, jika harus menghabiskan makanan sebanyak ini." Kata Jerry jiang dalam hati.     

"Sudah cukup. Aku sudah kenyang. Mengapa kau tidak makan? Makanlah." Kata Jerry Jiang dengan lembut.      

Malam ini Jerry tidak ingin bertengkar dengan Istrinya. Mungkin mengambil hati Istrinya memang harus dengan cara perlahan-lahan.     

"Tidak, aku akan makan setelah kamu selesai makan." Jawab sonya sambil tersenyum manis, menunggu suaminya selesai makan.     

Setelah Jerry jiang selesai makan dan pergi. Barulah wanita cantik ini mengambil makanan dengan hati yang senang. Tetapi ekspresi wajah bahagia itu Seketika berubah ketika satu sendok makanan masuk ke dalam mulutnya.     

Makanan itu benar-benar kelebihan garam dan terasa sangat asin. Tetapi wanita cantik ini memang harus berterimakasih kepada suaminya yang sengaja memuji masakan, meskipun terasa kurang lezat.     

--------------------     

KEDIAMAN KELUARGA BESAR KIM     

Nyonya Kim sedang memanggil An an secara pribadi untuk memintanya bersiap-siap untuk berangkat besok pagi.     

"Nyonya besar, anda memanggil saya?" Tanya An an sambil tertunduk. Pelayan wanita ini sudah merasa, jika masa kerjanya di kediaman ini sudah tidak lama lagi.      

"Ya, apa kau sudah tahu mengapa aku memanggilmu kesini?" Tanya nyonya Kim sambil memandang ke arah An an.     

"Ya, nyonya besar. Saya akan menerima semua keputusan tuan dan nyonya." Kata pelayan wanita ini terlihat pasrah. Tetapi sebenarnya di dalam hatinya sungguh tidak rela meninggalkan kediaman ini.     

Bagaimanapun caranya, suatu hari nanti ia akan mencari cara untuk kembali ke tempat ini dan bekerja kembali di kediaman ini untuk melayani tuan muda Kim Yohan.     

Nyonya Kim memberikan tiket pesawat terbang untuk ke Amerika. "Kau bisa istirahat lebih awal dan mempersiapkan barang-barang yang akan kamu bawa. Besok pagi, Sam akan mengantarkan kau ke bandara. sesampainya disana kau akan di jemput oleh sopir kami. Jadi kau tidak perlu khawatir." Kata Nyonya kim menjelaskan kepada An an yang mungkin sedikit khawatir, sebab ini adalah perjalanan ke Amerika untuk pertama kali.     

"Baik, Nyonya besar. Terimakasih." Jawab An an yang langsung meninggalkan ruangan itu setelah Nyonya kim selesai urusan dengannya.     

Pelayan muda ini  berjalan ke kamarnya  dengan wajah terlihat sedih dan kecewa. Secara tidak sengaja pelayan muda ini berpapasan dengan Joni yang keluar dari kamar.     

"An an... Mengapa kau terlihat sedih?" Tanya sopir pribadi keluarga kim kepada wanita pujaannya itu.     

"Tidak apa-apa." Jawab An an singkat.     

Joni melihat kearah selembar kertas yang berada di tangan pelayan muda itu.     

"Kau ingin pergi?" Tanya joni seklai lagi.     

"Ya, Nyonya memindahkan aku ke kediamannya yang di Amerika. Meskipun sebenarnya aku tidak ingin pindah kesana." Jawab an an yang masih berharap Joni bisa memohon kepada nyonya besar untuk membatalkan kepergiannya besok.     

Joni tahu, hal ini pasti berhubungan dengan tuan muda. Sebab laki-laki tampan ini pernah melihat sendiri An an menggoda tuan mudanya dengan sengaja menjatuhkan dirinya kepelukan tuan muda kim Yohan.     

*Apakah joni akan membantu an an atas dasar perasaan cintanya kepada pelayan cantik ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.